Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hidup Berbeda Khas Kampung di Dieng

Kompas.com - 28/05/2014, 17:45 WIB
DATARAN tinggi Dieng, di Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo, Jawa Tengah, dikenal sebagai kawasan wisata yang menawarkan pemandangan alam yang indah dengan udara berhawa dingin. Kondisi alam Dieng yang berada di ketinggian 2.000 mdpl, membuat kehidupan masyarakatnya memiliki kehidupan yang berbeda, unik dan khas.

Cobalah datang ke Dieng dan menyelami kehidupan sehari-hari masyarakat di perkampungannya. Salah satunya di Desa Jojogan. Mampirlah ke salah satu rumah warga. Tamu akan diajak masuk dan duduk di belakang rumah, tepatnya bagian dapur. Ya, warga Dieng biasa menjamu tamunya bukan di ruang tamu, tetapi di depan tungku api dapur.

Hawa dingin membuat warga Dieng terbiasa menghangatkan diri di depan tungku api. Bahkan ketika sedang menjamu tamunya.

KompasTV/Anjas Prawioko Tradisi 'mongen' di Dieng, dapur menjadi ruang tamu sembari hangatkan badan.
“Saking seringnya warga duduk menghangatkan diri di dekat api, membuat kaki warga Dieng memilikiciri khas yang disebut mongen,” kata Habib warga Jojogan.

Mongen adalah kulit kaki membekas menjadi kehitaman yang diakibatkan terlalu sering terkena panas. Karena hal ini pula, kebiasaan nongkrong di depan pawon atau tungku masak disebut juga dengan istilah mongen.

Pada sore hari warga kampung ini juga punya kebiasaan kumpul-kumpul dan nongkrong di pinggir jalan. Dalam bahasa setempat dikenal dengan istilah karing. Hal berbeda dari nongkrong warga Dieng ini adalah kostum yang mereka kenakan. Karena udara dingin menusuk, saat nongkrong warga memakai pakaian tebal berupa jaket dan atribut penutup penutup kepala, sarung, syal, kaos tangan dan kaki.

Hidup di dataran tinggi dengan suhu dingin, berdampak pula secara alami pada ciri fisik orang Dieng. Perhatikan seksama wajah-wajah orang setempat, pada bagian pipi akan tampak merona kemerahan.

KompasTV/Anjas Prawioko Panorama elok Telaga Merdada di Dieng.
Rendahnya kadar oksigen di daerah dataran tinggi menjadi penyebab pembuluh darah manusia menjadi melebar, yang disebut vasodilatasi. Sehingga tubuh menjadi merah.

“Di Dieng ini bisa-bisa alat-alat kosmetik ini nggak laku loh. Nggak perlu lagi, ngapain gitu, karena cuacanya sudah bisa membuat kulit menjadi kemerahan. Jadi nggak perlu blush on di sini,” kata Kamga, pembawa acara program Explore Indonesia yang tayang di Kompas TV, saat berkunjung ke Desa Jojogan.

Di kampung ini juga masih bisa menjumpai sejumlah adat istiadat Jawa yang sudah mulai sulit dijumpai di kehidupan modern. Salah satunya tradisi ngemongi, yaitu sebuah tradisi memperingati hari lahir seorang anak.

KompasTV/Anjas Prawioko Tradisi ngemongi atau ulang tahun anak digelar di depan pintu rumah.
Uniknya pesta ulang tahun anak ini digelar di depan pintu rumah. Makanan disajikan dalam sebuah tampah dengan menu sepiring nasi putih serta lauk pauk berupa mi goreng dan telor dadar. Meski menu sederhana, anak-anak menyantap bersama-sama dengan antusias dan penuh kebahagiaan.

Usai makan, masih ada satu ritual lagi, yaitu berdoa. Proses memanjatkan doa ini, lain dari biasanya, yaitu dengan cara melempar batu ke arah pintu rumah. Sementara bocah yang sedang merayakan ulang tahunnya, berada di dalam rumah.

Kompas Video

Masih banyak cerita-cerita menarik dari sisi-sisi lain kehidupan warga Dieng yang dijumpai saat Kamga dan tim Explore Indonesia mengeksplorasi Dieng. Anda bisa menyaksikannya secara lengkap dalam program Explore Indonesia episode Dieng ’Khayangan di Jantung Jawa’ yang akan tayang Rabu, 28 Mei 2014, pukul 20.00 Wib. (Anjas Prawioko)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Aktivitas Vulkanik Gunung Slamet Naik, Ratusan Pendaki Gagal Gapai Atap Jawa Tengah

Aktivitas Vulkanik Gunung Slamet Naik, Ratusan Pendaki Gagal Gapai Atap Jawa Tengah

Travel Update
Rute ke Gereja Ayam Bukit Rhema, Cuma 10 Menit dari Candi Borobudur

Rute ke Gereja Ayam Bukit Rhema, Cuma 10 Menit dari Candi Borobudur

Travel Tips
Kota Batu Cocok untuk Olahraga, Event Sport Tourism Akan Diperbanyak

Kota Batu Cocok untuk Olahraga, Event Sport Tourism Akan Diperbanyak

Travel Update
Lihat Sunrise di Gereja Ayam Bukit Rhema Harus Reservasi Dulu, Ini Cara dan Tarifnya

Lihat Sunrise di Gereja Ayam Bukit Rhema Harus Reservasi Dulu, Ini Cara dan Tarifnya

Travel Update
Perjalanan Salatiga-Yogya-Pacitan yang Indah, Menikmati Pesona Pantai Banyu Tibo dan Buyutan

Perjalanan Salatiga-Yogya-Pacitan yang Indah, Menikmati Pesona Pantai Banyu Tibo dan Buyutan

Jalan Jalan
Gereja Ayam Bukit Rhema di Borobudur, Pesona Sunrise Dikelilingi 5 Gunung

Gereja Ayam Bukit Rhema di Borobudur, Pesona Sunrise Dikelilingi 5 Gunung

Jalan Jalan
5 Hotel Dekat Ocean Park BSD, Bisa Jalan Kaki

5 Hotel Dekat Ocean Park BSD, Bisa Jalan Kaki

Hotel Story
5 Penginapan dekat Kebun Raya Cibodas

5 Penginapan dekat Kebun Raya Cibodas

Hotel Story
10 Tempat Wisata Keluarga Terbaik di Dunia 2024, Ada Resor di Bali

10 Tempat Wisata Keluarga Terbaik di Dunia 2024, Ada Resor di Bali

Jalan Jalan
7 Wisata Ramah Anak di Bandung, Cocok untuk Liburan Sekolah

7 Wisata Ramah Anak di Bandung, Cocok untuk Liburan Sekolah

Jalan Jalan
9 Wisata Malam di Solo, Kunjungi Saat Mampir

9 Wisata Malam di Solo, Kunjungi Saat Mampir

Jalan Jalan
6 Tips Penting untuk Merencanakan Liburan Keluarga

6 Tips Penting untuk Merencanakan Liburan Keluarga

Travel Tips
3 Mall Solo dekat Stasiun Purwosari, Bisa Jalan Kaki

3 Mall Solo dekat Stasiun Purwosari, Bisa Jalan Kaki

Jalan Jalan
Minimarket di Jepang dengan Latar Belakang Gunung Fuji Timbulkan Masalah

Minimarket di Jepang dengan Latar Belakang Gunung Fuji Timbulkan Masalah

Travel Update
Desa Wisata di Spanyol Binibeca Vell Terancam Ditutup Akibat Lonjakan Jumlah Wisatawan

Desa Wisata di Spanyol Binibeca Vell Terancam Ditutup Akibat Lonjakan Jumlah Wisatawan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com