Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Kapal dari Papua, Ini Koleksi Bersejarah di Museum Bahari

Kompas.com - 16/01/2018, 14:25 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Museum Bahari di Penjaringan, Jakarta Utara terbakar pada Selasa (16/1/2018). Kebakaran diperkirakan terjadi pukul 08.55 WIB.

Kepala Museum Bahari Husnison Nizar mengatakan, kebakaran yang saat ini terjadi di Museum Bahari mengakibatkan koleksi miniatur model dan alat-alat navigasi bersejarah hangus terbakar. Husnison mengatakan kebakaran itu terjadi di sisi utara museum.

"Ruang museum kebakaran. Koleksi kebakar ada miniatur alat-alat navigasi," ujar Husnison saat dikonfirmasi Kompas.com.

(Baca juga : Sejarah Museum Bahari, Dari Gudang Rempah hingga Penyimpanan Senjata)

Pendiri Komunitas Jelajah Budaya, Kartum Setiawan yang rutin mengadakan tur sejarah di Museum Bahari mengungkapkan Museum Bahari memiliki banyak koleksi bersejarah di tiap bagian gedung.

Miniatur perahu mengisi salah satu sudut ruang pamer Museum Bahari di Jalan Pasar Ikan 1 Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (30/1/2013). Hasil registrasi ulang tahun 2011-2012, museum tersebut memiliki 768 koleksi. Sekitar 200 item di antaranya adalah benda asli dan sisanya berupa miniatur atau replika.

KOMPAS/MUKHAMAD KURNIAWAN Miniatur perahu mengisi salah satu sudut ruang pamer Museum Bahari di Jalan Pasar Ikan 1 Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (30/1/2013). Hasil registrasi ulang tahun 2011-2012, museum tersebut memiliki 768 koleksi. Sekitar 200 item di antaranya adalah benda asli dan sisanya berupa miniatur atau replika.
Seperti alat navigasi dari zaman Belanda, peralatan senjata kapal, replika dan benda asli kapal laut dari nusantara, diorama peristiwa bahari, dan pameran temporer yang rutin dipamerkan di lantai dua gedung bahari.

"Untuk alat navigasi itu ada lampu mercusuar, alat-alat seperti teropong yang banyak dari zaman Belanda," kata Kartum yang saat dihubungi berada di depan lokasi Museum Bahari yang terbakar.

(Baca juga : Kebakaran Museum Bahari Hanguskan Koleksi Miniatur Alat Navigasi Bersejarah)

Selain itu ada pula koleksi berharga seperti kapal asli dari Papua yang terbuat dari satu pohon besar dan kapal-kapal tradisional nelayan Nusantara. 

Wisatawan berpose di salah satu kapal koleksi Museum Bahari.KOMPAS.com/SILVITA AGMASARI Wisatawan berpose di salah satu kapal koleksi Museum Bahari.

"Kalau dilihat dari Menara Syahbandar ini lantai dua habis terbakar," jelas Kartum.

Lantai dua Museum Bahari diketahui terbuat dari kayu dan dahulu difungsikan untuk menyimpan rempah-rempah pada zaman penjajahan Belanda.

Lantai dua Museum Bahari di salah satu gedung, yang dahulu digunakan VOC sebagai tempat menjemu rempah rempah.Kompas.com/Silvita Agmasari Lantai dua Museum Bahari di salah satu gedung, yang dahulu digunakan VOC sebagai tempat menjemu rempah rempah.
"Ini sayang sekali, padahal Gedung Museum Bahari ini baru selesai direnovasi November kemarin," kata Kartum.

(Baca juga : Museum Bahari Penjaringan Terbakar, 16 Unit Damkar Diterjunkan)

Museum Bahari merupakan bangunan tertua di Jakarta yang masih bertahan sampai sekarang. Gedung ini dibangun bertahap tiga kali oleh Belanda dari tahun 1652-1771. Dahulu Museum Bahari dijadikan gudang rempah-rempah oleh Kongsi Dagang atau Perusahaan Hindia Timur Belanda, VOC.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

Travel Tips
Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Travel Update
8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com