Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Orang Suka Makan di Warteg

Kompas.com - 28/10/2018, 10:45 WIB
Citra Fany Samparaya,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Banyaknya tempat makan yang menjamur di Jakarta, tidak membuat warteg sepi pembeli.

Ketika berbincang dengan KompasTravel, Sejarawan makanan, Fadly Rahman menyebutkan alasan orang memilih untuk makan di warteg. Hal tersebut dikarenakan warteg menyajikan masakan rumahan dengan porsi yang banyak tetapi pembeli tidak mengeluarkan banyak yang besar.

“Tidak hanya murah, warteg juga mudah ditemui di sudut kota bahkan beberapa warteg sekarang tersedia dalam waktu 24 jam. Selain itu, warteg juga menjajahkan 30 hingga 50 lauk pauk, mulai dari aneka tempe, ikan, sayuran, oseng-oseng, tahu, dan masakan rumah lainnya,” kata Fadly.

Menu oseng-oseng di warteg Kharisma Bahari.KOMPAS.com / CITRA FANY SAMPARAYA Menu oseng-oseng di warteg Kharisma Bahari.
“Selain itu, warteg sekarang sudah cocok untuk banyak kalangan yah, dulunya memang warteg ini yang menjadi target marketnya itu blue collar, tapi sekarang siapa aja makan di warteg kok,” kata Fadly.

Hal ini juga turut dibenarkan oleh Dian Van Harling (21) yang memilih untuk makan di warteg  karena menyajikan aneka lauk yang bisa dipilih serta harganya yang murah.

“Alasan saya makan di warteg yah karena banyak sekali lauk yang bisa dipilih dan harganya juga begitu murah yah,” ujar Dian kepada KompasTravel.

Berbeda dengan Dian, Franzisca Irenne (20) mahasiswi asal Surabaya ini makan di warteg karena ingin memastikan benar adanya stigma makan di warteg yang enak dan murah.

“Yah awalnya, pengen coba dan pengen tau. Orang banyak yang bilang makanan warteg itu murah dan enak. Ternyata beneran murah dan lumayan juga makanannya. Saya makan nasi, ikan asin, sayur sop, tempe, dan es teh harganya cuma Rp 13.000. Kalau di luar warteg, jarang dapat harga segini,” kata Franzisca.

Beberapa pembeli terlihat sedang memilih dan menyantap makanan di warteg Kharisma Bahari di jalan Haji Batong Raya, kelurahan Cilandak Barat, Jakarta Selatan, Selasa (23/10/2018).KOMPAS.com / CITRA FANY SAMPARYA Beberapa pembeli terlihat sedang memilih dan menyantap makanan di warteg Kharisma Bahari di jalan Haji Batong Raya, kelurahan Cilandak Barat, Jakarta Selatan, Selasa (23/10/2018).
Laras Purwinur Handayani (20) memiliki alasan khusus makan di warteg. Kebersihan dan murah menjadi alasannya memilih warteg diantara warung lain untuk makan malam.

“Alasannya makan di warteg yah karena bersih dan terang. Harganya juga murah dan lauknya banyak. Nggak tau kenapa suka aja makan di sini dan lebih enak aja, dan itu ada tulisan gratis es teh,” kata Laras sambil tertawa di salah satu warteg yang cukup terkenal di jalan Kyai Haji Syahdan, Jumat (26/10/2018).

Sejarawan, JJ Rizal mengatakan jika warteg kini telah menjadi bisnis terbuka karena banyak dari pemilik warteg sendiri bukan lagi orang dari Tegal. Ia juga mengatakan jika warteg kini menjadi mata rantai pertahanan nasional.

Warteg ini jadi mata rantai pertahanan nasional, menjadi penyelamat perut ketika nanti terjadi krisis dan makanan mahal. Warteg akan tampil paling depan karena punya harga yang ramah di kantong, dan ini yang akan dicari. Orang-orang juga bisa memilih lauk sesuai dengan bujet yang dimiliki,” jelasnya ketika dihubungi pada Kamis (25/10/2018).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com