Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangka Tak Cuma Wisata Pantai, Ada Juga Pusat Penyelamatan Satwa

Kompas.com - 22/06/2019, 15:53 WIB
Heru Dahnur ,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

BANGKA, KOMPAS.com - Pilihan destinasi di Kepulauan Bangka Belitung kini semakin beragam. Selain pantai yang sudah tersohor, kamu bisa mengunjungi pusat penyelamatan satwa yang dibangun di lahan bekas pertambangan timah.

Lokasinya terpaut 25 kilometer dari Bandara Depati Amir, Pangkal Pinang. Tepatnya di Desa Riding Panjang, Merawang, Kabupaten Bangka.

Suasana asri akan terasa saat memasuki kawasan yang diberi nama Kampoeng Reklamasi tersebut.

Baca juga: Pantai Tapak Hantu, Destinasi Wisata Unggulan di Bangka Tengah

Berbagai jenis pohon ditanam berjejer rapi.

Ada pohon jambu biji, bunga matahari, labu, terong, jeruk dan durian. Ada juga pusat pembibitan Sengon yang merupakan tanaman utama dalam program reklamasi.

Petugas pusat penyelamatan dan penangkaran satwa saat memeriksa seekor anak kijang yang baru lahir di Pusat Penyelamatan Satwa di Bangka.KOMPAS.com/HERU DAHNUR Petugas pusat penyelamatan dan penangkaran satwa saat memeriksa seekor anak kijang yang baru lahir di Pusat Penyelamatan Satwa di Bangka.
Nah, bergerak lebih ke dalam, di situlah pusat penyelamatan satwa (PPS) dibangun. PPS ini menjadi kebanggaan daerah karena termasuk 1 dari 8 PPS yang ada di Indonesia.

"Sesuai namanya, kami memberikan perlindungan dan penangkaran sampai satwa siap untuk dilepasliarkan kembali," kata Koordinator PPS Alobi Bangka, Langkasani saat berbincang dengan Kompas.com, Selasa (18/6/2019).

Baca juga: Menpar: Bangka Belitung Belum Maksimal Tarik Wisman

Dia menuturkan, sejak setahun dibangun ratusan satwa telah ditangkarkan dan sebagian besar telah dikembalikan ke habitat aslinya.

Saat ini sejumlah satwa yang masih dalam proses penangkaran seperti musang binturo, kakatua raja, buaya, siamang, merak, penyu dan ayam mutiara.

Bahkan sejumlah kijang yang juga dipelihara telah melahirkan satu anak.

Pengunjung menikmati suasana pusat penyelamatan satwa yang rindang ditumbuhi pohon sengon di Desa Riding Panjang, Bangka, Kepulauan Bangka Belitung, Selasa (18/6/2019).KOMPAS.com/HERU DAHNUR Pengunjung menikmati suasana pusat penyelamatan satwa yang rindang ditumbuhi pohon sengon di Desa Riding Panjang, Bangka, Kepulauan Bangka Belitung, Selasa (18/6/2019).
"Beberapa dari satwa berasal dari sitaan petugas. Sementara untuk buaya sengaja ditangkap karena ada konflik dengan masyarakat," ujar Langkasani.

Ramai Pengunjung

Fasilitas penangkaran PPS Alobi Bangka selalu ramai dikunjungi wisatawan. Mulai dari kalangan remaja hingga para orang tua dan anak mereka tampak antusias.

Untuk memasuki kawasan tersebut tidak dipungut biaya alias gratis.

Di sana kamu tidak hanya menikmati suasana alam dan satwa di dalamnya, tapi juga sebagai sarana edukasi. Ada berbagai jenis satwa termasuk pepohonan yang bisa dipelajari.

"Lokasinya bagus. Sudah ditata. Ada kolam dan anjungan juga sehingga bisa melihat dari ketinggian," kata Naja, pengunjung dari Pangkal Pinang.

Musang Binturo, satwa yang ada di pusat penyelamatan dan penangkaran satwa di Desa Riding Panjang, Bangka, Kepulauan Bangka Belitung, Selasa (18/6/2019).KOMPAS.com/HERU DAHNUR Musang Binturo, satwa yang ada di pusat penyelamatan dan penangkaran satwa di Desa Riding Panjang, Bangka, Kepulauan Bangka Belitung, Selasa (18/6/2019).
Bagi kamu pengunjung yang ingin selalu aktif, berswafoto saja tentu tidaklah cukup.

Kamu bisa ikut memotong rumput dan memberi pakan sapi maupun kijang yang ada di penangkaran. Selain itu ada ikan nila yang menunggu untuk diberi makanan.

Jika tertarik untuk budidaya, ada pusat pembibitan yang bisa kamu singgahi. Teknik okulasi, polibek dan pembuatan kompos bisa kamu coba.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

Travel Tips
Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Travel Update
8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com