KOMPAS.com - Sedotan plastik memerlukan waktu selama 200 tahun untuk terurai. Selain itu, setiap tahunnya satu juta burung laut mati karena menelan sampah plastik.
Bahkan, diprediksi sekitar delapan juta ton sampah plastik dibuang ke laut setiap tahunnya.
Polusi plastik merupakan masalah di seluruh dunia. Industri pariwisata mulai tergerak untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, misalnya sedotan.
Maskapai penerbangan Alaska Airlines misalnya, mulai 16 Juni 2018 akan menjadi maskapai penerbangan pertama di Amerika Serikat yang melarang penggunaan sedotan plastik pada penerbangan mereka.
Pada 2017, maskapai penerbangan ini menggunakan 22 juta sedotan plastik sekali pakai, pengaduk plastik, dan tusukan jeruk dari plastik.
Benda-benda ini sulit untuk didaur ulang dan akhirnya berujung menjadi sampah.
Alaska Airlines akan menggantikannya dengan pengaduk dari kayu dan sedotan yang tidak terbuat dari plastik.
Selain itu, mereka juga akan menggantikan jus kotak dengan kaleng aluminium yang bisa didaur ulang.
Sementara itu, maskapai penerbangan Ryanair mengumumkan bahwa penerbangan mereka akan benar-benar bebas plastik pada tahun 2023. Tidak hanya di dalam pesawat, tetapi juga di kantor pusat, pangkalan, dan bagian operasi.
Dalam pernyataaan resmi Ryanair, disebutkan bahwa untuk penumpang di pesawat, hal ini berarti akan adanya perubahan peralatan makan yaitu mengganti bahan plastik menjadi kayu, cangkir kopi dengan bahan yang mudah terurai (bio-degradable), dan menghilangkan plastik dalam produk-produk yang tersedia di dalam penerbangan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.