Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Umbiro, Tradisi Kampung Rajong Koe di Flores Menghormati Alam

Kompas.com - 09/08/2017, 09:15 WIB
Markus Makur

Penulis

Ritual ini seperti tarik tambang adat. Uniknya, yang melakukan Umbiro adalah kaum perempuan melawan kaum laki-laki dengan berpakaian adat songke, selendang dan destar di kepala serta Bali Belo.

Saat meritualkan Umbiro diiringi lagu-lagu yang berhubungan dengan padi. Meminta alam semesta, leluhur dan Tuhan Maha Pencipta untuk memberikan hasil yang berlimpah dan menjaga padi dari gangguan roh-roh halus.

Umbiro juga adu kemampuan antara kaum perempuan dengan laki-laki. Sebelum dilaksanakan ritual itu di pinggir ladang, terlebih dahulu dipersembahkan sesajian kepada alam, leluhur dan Tuhan Maha Pencipta dengan benda ayam, babi dan kambing serta benda-benda lainnya.

Ritual adat orang Manggarai Timur selalu berhubungan dengan alam semesta, padi, jagung, serta berbagai umbi-umbian.

Ritual ini secara alamiah dibuat leluhur orang Manggarai Timur karena pada zaman dahulu alam selalu dekat dengan manusia dan segala sesuatu berhubungan dengan alam semesta.

Lalu tradisi ini diwariskan kepada anak-anak dan generasi berikutnya sampai di zaman teknologi pertanian yang sangat canggih.

Kepala Suku Ndolu di Desa Ranakolong, Thomas Jala kepada KompasTravel, Selasa (1/8/2017) menjelaskan, tradisi Umbiro selalu diritualkan di ladang-ladang komunal secara bersama-sama.

Maksud dari tradisi ini adalah meminta alam semesta, tanah, leluhur dan Tuhan agar buah padi panjang dan bulir-bulirnya padat dan berlimpah. Ritual ini selalu dilaksanakan di ladang-ladang masyarakat.

"Segala sesuatu yang kami lakukan selalu berhubungan ritual-ritual adat, baik dengan alam semesta maupun manusia. Kami orang adat yang selalu menghargai tradisi dan ritual-ritual yang diwariskan leluhur. Yang lebih mendalam dari berbagai ritual adat adalah ritual menghormati padi, jagung dan berbagai jenis umbi-umbian. Ada juga ritual menghormati sumber mata air yang disebut Karong Wae (ritual menghormati sumber mata air),” katanya.
                
Thomas mengaku bangga bahwa ritual-ritual yang berhubungan dengan padi, jagung dibuat dalam bentuk tari-tarian yang dikembangkan oleh pelajar dan guru di Sekolah Dasar Inpres Nunur, SDK Waekekik, SDI Messi dan Sekolah Menengah Atas Negeri II Kota Komba.

Berbagai ritual itu dipentaskan dalam berbagai festival budaya di tingkat kabupaten bahkan dipentaskan dalam gala dinner lomba balap sepeda internasional.

"Saya dengar bahwa tradisi Umbiro sudah terkenal di Belgia, bahkan baru-baru ini tari-tarian itu dipentaskan kepada pebalap sepeda internasional yang datang dari berbagai negara di dunia ini," katanya.

Tua-tua adat dari Kampung Rajong Koe, Desa Mbengan, Kecamatan Kota Komba, Manggarai Timur, Flores, NTT, Selasa (1/8/2017) menabuh gendang dan gong untuk mengiringi para penari Umbiro. KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Tua-tua adat dari Kampung Rajong Koe, Desa Mbengan, Kecamatan Kota Komba, Manggarai Timur, Flores, NTT, Selasa (1/8/2017) menabuh gendang dan gong untuk mengiringi para penari Umbiro.
Instruktur sekaligus Guru SDI Nunur, Binsensius Joman menjelaskan, saat merayakan pesta emas SDK Waekekik, Selasa (1/8/2017), sebanyak 30 siswa dan siswi sekolah dasar mementaskan tarian Umbiro.

Bahkan, saat gala dinner Tour de Flores di Pantai Muara Borong dipentaskan tarian ini. Tradisi ini berhubungan dengan menghormati padi dan jagung serta umbi-umbian.

Menurut Joman tradisi Umbiro adalah tradisi yang dilaksanakan di pinggir ladang saat padi mulai berbunga dan biasanya dilaksanakan pada bulan Maret.

"Ada sepuluh nyanyian dibawakan di antaranya Mai taung, Sai Ndereng, Api sili, Kepe Le, totok ametong, lowing, suku wela suwuk, ole nara ge, Beteng Jerek, O rure, dan Kole Ge," katanya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com