Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Kompas.com - 26/04/2024, 19:36 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Bidang Tour Inbound & Domestic Asosiasi Travel Agent Indonesia (ASTINDO), Heben Ezer mengatakan, keterbatasan bahasa asing bagi pelaku pariwisata di daerah menjadi salah satu kendala pariwisata saat ini.

"Sayangnya, uji kompetensi yang dilakukan oleh LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi) dan BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi), banyak sekali yang tidak memenuhi target. Pada saat uji kompetensi, mereka terpaksa meluluskan walaupun belum kompeten," jelas Heben saat ditemui di Artotel Suite Mangkuluhur, Jakarta Selatan, Jumat (26/4/2024).

Baca juga: Ikut Tur Jalan Kaki Berbahasa Inggris, Wisata Sambil Latihan Bahasa

Heben melanjutkan, kemampuan bahasa asing menjadi salah satu aspek yang disoroti.

Ia mencontohkan, saat berkunjung ke Lampung dan bertemu dengan pelaku wisata Lampung, hampir sebagian besar pemandu wisata di daerah tersebut tidak bisa berbahasa Inggris.

Ilustrasi Pulau Pahawang, Lampung. DOK.SHUTTERSTOCK/Sebuahkenangan Ilustrasi Pulau Pahawang, Lampung.

"Saya tanya kemarin ke teman-teman di Lampung, tour guide di Lampung, ada berapa banyak pemandu wisata di Lampung? yang berbisa berbahasa Inggris almost zero (hampir tidak ada)" katanya.

Keterbatasan bahasa asing ini, kata Heben, kemudian berpengaruh terhadap cara pemandu wisata dalam memandu wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke daerah tersebut.

Menurut pandangan Heben, pemandu wisata di daerah yang terbatas dalam berbahasa Inggris, umumnya hanya menjadi penunjuk jalan bagi wisatawan. Sehingga, tidak ada storytelling atau penjelasan lebih lanjut terkait daerah yang dikunjungi.

Maka dari itu, Heben mengatakan pelatihan yang rutin perlu ditingkatkan guna mendukung kualitas sumber daya manusia di bidang pariwisata, khususnya di daerah.

Baca juga:

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Ilustrasi wisatawan mancanegara di Bali.Dok. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ilustrasi wisatawan mancanegara di Bali.

Menyikapi hal ini, ASTINDO mencoba bekerja sama dengan salah satu lembaga kursus bahasa Inggris.

Namun, kendalanya adalah ketidakcocokan sistem dengan pelatihan yang dibutuhkan oleh pelaku wisata.

Di lembaga kursus bahasa Inggris, cara belajar yang diterapkan terstruktur mulai dari belajar tenses dan grammar.

Kendati demikian, pada praktiknya, kata Heben, pelaku pariwisata lebih butuh untuk belajar berani berbahasa Inggris.

"Kalau kita jalan-jalan ke Vietnam atau ke Thailand, mereka kerap tidak menggunakan tenses dengan benar. Jadi yang kita perlukan itu komunikasi pergaulan sehari-hari," katanya.

Maka dari itu, Heben berharap peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang pariwisata dapat menjadi fokus utama guna meningkatkan kualitas pelayanan pariwisata di Indonesia.

Baca juga:

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com