KOMPAS.com - Di beberapa daerah, perayaan Hari Raya Idul Fitri diikuti sejumlah tradisi yang hingga kini dipertahankan masyarakat.
Salah satunya adalah Lebaran Ketupat.
Di Jawa Tengah, misalnya, sudah menjadi kebiasaan pada hari ketujuh pada bulan Syawal dirayakan sebagai Bak do Kecil, Syawalan, atau yang lebih tenar disebut dengan Bakdo Kupat (Lebaran Ketupat).
Pemberian nama Lebaran Ketupat ini cocok dengan kenyataan bahwa hidangan yang disajikan berupa menu ketupat.
Hingga kini, tradisi ini masih dipertahankan dan dirayakan di beberapa daerah, berikut 11 di antaranya:
1. Madura
Di Madura, tradisi Lebaran Ketupat ini biasa disebut dengan Terater.
Tradisi ini biasanya dilaksanakan setiap tanggal 7 Syawal setelah umat Muslim selesai melaksanakan ibadah puasa sunah selama enam hari di bulan Syawal.
Hampir sama dengan daerah lainnya, masyarakat Madura juga menyantap ketupat dengan opor atau ayam goreng.
Uniknya, di Madura hidangan Lebaran Ketupat tidak langsung disantap, melainkan terlebih dulu diserahkan kepada imam masjid atau dibawa ke mushala setempat.
Setelah makanan terkumpul, para warga biasanya akan langsung berkumpul dan menggelar doa bersama.
Kegiatan ini masih dilakukan dan terus dipelihara untuk mempererat tali persaudaraan antar muslim setelah selesai berpuasa.
Tradisi ini sekaligus sebagai tanda syukur kepada Tuhan karena diberikan kemampuan melanjutkan puasa selama enam hari pada awal Syawal.
2. Kudus
Selain gunungan, masyarakat juga menggelar tradisi ziarah ke Makam Sunan Muria. Kegiatan ini kemudian dilanjutkan dengan minum air dan mencuci kaki serta tangan dengan air dari gentong peninggalan Sunan Muria.
Tradisi ini merupakan bentuk rasa syukur warga setelah menjalani puasa Ramadhan selama satu bulan.
3. Manado
Masyarakat Manado merayakan Lebaran Ketupat dengan saling mengunjungi dan saling memaafkan.
Warga muslim di Manado membuka pintu rumahnya bagi siapa saja yang datang berkunjung.
Tak hanya di Manado, beberapa daerah di Sulawesi Utara juga merayakan tradisi ini seperti di Kampung Jawa Tondano dan Desa Sea.
Sejarah Lebaran Ketupat, khususnya Manado, awalnya dibawa oleh warga Jawa yang merupakan keturunan Imam Bonjol di Tondano.
Tradisi ini kemudian terus dilanjutkan dan dirayakan setiap tahunnya.
4. Lombok
Masyarakat Lombok, Nusa Tenggara Timur menyebut tradisi ini dengan nama Lebaran Topat, yang dimeriahkan dengan tradisi nyangkar.
Nyangkar merupakan tradisi nenek moyang orang Sasak saat merayakan Lebaran Topat. Masyarakat Lombok akan melakukan arak-arakan cidomo hias yang mengangkut dulang berisi ketupat menuju pusat perayaan di makam Loang Baloq.
Cidomo merupakan angkutan tradisional semacam delman atau andong yang ditarik oleh kuda.
Perayaan ini kemudian dilanjutkan dengan potong ketupat dan makan bersama di Taman Loang Baloq.
5. Trenggalek