Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saatnya ke Bandung, Bunga Bangkai Mulai Mekar

Kompas.com - 12/02/2015, 20:05 WIB
BANDUNG, KOMPAS.com - Dalam waktu dekat Taman Hutan Raya (Tahura) Ir. H Juanda akan dihiasi oleh mekarnya tanaman Bunga Bangkai Raksasa. Hal ini terlihat tatkala saat ini kuncup bunga tersebut sudah setinggi 2 meter lebih.

Bunga Bangkai yang terdapat tak jauh dari pintu masuk 1 Tahura Ir. Juanda itu, merupakan bunga ketiga dari empat bunga bangkai yang ditanam di Tahura. Bunga Bangkai Raksasa dengan nama latin Amorphophallus Titanum memang sengaja ditanam oleh pihak pengelola Tahura. Bunga Bangkai tersebut merupakan salah satu jenis umbi.

Pada tahun 2006, pengelola Tahura membawa biji umbi sebanyak empat buah dari Bengkulu. Pada Januari 2007, pihak pengelola menanam biji umbi atau Bunga Bangkai Raksasa tersebut dibeberapa titik berbeda di kawasan Tahura.

"Dua di antaranya mereka sudah pernah mekar pada Januari Tahun 2010 dan Desember 2012," ujar Kepala Balai Pengelolaan Tahura, Imam Santoso kepada Tribun saat ditemui di Tahura, Rabu (11/2/2015).

Menurut Imam, Bunga Bangkai Raksasa tersebut mengalami dua fase dalam hidupnya yang berlangsung secara bergantian dan terus menerus, yakni fase vegetatif dan vase generatif. Pada fase vegetatif diatas umbi bunga bangkai tersebut tumbuh batang tunggal dan daun yang mirip daun pepaya.

"Hingga kemudian batang dan daun menjadi layu menyisakan umbi batang di dalam tanah. Fase selanjutnya, generatif yakni munculnya bunga majemuk yang menggantikan batang dan daun yang layu tadi," katanya.

Setelah itu, pada 30 januari 2015 dari tunas muncul kuncup bunga kecil sekitar 20 sentimeter. Satu hari kemudian, kuncup bunga mulai tumbuh. Hingga kemarin, kuncup bunga sudah mencapai 2 meter lebih. Pihak Tahura membuat pagar besi disekitaran Bunga Bangkai tersebut.

"Ini belum mekar, mungkin beberapa hari lagi, kalau dia mekar potensinya bau bangkai nantinya, dan warna bunga merah marun," katanya.

Bunga Bangkai Raksasa tersebut tak akan lama mekar di Tahura. Sebab, seperti Bunga Bangkai lainnya, bunga tersebut hanya mekar dalam beberapa saat.

"Paling seminggu mekarnya terus nanti kalau misalkan wilayahnya cocok dia akan tumbuh lagi dalam waktu lama, tapi melalui dua fase lagi," katanya.

Enggan melewatkan momen berharga melihat proses mekar Bunga Bangkai tersebut, pihak Tahura memasang kamera pengawas atau CCTV di dekat Bunga Bangkai tersebut.

"Kita terus pantau dengan CCTV karena biasanya mekarnya malem jadi perlu direkam sama kita," katanya.

Bunga Bangkai Raksasa yang dimiliki Tahura sendiri berbeda dengan Bunga Rafflesia Arnoldi. Bunga Bangkai Raksasa tersebut termasuk kedalam spesies titanium.

"Bungai bangkai berbeda dengan Raflesia. Secara fisik bunga bangkai memiliki daun dan batang yang tumbuh menjulang tinggi sedangkan bungai Rafflesia hidup sebagai parasit pada inang tertentu tanpa batang dan daun dan bunganya merebah di tanah," katanya.

Selain itu, Bunga Bangkai dan Rafflesia juga memiliki perbedaan spesies dan tingkatan kelas. Bunga Bangkai Raksasa sendiri, merupakan tumbuhan khas dataran rendah yang tumbuh di daerah beriklim tropis dan subtropis mulai dari kawasan Afrika Barat hingga ke kepulauan Pasifik termasuk di Indonesia.

"Secara taksonomi, Bunga Bangkai dan Rafflesia merupakan spesies yang berbeda mulai di tingkat kelas. Bunga Bangkai merupakan anggota kelas Liliopsida, sedangkan Bunga Rafflesia merupakan anggota kelas Magnoliopsida," katanya. (DRA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Obelix Sea View, Tempat Gathering Asik di Yogyakarta

Obelix Sea View, Tempat Gathering Asik di Yogyakarta

Jalan Jalan
Aset Wisata Tanjung Kajuwulu di Sikka di NTT Akan Dikelola Desa

Aset Wisata Tanjung Kajuwulu di Sikka di NTT Akan Dikelola Desa

Travel Update
Wisata Noyo Gimbal View di Blora yang Murah Meriah Dikunjungi Banyak Orang

Wisata Noyo Gimbal View di Blora yang Murah Meriah Dikunjungi Banyak Orang

Travel Update
4 Jenis Turbulensi Pesawat, Ini yang Menimpa Singapore Airlines

4 Jenis Turbulensi Pesawat, Ini yang Menimpa Singapore Airlines

Travel Update
Cara ke Pasar Kreatif Jawa Barat Pakai Kendaraan Umum

Cara ke Pasar Kreatif Jawa Barat Pakai Kendaraan Umum

Travel Tips
Apakah Turbulensi Pesawat Bisa Dideteksi? Ini Kata Pengamat

Apakah Turbulensi Pesawat Bisa Dideteksi? Ini Kata Pengamat

Travel Update
Belajar dari Turbulensi Singapore Airlines, Tetap Pakai Sabuk Pengaman Saat Pesawat Terbang

Belajar dari Turbulensi Singapore Airlines, Tetap Pakai Sabuk Pengaman Saat Pesawat Terbang

Travel Tips
Pemula, Hindari 5 Kesalahan Ini Saat Naik Pesawat Pertama Kali

Pemula, Hindari 5 Kesalahan Ini Saat Naik Pesawat Pertama Kali

Travel Tips
5 Tips Wisata ke Pasar Kreatif Jawa Barat di Bandung, Datang Sore

5 Tips Wisata ke Pasar Kreatif Jawa Barat di Bandung, Datang Sore

Travel Tips
Bawa Rp 50.000 ke Pasar Kreatif Jawa Barat di Bandung, Bisa Beli Apa?

Bawa Rp 50.000 ke Pasar Kreatif Jawa Barat di Bandung, Bisa Beli Apa?

Travel Tips
4 Penginapan Sekitar Drini Park Gunungkidul untuk Liburan Panjang

4 Penginapan Sekitar Drini Park Gunungkidul untuk Liburan Panjang

Hotel Story
Bandung dan Bogor Raya Padat Wisatawan, Pemerintah Tawarkan Wisata ke Cirebon

Bandung dan Bogor Raya Padat Wisatawan, Pemerintah Tawarkan Wisata ke Cirebon

Travel Update
Fasilitas dan Wahana Seru di Drini Park Gunungkidul Yogyakarta

Fasilitas dan Wahana Seru di Drini Park Gunungkidul Yogyakarta

Jalan Jalan
Sejarah Waisak, Peringatan Lahir hingga Wafatnya Buddha Gautama

Sejarah Waisak, Peringatan Lahir hingga Wafatnya Buddha Gautama

Travel Update
Lokasi dan Rute Menuju ke Drini Park Gunungkidul

Lokasi dan Rute Menuju ke Drini Park Gunungkidul

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com