Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkunjung ke Sambirejo, "Desa Buah Naga" di Banyuwangi

Kompas.com - 05/02/2014, 08:21 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Sutiah (65) berjalan di antara pohon buah naga miliknya yang ia tanam sejak tahun 2011. Sesekali dia membersihkan buah naga yang masih belum di panen. "Panen rayanya sekitar bulan Maret tapi kami sudah melakukan panen sejak pertengahan Januari lalu," ungkapnya kepada Kompas.com, Selasa (4/2/2014).

Sutiah merupakan salah satu petani buah naga di Desa Sambirejo, Kecamatan Bangorejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur dari 18 kelompok tani yang ada.

Dia mengaku awalnya mendapatkan bantuan dari dinas pertanian mulai dari bibit, tiang panjatan, serta obat-obatan pertanian. "Saya hanya punya seperempat hektar yang dikelola sendiri dengan adik perempuan saya. Kebetulan suami sudah meninggal, jadi ya saya sendiri yang mengelola," jelas ibu dua anak tersebut.

Sutiah sengaja memilih menggunakan balok kayu yang kuat sebagai tiang panjatan buah naga miliknya. "Tingginya antara 150-200 cm. Ini bagian bawahnya juga diberi tiang agar kuat dan tidak mudah goyah terutama saat berbuah," katanya.

Sutiah mengaku memiliki 432 tiang panjatan, yang masing-masing satu panjatan berisi 4 pohon. "Satu panjatan bisa menghasilkan 15 sampai 25 buah naga merah. Kalau panen biasanya saya memperkerjakan 5 orang. Kalau panen sendiri kan tenaganya nggak kuat," katanya sambil tersenyum.

Sebelum berbuah, Sutiah menjelaskan bahwa dirinya sendiri yang mengawinkan bunga buah naga secara manual. "Biasanya saya lakukan malam hari ketika bunganya benar-benar mengembang. Kalau siang bunganya menguncup. Kalau 432 tiang sangga ini berbunga bersamaan saya melakukan kawin dua kali dalam semalam. Mulai jam 8 malam sampai jam 10 malam sama jam 3 dini hari sampai jam 6 pagi," jelasnya.

"Cara kawinnya gampang, tinggal ambil yang ada putiknya dan diletakkan di tengah pas bunganya. Harus sedikit ditekan agar nempel. Melakukan pengawinan ini tidak boleh saat hujan. Memang sih butuh ketelatenan dan pengalaman. Setelah satu bulan dari musim berbunga maka buahnya mulai muncul. Saya juga biasa menggunakan pupuk sebulan sekali dua sak," ungkapnya.

Hal senada juga diungkapkan Tarmidjan (44). Awalnya dia hanya memiliki seperempat hektar, namun saat ini dia sudah menanam buah naga dengan total luas 4 hektar. "Dari 4 hektar itu, 3/4 milik sendiri, sisanya sewa dan juga bagi hasil. Alhamdulilah hasilnya lumayan," katanya.

Tarmidjan menceritakan setiap hektar ia bisa menghasilkan 30 sampai 40 ton buah naga merah. "Untuk harganya paling murah Rp 4.000 sampai Rp 10.000 perkilogram. Biasanya kami kirim ke wilayah Surabaya, Jakarta, Bali dan Kalimantan," ungkapnya.

Luas lahan pertanian di wilayah Desa Sambirejo yang ditanami buah naga sebanyak 125 hektar dan menghasilkan 3.750 ton buah naga per tahun. Hal tesebut diungkapkan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat melakukan panen buah naga hari ini.

"Hasil panen buah naga di wilayah Kecamatan Bangorejo terutama di Desa Sambirejo meningkat drastis sejak 4 tahun terakhir. Sedangkan di Banyuwangi sendiri luas lahan pertanian buah naga yang siap panen sekitar 678,5 hektar dengan produksi 20.364 ton tahun," jelasnya.

Bupati mengungkapkan ke depan akan ada paket wisata dengan berkunjung ke kebun buah naga di Desa Sambirejo. "Jika ada wisatawan yang datang ke sini mereka langsung bisa ikut panen dengan membayar langsung kepada petani. Kan bisa dihargai Rp 7.000 sampai Rp 10.000 per kilo. Biar Desa Sambirejo dikenal sebagai desa buah naganya Banyuwangi," kata Anas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Travel Update
Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Travel Update
Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Story
10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

Jalan Jalan
Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Travel Update
Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Travel Update
3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

Travel Update
Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Hotel Story
iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

Travel Update
9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

Jalan Jalan
Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Travel Update
6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

Travel Tips
Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Travel Update
China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

Travel Update
Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com