Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belut Goreng Tepung, Camilan Khas Malang yang Bikin Nagih

Kompas.com - 03/09/2018, 06:27 WIB
Silvita Agmasari,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Belut bisa jadi hidangan yang lezat jika diolah dengan tepat. Tidak butuh teknik masak atau bumbu yang rumit, dibalur tepung dan digoreng garing saja sudah membuat sulit berhenti menyantap belut.

Kota Malang, Jawa Timur terkenal sebagai daerah yang banyak menjual hidangan belut. Salah satunya Si Belut Group, kedai penjual belut goreng yang dirintis oleh Puji Astuti.

"Awalnya saya jual belut goreng itu karena lulus kuliah susah dapat kerja. Jadi saya meneruskan usaha orang tua berjualan belut goreng 2001," kata Puji ditemui di Pucuk Coolinary Festival, Lapangan Rampal, Malang, Sabtu (1/9/2018).

Baca juga: Saat Setan, Iblis, dan Malaikat di Malang Jadi Mi...

Menu andalan yang dijual Puji di kedainya adalah belut goreng tepung. Pilihannya paket nasi atau tanpa nasi, karena ternyata belut goreng tepung juga cocok untuk jadi camilan selain jadi lauk.

Puji menjual seporsi belut tepung ukuran biasa Rp 10.000 dan ukuran besar Rp 15.000. Belut goreng tepung dipadankan dengan saus sambal khas pecel Lamongan, yang memiliki rasa pedas, asam, manis, dan harum jeruk nipis.

Susah Bahan Baku

Berjualan belut goreng tepung sejak 2001, menurut Puji, mengalami perubahan yang signifikan. Khususnya dari segi harga bahan baku.

"Awal jualan saya ingat harga belut sekilo itu Rp 5.000. Sekarang sekilo Rp 60.000. Susah juga dapat belutnya," kata Puji.

Ia mengatakan jumlah sawah di daerah Malang yang berkurang drastis selama 18 tahun menjadi penyebab kelangkaan belut.

Untuk mengakali harga bahan baku yang terus naik, mau tidak mau Puji harus menaikkan harga jual. Awal berjualan ia menjual belut gireng tepung Rp 2.000 satu porsi

Belut goreng tepung dai Si Belut Group Malang, Jawa Timur.KOMPAS.com/SILVITA AGMASARI Belut goreng tepung dai Si Belut Group Malang, Jawa Timur.
Selain harga bahan baku yang naik, Puji mengaku ia kini tidak bisa memilih ukuran belut. Dahulu belut yang ia beli yang berukuran kecil saja.

"Soalnya kalau belut yang besar besar itu orang sering geli karena bentuknya kayak ular. Jadi sekarang saya mengakali saya potong-potong belutnya kemudian digeprek," jelas Puji.

Ia mengaku mengolah belut tidak sulit. Hal yang harus diperhatikan adalah menghilangkan lendir belut sampai benar-benar bersih. Caranya dengan menggunakan abu gosok.

Belut yang sudah bersih kemudian dibaluri tepung yang sudah dicampur air, kemudian digoreng di minyak panas. Rasanya gurih dan membuat nagih.

Jika dirasakan, belut goreng tepung ini memiliki tekstur yang lebih mantap daripada ikan atau ayam. Sebab teksturnya tidak mudah hancur seperti ikan, tetapi tidak sulit dikunyah seperti ayam.

Jika ke Malang, sayang untuk melewatkan camilan khas belut goreng tepung. Kedai Si Belut Group Malang berada di Jalan Melati, Bumi Ayu, Malang atau dapat dibeli via ojek online.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Travel Update
Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com