JAKARTA, KOMPAS.com - Dua orang turis asing yang dianggap melecehkan air suci dari Pelinggih yang ada di kawasan Monkey Forest Ubud, Bali, dikenai sanksi adat.
Dalam video viral yang beredar, kedua turis itu mencipratkan air suci ke bagian belakang tubuhnya.
Kedua turis sudah membuat video permintaan maaf.
Peristiwa ini memunculkan refleksi atas perkembangan pariwisata Bali.
Ketua Pusat Unggulan Pariwisata Universitas Udayana, Ir Agung Suryawan Wiranatha, M.Sc., PhD menyebutkan, ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya kasus terkait pariwisata Bali karena perilaku wisatawan.
Baca juga: Dianggap Melecehkan Air Suci Bali, Dua Turis Asing Dihukum Adat
Ia menyoroti kemudahan wisatawan memasuki Bali sebagai salah satu faktornya.
"Beberapa hal penyebab wisata massal seperti murahnya biaya berlibur di Bali karena biaya akomodasi sangat murah," ujar Agung saat dihubungi Kompas.com pada Senin (12/8/2019).
Menurut dia, akibat tingginya persaingan, harga sewa kamar menjadi sangat murah.
"Hampir tidak ada seleksi terhadap wisatawan yang berkunjung ke Bali melalui mekanisme isa, kvarena ratusan negara dapat bebas visa atau visa on arrival (bayar 35 dollar AS dapat tinggal di Bali selama 30 hari)," ujar Agung.
Dengan kemudahan akses tersebut, menurut dia, wisatawan dari segala penjuru datang ke Bali, dengan berbagai perilaku dan status sosial.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.