JAKARTA, KOMPAS.com - Food Festival Bukittinggi 2019 yang diadakan di The Plaza & Connecting Area Pasaraya Blok M, Jakarta Selatan, cocok buat kamu yang ingin menjajal lebih dalam kuliner khas Bukittinggi dan daerah lain di Sumatera Barat.
Dalam festival kuliner yang berlangsung dari 3 Oktober hingga 6 Oktober 2019, ini terdapat berbagai stan yang menghadirkan jajanan asli ranah Minang. Berikut aneka jajanan orang Minang yang bisa kamu cicipi di Food Festival Bukittinggi:
1. Bika Padang
Paduan gurih dari parutan kelapa dan manis dari gula pasir. Lalu dicampur dengan tepung beras dan air kelapa.
Rasanya menyerupai wingko babat, jajanan dari Jawa Timur. Sementara itu, tekstur bika Padang menyerupai kue pukis, tetapi lebih kering.
“Terbuat dari tepung beras, tepung terigu dan gula pasir, dicampur dengan air kelapa muda, lalu diaduk kalau sudah merata, baru ditambah kelapa muda yang sudah diparut,” jelas Ratna Yulis salah satu penjual Bika asal Padang saat ditemui di The Plaza & Connecting Area Pasaraya Blok M, Kamis, (3/9/2019).
Aroma Bika Padang langsung tercium gurih karena dipanggang dengan daun waru sebagai alasnya. Setelah adonan dipanggang 20 menit, Bika Padang siap disantap hangat-hangat.
2. Laman Baluo
Selanjutnya ada laman baluo. Makanan ini terbuat dari ketan dan gula aren, serta parutan kelapa yang sudah dimasak.
Ketan putih di bagian luar sangat gurih dan di bagian dalam terasa manis, ini campuran parutan kelapa dan gula aren. Rasa gurih bertemu dengan manis cocok di lidah dan memperkaya cita rasa.
Tekstur yang dihadirkan seperti lemper. Jajanan yang sudah langka di Jakarta ini memiliki bentuk yang lonjong dan dibungkus dengan daun pisang.
3. Lapek bugis
Jajanan orang Minang lainnya adalah lapek bugis. Berbahan dasar tepung ketan hitam dan tepung ketan putih.
Tepung beras ketan hitam dan putih, dimasak sehingga teksturnya lembek seperti dodol yang legit dan manis.
Di dalam lapek bugis adalah unti atau kelapa parutan yang dicampur dengan gula putih. Tidak berbentuk lonjong, lapek bugis berbentuk prisma segitiga.
4. Bubur kampuin
“Bubur kampuin isinya campur-campur, ada ketan, kolak pisang, candil, srikaya, bubur sumsum,” jelas Madek, peracik bubur kampuin dari salah satu stan.
Candil adalah salah satu makanan manis dari Bukittinggi berbahan dasar tepung ketan yang diolah hingga teksturnya lembek dan dibentuk bulat-bulat, lalu disiram dengan kuah dari gula merah yang dicairkan.
Ada juga salah satu item dari campuran srikaya yang diolah dengan telur ayam.
“Srikaya, dicampur dengan santan, gula aren dengan telur, dikocok hingga mengembang, lalu dikukus,” papar Madek.
Citarasa yang dihadirkan sangat ramai dan didominasi dengan rasa gurih dan manis yang seimbang.
5. Kue talam
Kue talam berbentuk persegi, bagian bawah terdiri dari ketan dan bagian atas srikaya yang sudah berbentuk seperti puding tetapi lebih padat.
6. Ketupat ketan
Seperti namanya, jajanan ini berbentuk ketupat tetapi di dalamnya diisi dengan ketan putih. Ketan di dalam ketupat memiliki rasa gurih, karena direbus dengan santan.
Ketupat ketan lebih banyak disantap dengan kurma kambing yang berkuah encer dengan rasa asam segar. Namun, tak jarang disantap begitu saja tanpa pendamping makanan lain.
7. Rakik maco
Rakik maco adalah salah satu makanan ringan dari ranah Minang yang memiliki rasa asin, gurih, dan sedikit pedas.
Di Pulau Jawa, makanan seperti ini dikenal juga dengan peyek, rempeyek, atau kasreng. Citarasa, bentuk yang diberikan nyaris sama.Namun rakik maco lebih tebal dan ada sedikit rasa pedas dari adonannya.
Rakik Maco terbuat dari campuran bahan-bahan seperti tepung beras, telur, maco (sejenis ikan), dan bumbu lainnya. Cocok dikonsumsi saat makan nasi atau sedang santai.
Jika peyek, rempeyek, atau kasreng di atasnya diberi kacang atau ikan teri, untuk rakik maco diberi ikan maco.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.