Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikat Kepala Kulit Kayu Diminati Pengunjung FDS

Kompas.com - 21/06/2014, 15:24 WIB
JAYAPURA, KOMPAS.com - Ikat kepala menyerupai topi yang terbuat dari kulit kayu dengan motif lukisan serta hiasan tempelan bulu burung kasuari atau bulu ayam, diminati para pengunjung Festival Danau Sentani (FDS).

"Dari hari pertama, pembukaan FDS hingga hari ini. Ikat kepala kulit kayu banyak dibeli oleh pengunjung," kata Mama Delila Kaigere, salah satu penjaga stan di arena FDS yang berlokasi di bibir pantai Khalkote, Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Sabtu (21/6/2014).

Menurut dia, ikat kepala dengan motif lukisan dan hiasan bulu burung Kasuari dan Ayam itu banyak dibeli oleh pengunjung, mulai wisatawan lokal dan mancanegara yang datang langsung untuk melihat dari dekat pelaksanaan FDS yang digelar secara rutin setiap tahun.

Ia menyebut di hari pertama FDS, sebanyak 30 ikat kepala laku terjual. Harganya berkisar antara Rp 100 ribu hingga Rp 150 ribu per lembar.

Pembuatan ikat kepala kulit kayu itu pun relatif mudah, yang diawali dengan penyiapan kulit kayu yang menjadi bahan utama, lalu bulu Kasuari dan bulu ayam kemudian bahan cat dari arang dan kapur sirih serta kuas.

"Nah, kulit kayu ini bukan kulit dari pohon biasa. Tapi pohon pilihan seperti pembuatan kanvas dari kulit kayu yang menjadi media melukis sepanjang 100 meter pada hari pertama pembukaan FDS dan memecahkan rekor Muri," katanya.

Kulit kayu tersebut, menurut Mama Delila, berasal dari jenis pohon kombouw yang bisa ditemukan di Sentani, Kabupaten Jayapura. "Tapi belakangan ini kulit kayu dari pohon kombouw sulit ditemukan di Sentani. Kami mencari atau mendatangkannya dari Depapre, Genyem atau dari daerah lainnya di Kabupaten Jayapura," katanya.

Selanjutnya, kulit kayu itu ditumbuk-tumbuk hingga menjadi lembaran-lembaran kain ukuran 1-2 meter. Setelah itu dijemur dibawa sinar matahari selama beberapa waktu.

Kulit kayu yang telah diolah menjadi lembaran-lembaran kain itu, dipotong-potong sesuai pola ikat kepala yang diinginkan, kemudian diberi motif lukisan adat setempat seperti motif dewa, madelauwm yonikhi dan fouw. Proses akhirnya, yakni menempelkan bulu kasuari atau bulu ayam pada kulit kayu itu.

Sementara itu, Nancy Margaret Iwanggin, salah seorang pengunjung FDS mengaku membeli ikat kepala untuk oleh-oleh keluarganya di Merauke. "Ada keluarga yang pesan untuk oleh-oleh, jadi saya beli dua ikat kepala kulit kayu yang berhiaskan bulu burung kasuari," katanya.

Pantauan Antara di lokasi FDS, sejumlah aparat keamanan yang bersiaga di lokasi tersebut terlihat menggunakan ikat kepala kulit kayu.

FDS VII mengusung tema "Budayaku Hidupku" atau "My Culture My Life". Festival yang digagas pada pemerintah Bupati Habel Melkias Suwae itu berlangsung selama lima hari dari 19-23 Juni 2014.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com