Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dulu Kebun Jagung, Kini Jadi Hotel Aston Luwuk

Kompas.com - 12/11/2013, 16:00 WIB
LUWUK, KOMPAS.com - Saat roda pesawat menyentuh landasan di Bandara Syukuran Aminuddin Amir di Luwuk, Rabu (6/11/2013) siang, terlihat alat berat meratakan tebing di samping landasan yang kering kerontang. Meskipun baru melayani penerbangan dua maskapai setiap hari, namun Bandara Syukuran Aminuddin Amir mulai berbenah untuk mengantisipasi penambahan penerbangan.

Di mana Luwuk? Mungkin tidak semua orang tahu persis letak Luwuk. Namun, siapa sangka di Kota Luwuk, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah terdapat sebuah hotel bintang tiga yang ditempuh cuma 10 menit berkendaraan dari bandara yang berjarak 5 kilometer. Posisi hotel begitu strategis yakni di dataran tinggi, tepatnya di Jalan Mandapar, Kawasan Bukit Halimun, Tanjung Tuwis. Posisi hotel menghadap ke pantai. Itulah Hotel Aston Luwuk & Conference Center.

"Dulu ini kebun jagung, sekarang jadi hotel," kata Soenardi Sudartan, Dirut PT Nyiur Mas Mandiri, pemilik Hotel Aston Luwuk, saat bincang-bincang di beranda hotel, Rabu malam.

Soenardi pun mengisahkan pengalaman masa lalunya ketika pertama kali ke Luwuk tahun 1984 saat berprofesi sebagai dokter. "Dulu susah mencari penerbangan ke Luwuk, apalagi hotel," kata Soenardi yang juga dokter syaraf ini.

Berkat migas serta hasil bumi seperti kopra, cengkeh, pala dan kelapa, nama Luwuk semakin dikenal. Pekerja migas silih berganti berdatangan ke Luwuk dan mereka jelas membutuhkan tempat menginap. Di atas lahan seluas 7,8 hektare, Soenardi menggandeng Archipelago International mendirikan Hotel Aston di Luwuk pada Februari 2012 dengan investasi sekitar Rp 95 miliar.

Menurut Rachmad Basuki, General Manager Aston Luwuk, saat pertama kali tiba dan diberi tanggung jawab mengelola Hotel Aston Luwuk dirinya kaget. "Pertama datang, saya shock melihat kondisi Luwuk yang masih minim infrastruktur untuk menunjang bisnis perhotelan," katanya.

Namun, melihat potensi Luwuk yang kaya migas dan hasil bumi, Rachmad yakin kota Luwuk akan berkembang. Saat ini, kunjungan pegawai migas ke Luwuk terus meningkat. Itu bisa terlihat dari padatnya penumpang Wings Air dan Sriwijaya Air yang melayani rute Makassar-Luwuk setiap hari.

Peluang inilah yang hendak ditangkap Aston Luwuk. Meski sekarang para tamu didominasi kalangan bisnis, ke depan seiring dengan berkembangnya pariwisata Luwuk, tak tertutup kemungkinan untuk dikunjungi wisatawan.

Hotel yang mulai beroperasi awal Oktober 2013 ini memiliki 92 kamar dengan tipe superior, deluxe, junior suite dan presidential suite. Hotel ini memiliki tiga meeting room yang masing-masing mampu menampung 20-40 orang. "Selain itu kita memiliki ballroom untuk 1.200 orang," katanya.

Hal yang paling dibanggakan Soenardi adalah kolam renang yang ada di hotel ini. "Ini (kolam renang) merupakan satu-satunya di (hotel) Luwuk," ujarnya.

ARSIP ASTON LUWUK HOTEL AND CONFERENCE CENTER Kamar di Aston Luwuk Hotel and Conference Center, di Luwuk, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah.
Rencana Soenardi ke depan adalah membangun Wing 3 dan Wing 4 sehingga jumlah kamar di Hotel Aston mencapai 135 kamar. "Grand opening direncanakan Desember mendatang," katanya.

Melihat potensi Luwuk, Soenardi yakin investasi yang telah ditanam akan kembali dalam waktu 7 tahun.

Begitu juga Rachmad sangat optimistis Kota Luwuk akan berkembang di masa mendatang. Sampai sekarang di Luwuk baru ada satu sekolah pariwisata setingkat SMK. Untuk merekrut staf lokal bekerja di Aston Luwuk, Hotel Aston melakukan kerja sama dalam hal merancang materi pelajaran di SMK tersebut.

Sebagai hotel berbintang pertama di Luwuk, Rachmad pun sadar, Hotel Aston harus memiliki kelebihan dan keunggulan dibanding para pesaing yang siap-siap untuk mendirikan bisnis perhotelan. Rachmad pun tak khawatir dengan kompetisi bisnis perhotelan di Luwuk jika melihat potensi Luwuk yang mulai menggeliat. "Luwuk ini ibarat mutiara yang belum diasah," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Larangan Study Tour ke Luar Provinsi Disesalkan Pelaku Wisata di Bantul

Larangan Study Tour ke Luar Provinsi Disesalkan Pelaku Wisata di Bantul

Travel Update
5 Wisata Alam di Purwokerto, Terdapat Kolam Alami di Tengah Hutan

5 Wisata Alam di Purwokerto, Terdapat Kolam Alami di Tengah Hutan

Jalan Jalan
5 Hotel Sekitar Dago Bakery Punclut Bandung, mulai Rp 190.000

5 Hotel Sekitar Dago Bakery Punclut Bandung, mulai Rp 190.000

Hotel Story
Makoya Pandaan: Daya Tarik, Tiket Masuk, dan Jam Buka

Makoya Pandaan: Daya Tarik, Tiket Masuk, dan Jam Buka

Jalan Jalan
5 Peralatan yang Harus Dibawa Saat Camping di Pantai

5 Peralatan yang Harus Dibawa Saat Camping di Pantai

Travel Tips
Kemendikbudristek Luncurkan Indonesian Heritage Agency, Kelola Museum dan Cagar Budaya

Kemendikbudristek Luncurkan Indonesian Heritage Agency, Kelola Museum dan Cagar Budaya

Travel Update
6 Tips Aman untuk Anak Saat Bermain di Pantai

6 Tips Aman untuk Anak Saat Bermain di Pantai

Travel Tips
Ketentuan Bhikku Saat Thudong, Boleh Makan Sebelum Pukul 12 Siang

Ketentuan Bhikku Saat Thudong, Boleh Makan Sebelum Pukul 12 Siang

Hotel Story
Memaknai Tradisi Thudong, Lebih dari Sekadar Jalan Kaki

Memaknai Tradisi Thudong, Lebih dari Sekadar Jalan Kaki

Hotel Story
Pameran Deep and Extreme Indonesia 2024 Digelar mulai 30 Mei

Pameran Deep and Extreme Indonesia 2024 Digelar mulai 30 Mei

Travel Update
10 Museum di Solo untuk Libur Sekolah, Ada Museum Radya Pustaka

10 Museum di Solo untuk Libur Sekolah, Ada Museum Radya Pustaka

Jalan Jalan
Tarif Kereta Api Rute Jakarta-Yogyakarta Mei 2024, mulai Rp 260.000

Tarif Kereta Api Rute Jakarta-Yogyakarta Mei 2024, mulai Rp 260.000

Travel Update
Harga Tiket Pesawat Jakarta-Yogyakarta PP Mei 2024, mulai Rp 850.000

Harga Tiket Pesawat Jakarta-Yogyakarta PP Mei 2024, mulai Rp 850.000

Travel Update
Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Travel Update
Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com