Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serunya Panen Madu Hutan di Danau Sentarum

Kompas.com - 05/11/2017, 21:05 WIB
Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan

Penulis


KAPUAS HULU, KOMPAS.com - Pernah mencicipi madu hutan Kapuas Hulu? Ya, madu hutan merupakan salah satu primadona andalan Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Salah satu wilayah penghasil madu hutan di Kapuas Hulu berada di kawasan Taman Nasional Danau Sentarum.

Tak hanya memiliki panorama alam yang indah, Danau Sentarum juga punya segudang potensi wisata yang menantang dan menarik untuk dikunjungi. Salah satunya adalah menyaksikan langsung proses panen madu hutan.

Untuk menyaksikan proses panen madu hutan ini, kita bisa mengunjungi perkampungan yang ada di sana, salah satunya Semangit. Secara adminstratif, Semangit masuk dalam Kecamatan Selimbau.

Proses panen madu hutan di Desa Semangit, Kecamatan Selimbau, Kabupaten Kapuas Hulu (27/10/2017)KOMPAS.com/YOHANES KURNIA IRAWAN Proses panen madu hutan di Desa Semangit, Kecamatan Selimbau, Kabupaten Kapuas Hulu (27/10/2017)

Desa Semangit hanya bisa ditempuh menggunakan jalur air. Kita bisa menyewa speedboat dari Lanjak dengan harga variatif tergantung kondisi air dengan waktu tempuh sekitar satu jam perjalanan.

Lanjak merupakan ibukota Kecamatan Batang Lupar, yang berjarak tempuh sekitar 3 jam dari Kota Putussibau, ibukota Kabupaten Kapuas Hulu.

Setibanya di Semangit, kita bisa menghubungi Asosiasi Periau Danau Sentarum (APDS) yang merupakan lembaga yang menaungi kelompok petani madu di sana. Periau merupakan istilah dalam kearifan lokal setempat, yaitu kelompok petani madu.

Meski belum dimaksimalkan untuk atraksi wisata, proses panen madu hutan ini benar-benar memberikan sensasi luar biasa. Akhir Oktober 2017, KompasTravel berkesempatan untuk menyaksikan langsung proses panen madu hutan yang menjadi primadona Kapuas Hulu ini.

Proses panen madu hutan di Desa Semangit, Kecamatan Selimbau, Kabupaten Kapuas Hulu (27/10/2017)KOMPAS.com/YOHANES KURNIA IRAWAN Proses panen madu hutan di Desa Semangit, Kecamatan Selimbau, Kabupaten Kapuas Hulu (27/10/2017)

Menariknya, proses panen madu hutan ini dilakukan tepat pada tengah hari, berkisar antara pukul 11.00 hingga pukul 13.00 WIB, saat matahari sedang terik-teriknya.

Dari Semangit, beberapa anggota periau kemudian membawa kami menyusuri salah satu sarang madu hutan yang ada di kawasan danau menggunakan speedboat. Satu speedboat bermesin 15 PK berbahan fiberglas maksimal berisi tiga orang.

Apa tidak disengat lebah?

Pertanyaan itu kerap muncul saat sebelum mencapai lokasi panen.

Jangan khawatir, saat berada di atas speedboat, kita akan diselimuti dengan kelambu dan beberapa pengaman lainnya. Tentu saja, kita wajib menggunakan jaket atau baju lengan panjang serta topi. Untuk menghindari serangan lebah dan tentu saja supaya kulit tidak gosong disengat sinar matahari.

Proses panen madu hutan di Desa Semangit, Kecamatan Selimbau, Kabupaten Kapuas Hulu (27/10/2017)KOMPAS.com/YOHANES KURNIA IRAWAN Proses panen madu hutan di Desa Semangit, Kecamatan Selimbau, Kabupaten Kapuas Hulu (27/10/2017)

Sebelum memulai proses panen, seorang anggota merapalkan syair-syair senandung. Lirik dalam senandung tersebut, dipercaya masyarakat bisa menggiring lebah untuk menjauh dari sarang. Ada beberapa jenis senandung yang dilantunkan, salah satunya yang mengiringi saya saat memanjat pohon untuk mengambil setiap detail gambar proses panen.

Selain diawali dengan bersenandung, orang yang bertugas untuk memanen juga mempersiapkan obor suluh yang dibuat dari bahan akar menyadin (bahasa lokal) yang dirangkai menjadi satu. Asap dari suluh itu juga dimaksudkan mengusir lebah menjauh dari sarang untuk sementara.

Lebah hutan Apis Dorsata membuat sarang di dahan buatan yang disebut Tikung yang sengaja ditaruh di dahan pohon-pohon berdahan kecil yang ada di kawasan danau. Penggunaan Tikung ini pun sudah berlangsung puluhan tahun dan dipertahankan hingga saat ini.

Tikung dibuat dari batang pohon yang dibelah dengan lebar berkisar 20-30 sentimeter dengan panjang 1,2 hingga 2 meter. Rata-rata setiap periau memiliki 300-500 tikung. Satu sarang lebah yang menempel di Tikung bisa menghasilkan madu hingga 10 kilogram.

Proses panen madu hutan di Desa Semangit, Kecamatan Selimbau, Kabupaten Kapuas Hulu (27/10/2017)KOMPAS.com/YOHANES KURNIA IRAWAN Proses panen madu hutan di Desa Semangit, Kecamatan Selimbau, Kabupaten Kapuas Hulu (27/10/2017)

Oh ya, untuk proses panen ini, para periau menggunakan teknik panen lestari. Cara ini mulai mereka praktekkan sejak APDS terbentuk pada tahun 2006 silam. Semua peralatan yang digunakan harus steril, termasuk pisau yang digunakan untuk mengiris sarang juga harus berbahan stainless.

Bagian sarang yang diambil juga hanya pada bagian kepala, istilah para periau. Hal ini dimaksudkan agar lebah bisa kembali ke sarang tersebut dan bisa berkembang biak sehingga populasinya tetap terjaga.

Cara panen pada siang hari juga dimaksudkan supaya lebah bisa mencari tempat hinggap sementara saat sarangnya diambil sebagian. Dengan begitu, sarang lebah tadi bisa dipanen sebanyak dua hingga tiga kali selama masa panen.

Usai panen, madu kemudian dibawa kembali ke perkampungan. Nah, proses paska panen ini juga menarik untuk disaksikan.

Proses paska panen madu hutan di Desa Semangit, Kecamatan Selimbau, Kabupaten Kapuas Hulu (27/10/2017)KOMPAS.com/YOHANES KURNIA IRAWAN Proses paska panen madu hutan di Desa Semangit, Kecamatan Selimbau, Kabupaten Kapuas Hulu (27/10/2017)

Sarang lebah yang sudah di panen tadi kemudian diiris-iris dengan memotong jalur pipa yang yang menampung madu. Madu dari sarang itu tidak diperas, melainkan ditiriskan dan menetes menggunakan saringan.

Usai diiris, sarang itu kemudian ditiriskan di atas wadah penyaring dari kain kasa yang sangat rapat, sehingga butuh waktu lama untuk menunggu madu tersebut menetes semua.

Proses tersebut bisa membuat madu bertahan lebih lama, rasa yang tetap terjaga serta warna yang tetap jernih. sedangkan untuk madu yang diperas, biasanya lebih cepat masam dan tidak bertahan lama serta berwarna lebih keruh.

Proses paska panen madu hutan di Desa Semangit, Kecamatan Selimbau, Kabupaten Kapuas Hulu (27/10/2017)KOMPAS.com/YOHANES KURNIA IRAWAN Proses paska panen madu hutan di Desa Semangit, Kecamatan Selimbau, Kabupaten Kapuas Hulu (27/10/2017)

Nah, setelah menetes, madu bisa langsung dikonsumsi. Sarang yang sudah diiris juga masih bisa dihisap madunya.

Menarik bukan? Nah, rangkaian proses panen madu hutan ini bisa disaksikan saat musim bunga sudah selesai. Masa panen madu ini biasanya dilakukan pada bulan November hingga Januari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com