JAKARTA, KOMPAS.com — Mendengar nama Pasar Tanah Abang yang berada di kawasan Jakarta Pusat ini rasanya tak asing lagi. Tentu saja karena Pasar Tanah Abang telah bediri sejak 282 tahun yang lalu, tepatnya pada 1735.
Seiring berjalannya waktu, banyak pula perubahan di pasar tersebut. Namun, perubahan itu tak mengurangi pengunjung yang berbelanja di sana, terutama menjelang hari besar, seperti Idul Fitri.
Nah, berikut ini beberapa fakta dari Pasar Tanah Abang yang dihimpun KompasTravel.
Pada 1735, Pasar Tanah Abang yang didirikan Yustinus Vinck dikenal dengan nama Pasar Sabtu. Di pasar tersebut, ramai penjual tekstil hingga barang kelontong yang hanya buka pada Sabtu.
Kala itu, Pasar Sabtu merupakan salah satu pusat perdagangan yang sangat terkenal di Ibu Kota.
(Baca juga: Kurma Nabi, dari Tanah Suci sampai Tanah Abang )
Tidak hanya itu, Pasar Tanah Abang juga dikenal orang-orang Belanda dengan panggilan De Nabang. Kabarnya dulu di sana terdapat banyak pohon nabang atau sejenis pohon palem.
Selanjutnya, diubah lagi oleh masyarakat Batavia menjadi Tenabang. Saat ini Pasar Tanah Abang buka setiap hari, mulai pagi hingga sore hari.
2. Salah Satu Pusat Grosir Terbesar di Jakarta
Pasar Tanah Abang telah melegenda selama ratusan tahun. Hingga kini, pusat perbelanjaan ini masih eksis dan menjadi incaran masyarakat Jakarta dan luar Jakarta.
Di pasar tersebut, Anda dapat membeli berbagai macam barang, mulai dari busana muslim, baju batik, kerudung, mukena, busana hajian, hingga pakaian anak-anak.
(Baca juga: Tips Belanja di Pasar Tanah Abang )
Lalu, juga perlengkapan rumah tangga, mulai dari spring bed, gorden, seprai, handuk, hingga keset.
Kemudian juga Anda bisa menemukan banyak aksesori, seperti kalung, gesper, gelang, dan bros. Tak ketinggalan ada pula tas cantik dan koper yang bisa ditemukan.
Di beberapa tempat memang diharuskan membeli satu paket, seperti lusinan atau kodian. Namun, di beberapa blok diperbolehkan membeli barang satuan atau eceran, tetapi dengan harga grosir.
Nah, di Pasar Tanah Abang ini Anda bisa pula menemukan barang-barang yang biasa menjadi oleh-oleh untuk mereka yang baru saja kembali dari Tanah Suci.
(Baca juga : 5 Oleh-oleh Khas Tanah Suci yang Bisa Dibeli di Tanah Abang)
Biasanya saat kembali ke Indonesia, setelah haji atau umrah, orang memilih membeli oleh-oleh di Pasar Tanah Abang. Beberapa oleh-oleh khas Arab adalah kurma, air zamzam, kacang-kacangan, pacar kuku, dan kosmetik.
5. Terbagi Tiga Wilayah
Pasar Tanah Abang terbagi menjadi tiga wilayah, yaitu Tanah Abang Metro, Tanah Abang Lama, dan Tanah Abang AURI. Tanah Abang Lama terdiri dari beberapa blok, antara lain Blok A, B dan F. Sementara Tanah Abang AURI memiliki blok yang lebih banyak, yaitu A, B, C, D, E, F, G, AA, BB, dan CC.
6. Banyak Pedagang Kaki Lima
Pedagang tidak hanya yang berada dalam gedung Pasar Tanah Abang, tetapi banyak pula dari mereka yang berada di pinggiran jalan atau kaki lima. Mereka biasanya disebut dengan pedagang kaki lima (PKL).
(Baca juga: Riwayat Tanah Abang, dari Kebun Jadi Pasar)
Para PKL ini menjual berbagai macam barang, mulai dari pakaian, alat rumah tangga, hingga makanan ringan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.