KOMPAS.com – Gunung Andong yang ada di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, merupakan tujuan pendakian favorit.
Gunung setinggi 1.726 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini tidak terlalu berat dan pas bagi pemula.
Jika ingin mendaki Gunung Andong, ada tiga jalur yang bisa dilalui, yakni via Sawit, via Pendem, dan via Gogik.
Baca juga: Harga Tiket Terkini Pendakian Gunung Andong via Pendem
Kompas.com sempat menjajal mendaki Gunung Andong via jalur Pendem pada Selasa-Rabu (14-15 Mei 2024).
Adapun Basecamp Pendem berada di sebelah utara Basecamp Sawit. Bahkan, Gapura pendakian via jalur Sawit terlihat dari jalur ini.
Lihat postingan ini di Instagram
Saya memulai pendakian sekitar pukul 16.04 WIB. Suasana cukup mendung saat itu. Bahkan saat motoran, saya sempat melalui daerah yang baru diguyur hujan.
Jalur awal pendakian menanjak melalui jalan paving di sekitar perkebunan. Hanya 5 menit, saya sampai di batas perkebunan dan hutan dengan tulisan besar “G.ANDONG”.
Baca juga: Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang
Terus melaju, ternyata ada percabangan jalur. Belok kiri adalah jalur selatan, sementara jika lurus adalah jalur utara, lalu belok kanan adalah camping ground.
Jalur tetap menanjak, berupa jalan tanah. Sebelum Pos 1, akan ada sumber air. Pendaki bisa minum atau mengisi air di sini.
Pukul 16.20 WIB, saya sampai di Pos 1. Karena belum lelah, saya terus berjalan menuju pos selanjutnya.
10 menit kemudian atau 16.30 WIB, saya sampai di pos selanjutnya, yakni Pos Grujugan. Sama seperti sebelumnya, saya terus melaju.
Jalur masih menanjak, tetapi masih dalam batas wajar. 15 menit kemudian, saya tiba di Pos Kendit. Pos ini merupakan pertemuan jalur Pendem dan Gogik.
Baca juga: Sandiaga Dukung Sanksi Tegas untuk Penyulut Flare di Gunung Andong
Sekitar 5 menit istirahat atau 16.35 WIB, saya lanjut berjalan lagi. Terdapat percabangan jalur menuju puncak yang nanti akan bertemu lagi jadi satu jalur, sehingga sama saja.
Jalur terus menanjak. Pukul 17.20 WIB, saya sampai di Batu Pertapaan yang berada di bawah puncak.
Ingin segera sampai puncak, saya terus berjalan. Hanya 5 menit atau pukul 17.25 WIB, saya sampai di Puncak Alap-alap Gunung Andong atau puncak sisi timur.
Baca juga: Pendaki yang Sulut “Flare” di Gunung Andong Terus Diburu, Polisi: Masih Penyelidikan
Kondisi berkabut tebal saat itu, Saya pun langsung mendirikan tenda di sebelah warung lalu beristirahat.
Malam yang berkabut membuat saya fokus istirahat di tenda. Syukurlah pagi hari cukup cerah, meski berkabut.
Baca juga: Pendaki Penyulut Flare di Gunung Andong Terancam Di-blacklist Seumur Hidup
Pesona sunrise atau matahari terbit masih bisa disaksikan dari puncak Gunung Andong. Selain itu, banyak juga pendaki yang sampai puncak. Mereka berangkat dini hari untuk menyaksikan sunrise.
Setelah puas menikmati panorama di puncak, saya berkemas lalu lanjut turun via jalur selatan Pendem.
Untuk sampai sana, saya harus berjalan menuju Puncak Andong dengan turun ke Jembatan Setan, lalu naik sampai puncak.
Ternyata warung di Puncak Andong buka, sehingga saya memutuskan makan mi instan dengan telur.
Baca juga: Video Viral Pendaki Nyalakan Flare di Gunung Andong, Pengelola Merasa Kecolongan
Setelah itu, perjalanan turun berlanjut. Rute sama dengan jalur via Sawit. Saat ada percabangan jalur lama dan baru, saya lewat jalur lama.
Nantinya setelah Pos 2 via Sawit, ada percabangan ke arah kir. Itulah jalur selatan via Pendem. Terus menyusuri jalan, saya tiba di percabangan jalan. Kali ini, saya belok kanan di percabangan untuk sampai kembali di Basecamp Pendem.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.