Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Tradisi Ramadhan Masyarakat Jakarta yang Semakin Sulit Ditemukan

Kompas.com - 17/05/2019, 08:07 WIB
Sherly Puspita,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

Menjelang berbuka para remaja pada masa itu akan pergi ke kebun untuk mencari bambu kentung atau bambu yang memiliki rongga yang besar sebagai bahan dasar membuat bleguran. Bambu yang besar itu kemudian dimasukkan karbit lalu disundut. Nantinya bleguran itu akan dimainkan pada malam hari.

Bleguran juga sering disebut meriam sundut. Menurut Rizal, meski berbentuk seperti meriam dan menghasilkan suara yang keras, bleguran tidak berbahaya. Para remaja dan warga kampung lainnya akan berkumpul dan menikmati keceriaan membunyikan bleguran bersama.

Sayangnya, lanjutnya, tradisi bermain bleguran kini sudah semakin ditinggalkan dan nyaris hilang. Banyak faktor yang menyebabkan tradisi ini hilang, salah satunya kurangnya lahan terbuka di Jakarta dan budaya warga Jakarta yang mengalami perubahan.

4. Motong Kebo Andilan

Motong Kebo Andilan adalah sebuah tradisi masyarakat Betawi tempo dulu untuk menyambut bulan Ramadhan. Adapun kebo berarti kerbau. Rizal mengatakan, masyaratat Betawi tempo dulu memiliki kebiasaan mengumpulkan uang untuk kemudian dibelikan kerbau.

Selama bulan puasa, lanjutnya, masyarakat Betawi akan secara bergiliran menggembalakan kerbau tersebut di tanah-tanah lapang. Menurut Rizal pada saat itu tanah lapang masih banyak ditemukan di Jakarta. Kerbau itu akan diperhatikan kesehatannya dan diberikan makanan terbaik.

Setelah bulan Ramadhan tiba, masyarakat Betawi akan menyembelih kerbau tersebut dan memasaknya bersama-sama. Olahan daging kerbau nantinya akan dibagikan kepada seluruh masyarakat kampung.

Umat muslim melaksanakan salat Jumat pertama di bulan Ramadhan di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat, (10/5/2019).KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Umat muslim melaksanakan salat Jumat pertama di bulan Ramadhan di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat, (10/5/2019).

5. Tak Bekerja Sebulan Penuh

Tradisi lain yang cukup unik menurut Rizal adalah, pada zaman dulu masyarakat Jakarta memilih berhenti dari pekerjaannya saat bulan Ramadhan tiba.

“Orang Betawi zaman dulu itu kalau datang bulan ramadhan atau nifsu sya’ban itu mereka sudah tidak kerja. Jadi mereka sudah tidak berniaga selama sebulan penuh. Karena mereka menganggap nyari duit itu 11 bulan saja, 1 bulannya untuk ibadah. Jadi itu pada berhenti kerja besar-besaran. Jadi saya menganggap itu sebagai peristiwa kebudayaan,” papar Rizal.

Menurut Rizal, hingga kini masih ada masyarakat Betawi yang mempertahankan budaya ini, namun jumlahnya sangat sedikit.

6. Tradisi Anteran

Menurut Rizal, anteran juga menjadi tradisi yang semakin sulit ditemui di Jakarta. Padahal pada tahun 1970-an, masyarakat Jakarta rutin mengantarkan makanan ke rumah tetangga dan kerabat dekat.

Menurut Rizal, tradisi ini tak hanya dilakukan oleh umat muslim, sehingga tradisi ini dapat menumbuhkan rasa kebersamaan dan toleransi antar umat beragama di Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com