Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Pahlawan 10 November, Kunjungi 10 Wisata Sejarah di Jakarta 

Kompas.com - 09/11/2023, 23:51 WIB
Ulfa Arieza

Penulis

KOMPAS.com - Masyarakat Indonesia memperingati Hari Pahlawan setiap 10 November. Salah satu kegiatan memperingati Hari Pahlawan adalah mengunjungi sejumlah tempat wisata sejarah untuk mengenang perjuangan para pahlawan.

Jika berada di ibu kota, kamu bisa berkunjung ke tempat wisata sejarah Jakarta sebagai berikut. Tempat bersejarah tersebut menjadi saksi beragam peristiwa bersejarah di Indonesia serta kegigihan pahlawan dalam memperjuangkan kemerdekaan RI.

Baca juga:

Wisata sejarah di Jakarta 

1. Tugu Proklamasi 

Tugu Proklamasi, salah satu tempat bersejarah di Jakarta Pusat yang bisa dikunjungi.WIKIMEDIA COMMONS/GUNAWAN KARTAPRANATA Tugu Proklamasi, salah satu tempat bersejarah di Jakarta Pusat yang bisa dikunjungi.

Tugu Proklamasi merupakan salah satu destinasi wisata sejarah yang menjadi saksi kemerdekaan RI. Mengutip situs Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, lokasi ini merupakan tempat Soekarno didampingi oleh Moh. Hatta membaca naskah proklamasi kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. 

Pada masa kemerdekaan, lokasi Tugu Proklamasi merupakan rumah Soekarno. Jadi, presiden pertama RI itu membaca teks proklamasi kemerdekaan RI di teras rumahnya, tepatnya Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Jakarta Pusat. 

Saat ini, jalan tersebut telah berganti nama menjadi Jalan Proklamasi. Meskipun rumah bersejarah itu sudah lama dirobohkan, namun didirikan Tugu Proklamasi pada lokasi tersebutm terdiri dari tiga monumen bersejarah, yakni Tugu Petir, Patung Soekarno-Hatta, dan Tugu Wanita.

2. Museum Perumusan Naskah Proklamasi 

Dulunya, bangunan museum ini merupakan kediaman Laksamana Tadashi Maeda.

Berdasarkan informasi dari situs Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, ia merupakan salah satu perwira angkatan laut Jepang yang membantu Indonesia merumuskan naskah proklamasi. 

Rumah bersejarah tersebut berubah menjadi museum sejak 1992. Lokasinya berada di Jalan Imam Bonjol Nomor 1 Menteng, Jakarta Pusat. 

Museum Perumusan Naskah Proklamasi memiliki empat ruangan. Masing-masing berisi benda-benda bersejarah yang dulunya digunakan untuk merumuskan naskah proklamasi.

3. Gedung Joang 45

Kondisi Museum Joang 45 Saat Ini. Gedung ini beralamat di Jalan Menteng Raya Nomor 31, Kebon Sirih, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat. KOMPAS.com/ANNISA RAMADANI SIREGAR Kondisi Museum Joang 45 Saat Ini. Gedung ini beralamat di Jalan Menteng Raya Nomor 31, Kebon Sirih, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat.

Gedung Joang 45 atau Museum Joang 45 berada di Jalan Menteng Raya Nomor 31, Kebon Sirih, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat.

Melansir dari Kompas.com (17/8/2022), gedung yang dibangun pada 1938 ini, mulanya adalah sebuah hotel yang dikelola oleh keluarga L.C. Schomper, seorang berkebangsaan Belanda yang tinggal di Batavia (sekarang Jakarta).

Pada masa penjajahan Jepang, Gedung Joang 45 digunakan sebagai lokasi program pendidikan politik pemuda Indonesia yang dibiayai Jepang. Namun, arena pengajarnya kebanyakan orang Indonesia, maka materi pembelajaran yang diberikan yakni semangat merebut kemerdekaan dari Jepang.

Usai kemerdekaan RI, Gedung Joang 45 ditetapkan menjadi gedung bersejarah atau cagar budaya sejak 1972. Barulah pada 19 Agustus 1974, Geduang Joang 45 ditetapkan menjadi museum.

4. Museum Sumpah Pemuda 

Podium Kongres Pemuda II di Museum Sumpah Pemuda, Jakarta Pusat. Kumpulan kutipan pahlawan untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda 2023.Kompas.com/ Suci Wulandari Putri Podium Kongres Pemuda II di Museum Sumpah Pemuda, Jakarta Pusat. Kumpulan kutipan pahlawan untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda 2023.

Museum Sumpah Pemuda berlokasi di Jalan Kramat Raya Nomor 106, Kwitang, Senen, Jakarta Pusat.

Melansir dari Kompas.com (25/10/2023), gedung Museum Sumpah Pemuda dulunya merupakan indekos para pelajar School tot Opleiding van Inlandsche Artsen atau STOVIA. Bangunan museum ini bergaya neoklasik, konstruksi bangunannya pun masih tampak kokoh meski sudah berusia lebih dari 100 tahun.

Pengunjung Museum Sumpah Pemuda bisa menyaksikan ruangan kongres yang berisi  podium dan diorama. Adapula koleksi benda-benda yang berhubungan dengan pelaksanaan Kongres Pemuda II, seperti replika biola WR Supratman, radio, sepeda, vespa, dan sebagainya.

Sebelum keluar dari gedung Museum Sumpah Pemuda, terdapat media interaktif berupa layar untuk merekam video singkat berisi ucapan harapan dan tekad setiap pengunjung dalam mengisi kemerdekaan Indonesia.

5. Museum Kebangkitan Nasional

Sekitar satu kilometer dari Museum Sumpah Pemuda, kamu bisa menjumpai Museum Kebangkitan Nasional. Di museum ini, pengunjung bisa mengetahui lahirnya organisasi pemuda pertama di Indonesia, yakni Budi Utomo. 

Sejarah Museum Kebangkitan Nasional masih berkaitan dengan Museum Sumpah Pemuda. Sebab, mengutip Kompas.com (14/5/2023), Museum Kebangkitan Nasional dulunya adalah gedung  para pelajar Stovia, yaitu sekolah pendidikan dokter di Batavia (sekarang Jakarta) pada zaman Belanda.

Oleh sebab itu, kamu akan menemukan koleksi alat kesehatan di museum ini. Selain koleksi alat kesehatan, kamu bisa melihat asrama pelajar Stovia.

Baca juga:

Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur. KOMPAS.com/FAQIHAH MUHARROROH ITSNAINI Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur.

6. TMP Kalibata 

Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, JakartaANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta

Untuk mengenang jasa para pahlawan, kamu bisa megunjungi tempat peristirahatan terakhir di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata.

Mengutip Kompas.com (10/11/2020), TMP Kalibata dibangun pada 1953. Pasalnya, dulu TMP Ancol sudah mulai kehabisan lahan sehingga membutuhkan lokasi TMP baru.

Beberapa mendiang pahlawan nasional hingga tokoh bangsa yang disemayamkan di TMP Kalibata antara lain, Agus Salim, Sutan Sjahrir, Adam Malik, Ali Sastroamidjojo, Djoeanda Kartawidjaja, BJ Habibie, Hasri Ainun Habibie, dan sebagainya.

7. Monumen Pancasila Sakti 

Sumur Maut tempat mengubur jenazah tujuh pahlawan Revolusi di Monumen Pancasila Sakti, Jakarta Timur. KOMPAS.com/FAQIHAH MUHARROROH ITSNAINI Sumur Maut tempat mengubur jenazah tujuh pahlawan Revolusi di Monumen Pancasila Sakti, Jakarta Timur.

Monumen Pancasila Saksi didirikan untuk mengenang para Pahlawan Revolusi yang gugur dalam G30S. Bangunan ini juga dikenal sebagai Monumen Lubang Buaya, lantaran berada di Jalan Raya Pondok Gede, Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur.

Monumen Pancasila Sakti terbagi menjadi dua area, yakni outdoor dan indoor, berdasarkan informasi dari Kompas.com (30/9/2021). Di area outdoor, pengunjung dapat melihat sumur tua sedalam 12 meter, lokasi pembuangan jasad Pahlawan Revolusi dan pameran.

Sementara itu di area indoor, terdapat museum dan paseban yang menyimpan patung para Pahlawan Revolusi, diorama pemberontakan PKI, dan barang peninggalan para jenderal.

Selain Monumen Pancasila Sakti, wisatawan juga bisa menjumpai Museum Pengkhianatan PKI dan rumah atau posko tempat penyiksaan para jenderal. Monumen ini beroperasi setiap hari, termasuk hari Sabtu, Minggu, dan tanggal merah atau libur nasional, mulai pukul 08.00 hingga 15.30 WIB.

8. Monumen Nasional (Monas) 

Ilustrasi Monumen Nasional (Monas) dengan gedung-gedung bertingkat di Jakarta.Dok. Wikimedia Commons/Gunawan Kartapranata Ilustrasi Monumen Nasional (Monas) dengan gedung-gedung bertingkat di Jakarta.

Monumen Nasional atau Monas merupakan simbol perjuangan rakyat Indonesia dalam memperoleh kemerdekaan. Bangunan ini didesain dan dibangun arsitek serta insinyur Indonesia, Soedarsono, Silaban, dan Rooseno, pada 1961.

Wisatawan bisa mengunjungi tiga destinasi di Monas. Meliputi,  Museum Sejarah Nasional, Ruang Kemerdekaan, dan Pelataran Puncak Monas.

Monumen setinggi 132 meter itu, didirikan untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia dalam merebut kemerdekaan dari Belanda.

9. Museum Fatahillah 

Museum Fatahillah.Dok/ Shutterstock/kharisbhe Museum Fatahillah.

Museum Fatahillah adalah ikon wisata sejarah Kota Tua Jakarta yang sangat familiar di kalangan wisatawan. Lokasinya berada di tengah kawasan Kota Tua, tepatnya di depan lapangan Kota Tua Jakarta. 

Nama resmi Museum Fatahillah adalah Museum Sejarah Jakarta, seperti dikutip dari Kompas.com (15/6/2021). Museum yang dulunya berfungsi sebagai gedung Balaikota Batavia ini, memiliki koleksi benda-benda mengenai sejarah perkembangan DKI Jakarta. 

Meliputi, replika peninggalan masa Tarumanega dan Pajajaran, hasil penggalian arkeologi di DKI Jakarta, mebel antik, gerabah, batu prasasti, dan lainnya. Museum Fatahillah dapat dikunjungi setiap hari, kecuali Senin, mulai pukul 09.00 WIB hingga 15.00 WIB.

Berdasarkan informasi dari laman Instagram Museum Kesejarahan Jakarta, harga tiket masuk Museum Fatahillah sebesar Rp 5.000 untuk dewasa. Sedangkan, harga tiket masuk anak-anak sebesar Rp 2.000 dan mahasiswa Rp 3.000.

10. Museum Satria Mandala 

Salah satu pesawat perang milik TNI yang disimpan di Museum Satria Mandala, Jakarta (9/01/2020)Andra Prabasari Salah satu pesawat perang milik TNI yang disimpan di Museum Satria Mandala, Jakarta (9/01/2020)

Museum Satria Mandala menyimpan sejarah tentang Tentara Nasional Indonesia (TNI).Lokasinya berada di Jalan Gatot Subroto Nomor 14, Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.

Berdasarkan informasi dari Kompas.com (27/12/2022), museum ini dulunya dikenal sebagai Wisma Yaso, yang merupakan kediaman istri Soekarno, bernama Ratna Sari Dewi. Wisma Yaso menjadi tempat mendiang Soekarno disemayamkan, sebelum akhirnya dimakamkan Blitar.

Sejumlah koleksi di Museum Satria Mandala antara lain, peralatan TNI, senjata berat dan ringan, atribut ketentaraan, kendaraan perang, dan berbagai jenis pesawat terbang. Museum ini diresmikan pada 5 Oktober 1972, tepat pada Hari Ulang Tahun TNI.

Baca juga:

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com