Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Sedekah Gunung Merapi di Boyolali, Ada Kirab Kepala Kerbau

Kompas.com - 12/07/2023, 13:50 WIB
Ulfa Arieza

Penulis

KOMPAS.com - Ada beragam tradisi unik menyambut tahun baru dalam penanggalan Jawa yang bersamaan dengan tahun baru Islam atau Hijriah. Salah satunya adalah tradisi sedekah Gunung Merapi yang digelar oleh masyarakat di Kecamatan Selo, Boyolali, Jawa Tengah.

Tradisi unik menyambut tahun baru Islam itu sudah berlangsung secara turun temurun serta masih dilestarikan hingga saat ini.

Baca juga:

Pada Juli 2022 kemarin, masyarakat Kecamatan Selo, Boyolali kembali menggelar upacara sedekah Gunung Merapi setelah sebelumnya absen dua kali akibat pandemi Covid-19.

Lantas, apa itu tradisi sedekah Gunung Merapi? Simak ulasannya berikut ini seperti dihimpun Kompas.com.

Apa itu tradisi sedekah Gunung Merapi? 

Prosesi kirab dalam Sedekah Gunung Merapi, salah satu tradisi menyambut tahun baru Islam dan tahun baru Jawa di Boyolali, Jawa TengahDok. https://jatengprov.go.id Prosesi kirab dalam Sedekah Gunung Merapi, salah satu tradisi menyambut tahun baru Islam dan tahun baru Jawa di Boyolali, Jawa Tengah

Tradisi sedekah Gunung Merapi merupakan upacara menyambut tahun baru Islam yang bersamaan dengan tahun baru Jawa. Ritual turun temurun tersebut digelar pada malam 1 Suro atau malam 1 Muharram dalam kalender Islam.

Prosesi upacara sedekah Gunung Merapi dimulai sejak pagi pada hari terakhir kalender Jawa maupun Islam, seperti dikutip dari laman Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Pada pagi hari, masyarakat desa menggelar kirab budaya dengan mengarak kerbau yang akan disembelih. Pada malam harinya, ritual dilanjutkan dengan kirab kepala kerbau yang sudah disembelih untuk dilarung di puncak Gunung Merapi.

Baca juga:

Sebelum menuju ke puncak Gunung Merapi, diadakan pembacaan legenda Gunung Merapi. Kemudian, dilanjutkan dengan pembacaan doa dan kidung-kidung atau nyanyian.

Sekitar pukul 23.00 WIB, warga membawa potongan kepala kerbau yang dibungkus menggunakan kain putih, ke puncak Gunung Merapi. Kepala kerbau diarak bersama dengan berbagai macam hasil bumi dan sejumlah tumpeng pengiring.

Acara kirab tersebut juga dimeriahkan dengan pementasan sejumlah kesenian lokal  oleh pemudi setempat, seperti Tari Soreng dan Tari Gambyong.

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kompas Travel (@kompas.travel)

 

Puncak Gunung Merapi Dilihat dari Wisata Kali Talang, Klaten.Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya Puncak Gunung Merapi Dilihat dari Wisata Kali Talang, Klaten.

Makna tradisi sedekah Gunung Merapi

Kirab kepala kerbau pada sedekah Gunung Merapi Dok. https://boyolali.go.id/ Kirab kepala kerbau pada sedekah Gunung Merapi

Makna dari Sedekah Gunung Merapi adalah harapan agar masyarakat desa dijauhkan dari mara bahaya dan bencana, seperti dikutip dari laman Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Mayoritas masyarakat desa bekerja sebagai petani di lereng Gunung Merapi.

Konon, upacara ini dulunya dilakukan oleh Raja Pakubuwono VI bersama Pangeran Diponegoro sebelum mendaki puncak Gunung Merapi, seperti dikutip dari laman NU Online.

Selain itu, sedekah Gunung Merapi merupakan bentuk puji syukur kepada Tuhan YME atas berkah yang telah diberikan selama setahun ke belakang. Sekaligus, harapan agar masyarakat mendapatkan kehidupan yang lebih baik serta berkah pada tahun yang akan datang.

Baca juga:

Sedekah Gunung Merapi di Desa Wisata Samiran 

Pemandangan Gunung Merapi dari Desa Wisata Samiran, Kecamatan Selo, BoyolaliDok. Jadesta Kemenparekraf Pemandangan Gunung Merapi dari Desa Wisata Samiran, Kecamatan Selo, Boyolali

Salah satu desa di Kecamatan Selo, Boyolali yang menggelar sedekah Gunung Merapi adalah Desa Samiran. Desa ini termasuk dalam kategori desa wisata yang memiliki berbagai daya tarik.

Berada di ketinggian sekitar 1.600 mdpl, Desa Wisata Samiran diapit dua gunung, yakni Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Dengan posisi itu, Desa Wisata Samiran atau dikenal sebagai Dewi Sambi ini memiliki pemandangan alam yang indah, melansir dari Jadesta Kemenparekraf.

Banyak wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang berkunjung ke Desa Wisata Samiran. Salah satu aktivitas wisata incaran wisatawan di desa ini adalah treking ke Gunung Merapi dan Gunung Merbabu.

Wisatawan juga bisa berburu golden sunrise, menyaksikan tari tradisional, hingga mengikuti aktivitas sehari-hari masyarakat setempat.

Desa Wisata Samiran terkenal sebagai produsen susu sapi. Selain itu, desa yang berada di lereng gunung ini adalah penghasil  sayuran seperti wortel, brokoli, kol, dan lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com