Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota DPRD NTT Sebut "Tour de Flores" Tak Beri Dampak untuk Masyarakat

Kompas.com - 16/07/2017, 10:04 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com - Anggota DPRD Nusa Tenggara Timur (NTT) Yohanes Rumat mengatakan kegiatan Tour de Flores (TdF) tidak memberi dampak langsung untuk masyarakat dan pariwisata di wilayah NTT.

Menurut Rumat, dampak dari dari TDF yang sudah berjalan tahun 2016 lalu dan yang sedang berlangsung tahun ini hanyalah gaung promosi. Sedangkan dampak langsungnya tidak ada, terutama berkaitan dengan devisa negara atau daerah.

Jika dilihat saat ini, lanjut Rumat, yang sangat disayangkan yakni anggaran APBD 1 dan 2 yang fantastis hanya digunakan untuk "membuang uang" seperti biaya panitia, sewa mobil, panitia sanggar, makan dan minum, juga bahan bakar minyak. Semuanya ,kata dia, ditanggung oleh pemerintah daerah.

"Biaya pesawat untuk para petualang sepeda dari Kupang ke Larantuka. Singkat kata, ini ibarat orang miskin dari daerah miskin, biayai orang kaya dari negara kaya," kata Rumat kepada KompasTravel, Sabtu (15/7/2017).

Hal Ini, kata Rumat, jelas bertentangan dengan teori pariwisata yang mestinya datangkan devisa atau rupiah. Sebaliknya, TdF dianggap malah bocorkan devisa atau APBD.

"Saya ambil contoh anggaran yang tidak rasional untuk TdF di Kabupaten Sikka yang diumumkan secara terbuka. Merek sewa mobil sebanyak 106 unit, kapal laut satu unit untuk mobilitas peserta dan panitia. Pengadaan bahan bakar minyak, padahal sudah sewa mobil. Selanjutnya sewa jasa penari dan beli lagi baju penari. Ini semua untuk apa? "tegas Rumat.

Pemerintah NTT, kata Rumat, harusnya memberdayakan pelaku pariwisata yang ada di NTT seperti Asita, PHRI dan HPI. Salah satunya saat ini yang sedang dilakukan oleh Asita NTT adalah kegiatan Komodo Travel Mart 2017 dengan tujuan mencari pasar baru wisatawan domestik dan mancanegara, dengan cara mempertemukan para penjual dan para pembeli paket wisata.

Komodo Travel Mart akan mengemas produk-produk wisata berupa obyek wisata alam, budaya, obyek buatan manusia, produk kamar hotel dan restoran, produk transportasi laut, juga transportasi udara dan darat.

Selanjutnya produk guide bahasa Indonesia, Inggris, Perancis, Jerman, produk studi banding dan penelitian, produk tur kapal pesiar untuk full day tour dan half day tour, produk spesial seperti Semana Santa Larantuka, produk Pasola di Sumba dan produk penangkapan ikan paus di Lembata.

"Di sini dituntut pemerintah ikut partisipasi untuk membiayai atau memfasilitasi para pelaku, bukan pemerintah yang datang ke sana. Jadi yang diundang ke NTT itu adalah pelaku penjual dan pembeli paket wisata," sebutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com