Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Langgganan Macet Saat Liburan, Mengapa Puncak Bogor Tetap Diburu Wisatawan?

Kompas.com - 28/12/2023, 12:05 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jalanan menuju menuju arah Puncak Bogor, Jawa Barat, kerap macet hampir setiap musim libur. Seperti yang terjadi pada saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024 kali ini.

Diberitakan Kompas.com (25/12/2023), polisi mencatat sekitar 110.000 lebih kendaraan bergerak memasuki kawasan wisata Puncak Bogor, saat libur Nataru, yakni pada 23-25 Desember 2023.

 

Khususnya pada libur Natal  (25/12/2023), ribuan kendaraan terpantau memenuhi jalan, sehingga menyebabkan kemacetan parah di sejumlah titik.

Baca juga: Terjebak Macet Parah Saat Mau ke Puncak Bogor, Motor sampai Berasap

Jika melihat kilas balik modus lalu lintas Puncak Bogor saat musim libur, sebagian besar masyarakat tentu sudah memperkirakan bahwa mereka akan terkena macet jika memilih berwisata ke Puncak Bogor.

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kompas.com (@kompascom)

Meskipun langganan macet saat musim libur, tetapi Puncak Bogor tetap menjadi destinasi wisata favorit. Mengapa demikian?

Faktor perilaku turis

Pengamat Pariwisata Azril Azahari mengungkapkan, fenomena wisatawan yang tetap bertolak ke Puncak Bogor saat libur, meskipun akan terkena macet ini dilatarbelakangi karena perilaku turis (tourist behavior).

Menurut Azril, wisatawan saat ini lebih menyukai jenis wisata yang bersifat personal. Artinya, kegiatan wisata dilakukan di tempat yang sama atau melokalisasi dengan jumlah orang yang lebih sedikit, serta diisi kegiatan yang mendukung rasa kekeluargaan.

Suasana kebun teh di Puncak Bogor, Jawa Barat.SHUTTERSTOCK/RIZKY RAEHAN DZULKARNAEN Suasana kebun teh di Puncak Bogor, Jawa Barat.

"Tourist behavior (perilaku turis) kita sudah bergeser. Saya sebutnya costumize tourism (konsep wisata yang lebih personal)," kata Azril kepada Kompas.com melalui telepon, Rabu (27/12/2023).

Pada kegiatan kumpul keluarga ini, lanjutnya, wisatawan bisa melakukan aktivitas yang mendukung keakraban satu sama lain. Seperti duduk bersama sembari barbeku.

Baca juga:

Tidak hanya itu, untuk pilihan wisata minat khusus, wisatawan juga mencari trmpat wisata hijau (green tourism) untuk melepas penat.

"Selain itu ada faktor safety (keselamatan), security (keamanan), and healthy (kesehatan). Mereka mencari (destinasi) yang dekat karena biayanya lebih murah," katanya.

Puncak Bogor punya daya dukung alam

Melihat kecenderungan perilaku wisata dan minat khusus wisatawan saat ini, Azril menilai Puncak Bogor termasuk salah satu destinasi yang mendukung untuk pemenuhan aspek yang dicari wisatawan.

Seperti hanya dari segi akomodasi untuk kumpul keluarga, di kawasan Puncak Bogor banyak tersedia vila yang bisa disewa oleh wisatawan.

Bahkan, fasilitas yang disediakan di vila pun juga menjadi pertimbangan wisatawan saat memilih.

Wisata alam di  salah satu destinasi wisata kawasan Puncak Bogor, Agrowisata Gunung Mas.Dok. Agrowisata Gunung Mas. Wisata alam di salah satu destinasi wisata kawasan Puncak Bogor, Agrowisata Gunung Mas.

"(Vila) yang punya kolam renang rata-rata penuh, barang kali ini lebih ke wisata outbound-nya juga, " kata Azril

Tidak hanya itu, tambahnya, pemandangan yang disuguhkan pun turut berpengaruh terhadap vila yang dipilih. Wisatawan cenderung memilih vila di dataran yang lebih tinggi karena bisa menyaksikan pemandangan Gunung Gede dan Gunung Pangrango.

"Kalau ke arah Puncak, ada Gunung Gede dan Gunung Pangrango, itu semuanya kalau sebelah kanan (lokasi vila ke arah Puncak) penuh," katanya.

Baca juga:

Dari segi wisata hijau, kawasan Puncak memamg dikenal dengan daerah yang lebih rindang, sehingga mendukung wisatawan untuk melepas penat dari hiruk pikuk perkotaan.

Ditambah, katanya, udara Puncak yang lebih sejuk mendukung suasana kumpul keluarga menjadi lebih hangat.

"Mereka senang (ke Puncak) karena mereka mengejar green healing, jadi udara dingin, pemandangannya bagus, tetapi mereka juga bisa bercengkerama dengan keluarga," katanya.

Sementara itu dari segi biaya, menurut Azril, biaya yang dikeluarkan ke Puncak relatif murah dibanding harus membeli tiket pesawat mahal ke Labuan Bajo atau Raja Ampat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com