Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecelakaan Pendakian Gunung di Indonesia Meningkat 4 Tahun Terakhir

Kompas.com - 06/03/2019, 17:00 WIB
Sherly Puspita,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Kecelakaan dalam pendakian kerap terjadi di Indonesia. Kecelakaan terjadi karena berbagai faktor, mulai dari kurangnya persiapan hingga kondisi alam yang sedang tak bersahabat.

Menurut data yang dihimpun Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan atau yang dikenal dengan BASARNAS, keselakaan pendaian mengalami peningkatan dalam empat tahun terakhir.

Pada tahun 2015, tercatat 12 kecelakaan pendakian terjadi yang menyebabkan 2 pendaki meninggal dunia, 4 pendaki ditemukan sakit, dan 6 pendaki ditemukan dalam keadaan selamat.

Jenis kecelakaan pendakian selama tahun 2015 antara lain 8 kejadian pendaki mengalami kelemahan fisik saat mendaki, 2 kejadian pendaki tertimpa batu, 1 kejadian pendaki terperosok ke dalam jurang, dan 1 kejadian pendaki tersambar petir. Tahun 2015, kecelakaan pendakian paling sering terjad di Gunung Semeru, Jawa Timur.

Pada tahun 2016 jumlah kecelakaan pendakian meningkat menjadi 15 kasus yang menyebabkan 7 pendaki meninggal dunia, 7 pendaki ditemukan terluka, dan seorang pendaki ditemukan dalam kondisi sehat.

Tak jauh berbeda dari tahun 2015, kecelakaan pendakian masih seputar kelemahan fisik pendaki, pendaki tertimpa batu, pendaki terperosok ke dalam jurang, hingga pendaki tersambar petir.

Namun di tahun 2016, 2 orang ditemukan tewas karena mengalami serangan hipotermia. Hal itu dialami Oki Kumara Putra (17) yang merupakan pendaki asal Mustokoweni, Plomboan, Semarang Utara, Bengkulu yang mendaki Gunung Merbabu, Jawa Tengah pada Februari 2016 dan Edward (20), seorang mahasiswa Universitas Bina Nusantara yang mendaki Gunung Gede, Jawa Barat pada Desember 2016.

Tim penolong dari Kantor Pencarian dan Pertolongan Provinsi Gorontalo saat akan diberangkatkan ke Desa Bakan, Bolaang Mongondow.KOMPAS.COM/BASARNAS GORONTALO Tim penolong dari Kantor Pencarian dan Pertolongan Provinsi Gorontalo saat akan diberangkatkan ke Desa Bakan, Bolaang Mongondow.
Pada tahun 2017, jumlah kecelakaan pendakian sama seperti tahun 2016, yaitu 15 kejadian. Pada tahun tersebut sebanyak 7 pendaki meninggal dunia, 5 pendaki ditemukan sakit, dan 3 pendaki ditemukan sehat. Pada tahun ini kecelakaan pendakian yang paling sering terjadi adalah pendaki terjatuh hingga terperosok ke dalam jurang.

Angka ini meningkat cukup signifikan pada tahun 2018. Sebanyak 23 kejadian terjadi yang menyebabkan 6 pendaki meninggal dunia, 4  pendaki dinyatakan hilang, 7 pendaki ditemukan sakit, dan 592 pendaki ditemukan selamat.

Pada tahun 2018 terjadi gempa di Lombok yang membuat BASARNAS harus mengevakuasi 548 pendaki Gunung Rinjani. Sebanyak 546 pendaki berhasil diselamatkan dan 2 pendaki ditemukan meninggal dunia.

Pada tahun 2018 kejadian pendaki tersesat dan hilang juga meningkat menjadi 16 kasus jika dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya terjadi 3 kasus.

Memasuki awal tahun 2019, kecelakaan dalam pendakian kembali terjadi. Kabar duka datang dari Sumedang, Jawa Barat. Tiga orang pendaki muda bernama Ferdi Firmansyah (13), Lucky Parikesit (13), dan Agip Trisakti (15) meninggal dunia dalam perjalanan menuju puncak Gunung Tampomas.

Tiga warga desa Tugu Kidul, Kecamatan Sliyeng, Indramayu, Jawa Barat itu duduga meninggal karena terserang hipotermia. Ketiganya diduga telah meninggal dunia selama lebih dari 24 jam di dalam tenda.

Selain faktor alam, persiapan sebelum melakukan pendakian juga sangat menentukan keselamatan pendaki. Jika semua prosedur keamanan dipatuhi, diharapkan angka kecelakaan pendakian dapat ditekan tahun ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

Travel Update
Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Travel Update
10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

Travel Tips
5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

Jalan Jalan
5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

Travel Tips
Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Jalan Jalan
Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Jalan Jalan
Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Travel Update
Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Jalan Jalan
Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Travel Update
Arab Saudi Targetkan Lebih dari 2 Juta Kunjungan Turis Indonesia pada 2024

Arab Saudi Targetkan Lebih dari 2 Juta Kunjungan Turis Indonesia pada 2024

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com