Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Orang Rela Macet-Macetan Demi Liburan?

Kompas.com - 28/12/2023, 19:14 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejak beberapa hari lalu, tepatnya dari Minggu (24/12/2023), kemacetan arus lalu lintas terjadi di Jalur Wisata Puncak Bogor, Jawa Barat, berkaitan dengan periode libur Natal 2023 dan tahun baru 2024 (Nataru).

Kemacetan ini tidak hanya terjadi di jalur utama, tapi juga menjalar ke jalur alternatif atau jalur tikus. Hal ini dialami oleh pelaku perjalanan bernama Chacha, yang terjebak macet di jalan alternatif menuju Puncak Bogor.

Baca juga: Terjebak Macet Parah Saat Mau ke Puncak Bogor, Motor sampai Berasap

Bahkan, pada saat itu, Chacha bertolak ke Bogor bukan untuk liburan, melainkan untuk menghadiri kegiatan kampus di sebuah vila di daerah Kuta, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

"Saya dari Bogor Kota, Pajajaran, ingin ke Villa Alesta. Waktu itu pukul 13.20 WIB, lewat jalan alternatif itu macetnya parah," kata Chacha kepada Kompas.com lewat pesan tertulis di media sosial X, Kamis (21/12/2023).

Chacha melanjutkan, dirinya sengaja memilih lewat jalur alternatif karena jarak yang ditempuh lebih dekat, dibanding harus lewat jalur utama arah Puncak.

Namun, di tengah perjalanan menuju lokasi, Chacha terjebak macet di tanjakan curam, yang mengharuskan dirinya menahan rem sepeda motor supaya tidak mengenai kendaraan milik pengguna jalan lainnya.

Baca juga:

Tempat wisata langganan macet tiap musim liburan

Kondisi arus lalu lintas kendaraan di Jalur Wisata Puncak Bogor, Jawa Barat, Senin (25/12/2023) sore.KOMPAS.COM/AFDHALUL IKHSAN Kondisi arus lalu lintas kendaraan di Jalur Wisata Puncak Bogor, Jawa Barat, Senin (25/12/2023) sore.

Macet saat libur Nataru, khususnya di Bogor, tidak hanya terjadi tahun ini, tetapi juga tahun-tahun sebelumnya. Apalagi jika dibandingkan dengan periode sebelum pandemi Covid-19.

Dilaporkan oleh Kompas.com, Jumat (23/12/2022), kemacetan terjadi di sejumlah titik pada periode libur Nataru 2022.

Sejumlah titik kemacetan, antara lain di Simpang Pasir Muncang, Pasir Angin Megamendung, Pasar Cisarua, dan Simpang Taman Safari. 

Sementara itu pada libur Nataru tahun ini, Polisi mencatat ada 110.000 lebih kendaraan yang bergerak masuk kawasan wisata Puncak Bogor, tepatnya pada 23-25 November 2023.

Adapun titik kemacetan ini terpantau pada Senin (25/12/2023) mulai dari Masjid Atta'awwun, Simpang Taman Safari, hingga arah bawah Simpang Gadog, dilansir dari Kompas.com, Senin (23/12/2023).

Baca juga: Yogyakarta Macet, 14 Kereta Ini Berhenti Luar Biasa di Stasiun Lempuyangan

Kondisi arus lalu lintas kendaraan di Simpang Gadog, Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, saat diberlakukan sistem one way arah ke Jakarta, Minggu (24/12/2023)KOMPAS.COM/AFDHALUL IKHSAN Kondisi arus lalu lintas kendaraan di Simpang Gadog, Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, saat diberlakukan sistem one way arah ke Jakarta, Minggu (24/12/2023)

 

Tidak hanya di Puncak Bogor, macet saat libur Natal 2023 juga terjadi kawasan Dataran Dieng, Jawa Tengah.

Dilaporkan oleh Kompas.comKamis (28/12/2023) Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dieng Banjarnegara Sri Utami membenarkan hal tersebut. Ia mengatakan, jumlah wisatawan di Dieng bahkan mencapai lebih dari 15.000 orang dalam satu hari.

Jika melihat fenomena macet saat musim libur yang terus berulang setiap tahun, mungkin sempat terpikir, mengapa ada sejumlah orang yang rela macet-macetan demi pergi liburan?

Baca juga:

Ada yang dicari di tempat wisata

Pengamat Pariwisata Azril Azahari membenarkan bahwa kemacetan lalu lintas ini tidak hanya terjadi pada libur Nataru, tapi juga setiap momen libur panjang, seperti Lebaran, bahkan saat ahir pekan.

Menurutnya, keputusan seseorang tetap bertolak ke destinasi wisata meskipun lalu lintas macet ialah karena faktor wisata minat khusus (special interest).

Maksudnya, setiap orang punya hal-hal yang hendak dicari di suatu destinasi wisata. Entah itu dari segi suasana, budaya, makanan, ataupun pemandangan.

Azril mencontohkan wisata minat khusus di Puncak Bogor. Ia berpendapat, wisatawan yang bertolak ke Puncak Bogor saat liburan bertujuan untuk melepas penat dengan wisata hijau atau green healing.

Baca juga: Gunung Bromo Macet Saat Libur Nataru, Wisatawan Berebut Lihat Sunrise

Radjendra Resort by Begreno, salah satu wisata Bogor rasa Bali
Dok. Radjendra Resort by Begreno Radjendra Resort by Begreno, salah satu wisata Bogor rasa Bali

"Mereka ingin mengejar special interest, tapi wisata minat khususnya lebih kepada green healing. Intinya itu di healing, mereka mencari udara segar, itu wellness, namun sayangnya wellness ini tidak dipertimbangkan oleh pemerintah," jelasnya.

Jika Puncak Bogor identik dengan wisata minat khusus green healing, Azril juga mengambil contoh Bandung sebagai destinasi dengan minat khusus dari segi kuliner dan fesyen bekas.

"Kalau ke Bandung, makanan apa saja ada, dan yang jual barang bekas (pasar barang bekas) juga banyak peminatnya," tutur Azril.

Maka dari itu, tambahnya, terlepas dari ke mana destinasi yang hendak dituju, seseorang akan termotivasi untuk bepergian demi pemenuhan wisata minat khusus yang dituju meskipun harus menghadang kemacetan.

Motivasi tujuan akhir

Kondisi kemacetan yang terjadi di pintu masuk Puncak atau tepatnya di Simpang Gadog, Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (24/12/2023) pukul 09.30 WIBKOMPAS.COM/AFDHALUL IKHSAN Kondisi kemacetan yang terjadi di pintu masuk Puncak atau tepatnya di Simpang Gadog, Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (24/12/2023) pukul 09.30 WIB

Di sisi lain, jika melihat dari kacamata psikologi, Psikolog Sosial Hening Widyastuti menerangkan, seseorang rela menghadapi kemacetan saat liburan karena mereka punya tujuan yang harus dicapai.

"Yang membuat mereka tetap bertahan melanjutkan perjalanan meskipun macet luar biasa, itu karena ada harapan di titik akhir," kata Hening kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Rabu (27/12/2023).

Ia melanjutkan, seperti halnya ketika seseorang bepergian ke Puncak Bogor, ia memang bertujuan ke bagian puncaknya.

Begitu juga ketika berwisata ke Dieng, mereka justru telah bertekad sampai di puncaknya. 

"Mereka ingin ke Puncak Bogornya, ke Puncak Diengnya, ke laut, ada tujuan akhir yang bisa menjadi harapan kebahagiaan buat mereka," katanya.

Meskipun, lanjut Hening, kegiatan yang dilakukan di lokasi tujuan akhir mungkin hanya sebatas makan, bercengkerama, atau melihat pantai dan birunya langit.

Kawasan kemah di Agrowisata Gunung Mas Bogor.Dok. Agrowisata Gunung Mas. Kawasan kemah di Agrowisata Gunung Mas Bogor.

"Meskipun melewati macet yang berkilo-kilometer, bagi mereka it's okay, tidak apa apa, karena ada titik harapan yang mereka ingin capai," katanya.

Melihat macetnya jalan menuju destinasi wisata, mungkin bagi sebagian orang tampak sebagai suatu masalah.

Namun, kata Hening, hal ini bergantung terhadap kuat atau tidaknya motivasi seseorang untuk sampai ke tujuan akhir destinasi.

"Itu yang membedakan, ada orang yang membayangkan macet saja sudah stres, berarti motivasi orang tersebut untuk ke tujuan tersebut tidak sekuat individu yang lain," ujar Hening.

Ibaratnya, kata Hening, sama halnya dengan seseorang ketika mendaki gunung. Harapan pendaki tentu bisa sampai di puncak, maka dari itu, pendaki tersebut bisa melalui pos satu, dua, dan tiga meskipun kondisinya curam. 

"Pengorbanan seseorang (melawan kemacetan) sama dengan perjuangan melawan diri, dia berpacu dengan adrenalinnya, tantangan untuk mengalahkan diri sendiri," pungkas Hening.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ramai Video Pejabat Ajak Turis Korea Selatan Mampir ke Hotel, Ini Kata Sandiaga

Ramai Video Pejabat Ajak Turis Korea Selatan Mampir ke Hotel, Ini Kata Sandiaga

Travel Update
Cuaca Cerah, Wisata Lembah Oya Kedungjati di Bantul Sudah Buka Lagi

Cuaca Cerah, Wisata Lembah Oya Kedungjati di Bantul Sudah Buka Lagi

Travel Update
Ini 10 Tempat Wisata Luar Ruangan di Jakarta yang Bisa Dikunjungi

Ini 10 Tempat Wisata Luar Ruangan di Jakarta yang Bisa Dikunjungi

Jalan Jalan
Imbas Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Sandiaga Berharap Potensi Studi Tur Tidak Berkurang

Imbas Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Sandiaga Berharap Potensi Studi Tur Tidak Berkurang

Travel Update
Larangan di Umbul Nilo, Pemandian Sebening Kaca di Klaten

Larangan di Umbul Nilo, Pemandian Sebening Kaca di Klaten

Travel Update
Ngargoyoso Waterfall, Wisata Air Terjun Baru di Karanganyar

Ngargoyoso Waterfall, Wisata Air Terjun Baru di Karanganyar

Jalan Jalan
Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Masyarakat Diingatkan Cek Kelayakan Bus di Spionam

Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Masyarakat Diingatkan Cek Kelayakan Bus di Spionam

Travel Update
7 Wisata Sejuk di Yogyakarta, Pas Dikunjungi Saat Panas

7 Wisata Sejuk di Yogyakarta, Pas Dikunjungi Saat Panas

Jalan Jalan
5 Desa Wisata Penyangga Borobudur Highland di Purworejo Dapat Pelatihan dan Pendampingan

5 Desa Wisata Penyangga Borobudur Highland di Purworejo Dapat Pelatihan dan Pendampingan

Travel Update
Lokasi, Cara Beli, dan Tiket Masuk Kebun Raya Cibodas

Lokasi, Cara Beli, dan Tiket Masuk Kebun Raya Cibodas

Travel Update
Hidden Gem di Batam, Wisata Sambil Olahraga ke Golf Island

Hidden Gem di Batam, Wisata Sambil Olahraga ke Golf Island

Jalan Jalan
Lokasi, Cara Beli, dan Tiket Masuk Kebun Binatang Bandung

Lokasi, Cara Beli, dan Tiket Masuk Kebun Binatang Bandung

Jalan Jalan
KAI Tambah 4 Perjalanan Kereta Api pada 12-31 Mei 2024

KAI Tambah 4 Perjalanan Kereta Api pada 12-31 Mei 2024

Travel Update
Planetarium Jagad Raya Tenggarong di Kaltim: Lokasi dan Tiket Masuk

Planetarium Jagad Raya Tenggarong di Kaltim: Lokasi dan Tiket Masuk

Travel Update
5 Hotel Dekat Bandara Internasional Juanda Surabaya

5 Hotel Dekat Bandara Internasional Juanda Surabaya

Hotel Story
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com