Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Festival Sarkem, Upaya Pemkot Yogyakarta Hapus Stigma Negatif Pasar Kembang

Kompas.com - 12/03/2023, 17:05 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Jalan Pasar Kembang atau lebih akrab dikenal sebagai Sarkem, terletak tak jauh dari Jalan Malioboro dan Stasiun Tugu Yogyakarta.

Selama ini, kawasan Sarkem sering mendapatkan konotasi negatif dari masyarakat karena dianggap tempat lokalisasi.

Untuk menghilangkan citra negatif ini Pemerintah Kota Yogyakarta pada tahun ini menggelar Festival Sarkem 2023. Festival ini digelar di sepanjang Jalan Sarkem dan dimeriahkan dengan berbagai pertunjukan seni dan sajian-sajian kuliner.

Baca juga: Malioboro Bisa Dikunjungi hingga 10.000 Wisatawan Per Hari

Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkot Yogyakarta Aman Yuriadijaya menyampaikan Sarkem telah memiliki modal besar yakni berupa nama besar yang identik dengan Kota Yogyakarta.

"Dari dulu memang ada stigma negatif terhadap Sarkem. Maka dari itu, kita perlu mengubah mindset dan cara pandang kita melalui Festival Sarkem ini," kata Aman saat membuka Festival Sarkem, Sabtu (11/3/2023).

Setiap tahunnya Festival Sarkem digelar dengan mengedepankan aspek pemberdayaan pelaku wisata, seni budaya, dan juga pelaku usaha lainnya, serta melibatkan masyarakat di Sosromenduran, Kota Yogyakarta.

Festival sarkem untuk tahun ini digelar selama 2 hari, yakni sejak tanggal 11 hingga 12 Maret 2023.

Sejarah Sarkem di Yogyakarta

Manurut Aman, Jalan Pasar Kembang merupakan landmark yang ikonik bagi Kota Yogyakarta. Pasalnya, Pasar Kembang telah ramai sejak zaman kolonial Belanda.

Ditambah letaknya yang berdekatan dengan Stasiun Kereta Api Tugu, daerah Pasar Kembang dikenal dengan nama Balokan (tempat menyimpan kayu-kayu balok untuk bahan bakar lokomotif uap).

Baca juga: Kampung Purbayan di Kompleks Istana Pertama Mataram Islam, Kotagede Yogyakarta

"Pasar Kembang menjadi urat nadi arus transportasi, dan melewati Pasar Kembang, masyarakat  bisa bepergian dengan mudah ke Batavia (Jakarta), Buitenzorg (Bogor), Cirebon, Cilacap, sampai ke Surabaya," jelas dia.

Aman menjelaskan pembangunan kawasan Pasar Kembang dilaksanakan sejak tahun 1884. Di kawasan sekitar stasiun, dulunya banyak masyarakat berjualan kembang atau bunga.

Pasar Kembang di YogyakartaTribun Jogja/Khaerur Reza Pasar Kembang di Yogyakarta

"Maka, wilayah ini dinamakan dengan Pasar Kembang dan berperan sebagai wajah kota yang penuh keindahan bagi pelancong sampai dengan saat ini," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, Wahyu Hendratmoko mengatakan festival Sarkem merupakan gelaran yang kelima sejak tahun 2019.

"Tujuan diadakannya kegiatan ini adalah sebagai bentuk promosi potensi pariwisata kawasan Pasar Kembang dan sekitarnya," ungkapnya.

Baca juga: Harga Tiket Masuk dan Jam Buka Wisata Watu Mabur, Lembah Hijau Eksotis di Yogyakarta

Selain itu, lanjutnya, gelaran ini juga dalam rangka untuk memperkuat daya tarik dan geliat pariwisata Kota Yogyakarta.

"Ini juga menjadi alternatif wisata budaya dan wisata malam hari yang diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan, lama tinggal, dan belanja wisatawan,” bebernya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Travel Update
Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Travel Update
6 Hotel Dekat Beach City International Stadium Ancol, mulai Rp 250.000

6 Hotel Dekat Beach City International Stadium Ancol, mulai Rp 250.000

Hotel Story
4 Hotel Dekat Pantai di Cilacap, Tarif Rp 250.000-an

4 Hotel Dekat Pantai di Cilacap, Tarif Rp 250.000-an

Hotel Story
5 Wisata Air Terjun di Karanganyar, Ada Ngargoyoso dan Jumog

5 Wisata Air Terjun di Karanganyar, Ada Ngargoyoso dan Jumog

Jalan Jalan
Pengalaman ke Desa Wisata Koto Kaciak, Coba Panen Madu Lebah Galo-Galo

Pengalaman ke Desa Wisata Koto Kaciak, Coba Panen Madu Lebah Galo-Galo

Jalan Jalan
BaliSpirit Festival 2024 Targetkan Partisipasi 3.000 Turis Asing

BaliSpirit Festival 2024 Targetkan Partisipasi 3.000 Turis Asing

Travel Update
Sertifikasi Halal di 3.000 Desa Wisata Dipercepat hingga Oktober 2024

Sertifikasi Halal di 3.000 Desa Wisata Dipercepat hingga Oktober 2024

Travel Update
5 Pantai di Cilacap, Cocok Jadi Lokasi Healing dan Surfing

5 Pantai di Cilacap, Cocok Jadi Lokasi Healing dan Surfing

Jalan Jalan
Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com