Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertualang Dalam Kata

Kompas.com - 23/11/2015, 09:24 WIB
Jonathan Adrian

Penulis

MANGGAR, KOMPAS.com - Dalam tiga rangkai bangunan, tertoreh warna-warna pelangi. Di sisi kiri sepeda-sepeda digantung. Ratusan kata tercoret di dinding, menulis kutipan-kutipan berkelas dan berkesan.

"It is not in the stars hold our destiny -William Shakespeare" demikian tulis satu kalimat di lantai, menyambut kaki-kaki yang akan melangkah ke pintu masuk.

Museum Kata Andrea Hirata, terletak di Desa Lenggang, Kecamatan Gantung, Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Dibangun di rumah Andrea Hirata langsung.

Butuh waktu satu jam perjalanan menggunakan mobil dari Bandara H.AS. Hanandjoeddin, Tanjung Pandan, Belitung.

Pengunjung dapat masuk dengan gratis. Museum ini merupakan museum kata pertama dan satu-satunya di Indonesia. Seperti namanya, koleksi museum adalah kata, dalam ragam wujud: kalimat, paragraf, cerpen, hingga novel. Selain itu ada juga bentuk kata yang lain, gambar.

Seperti dikatakan 'satu gambar seribu kata'. Dalam bahasa Inggris, museum ini disebut "Literary Museum", yang lebih cocok diartikan sebagai museum literatur. Awalnya, bahkan nama museum ini adalah Museum Laskar Pelangi.

KOMPAS.COM/JONATHAN ADRIAN Ruang Literary Earth di Museum Kata, Desa Lenggang, Gantung, Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Sabtu (21/11/2015). Pengunjung dapat membaca asal usul pantai indah di Belitung dan peristiwa jatuhnya meteor di Pulau Belitung.
"Awalnya disebut Museum Laskar Pelangi karena isinya karya Andrea Hirata semua," ujar salah satu staf Disbudpar Belitung Timur sekaligus pemandu Jurnalis Trip, Iwan, Sabtu (21/11/2015).

Di pintu masuk, pengunjung akan disambut dengan kutipan dari kisah Gulliver di negeri kurcaci, bak mencirikan petualangan di negeri aneh menunggu.

Di dalam, aneka karya Andrea Hirata dapat dinikmati, dari kutipan-kutipan novelnya hingga cerpen-cerpennya yang tak dimuat.

Ada juga tulisan-tulisan dari koran yang memuat kisah Andrea dan Laskar Pelangi. "Membaca pangkal ganteng," tertulis pada kanvas.

Beberapa ruang dinamai dengan nama tokoh Laskar Pelangi. Misalnya ruangan Ikal dan Ruangan Lintang. Isinya bak biografi mini kedua tokoh, dari foto hingga cuplikan novelnya.

Selain itu ada juga Ruang Literary Earth yang menjelaskan berbagai kisah pembentukan Belitung. Ada kisah asal usul pantai-pantai indahnya, hingga peristiwa jatuhnya meteor di Belitung.

KOMPAS.COM/JONATHAN ADRIAN Pintu gerbang Museum Kata, Desa Lenggang, Gantung, Belitung Timur, Provinsi Bangka Belitung, dihiasi beragam warna pelangi, Sabtu (21/11/2015).
Jika lelah, pengunjung dapat menikmati aneka cemilan dan kopi di "Kupi Kuli". Sambil pesan kopi, bersantai di "Cafe Umberto Eco", menikmati pekarangan dengan pajangan sepeda ontel dan foto-foto Ikal.

Susuri lorong akhir penuh kata, di ruang biru. Sebelum melangkah keluar, sempatkan berpaling. Mata akan terpaku dengan kalimat 'Wish You Were Here' seakan menuntut kita untuk mengajak orang datang.

Dan saat pulang, hati kembali dikuatkan dengan semangat Andrea melalui kutipannya, 'Indonesia Ayo Sekolah, Pantang Menyerah'.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Travel Update
Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Travel Update
Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Story
10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

Jalan Jalan
Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Travel Update
Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Travel Update
3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

Travel Update
Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Hotel Story
iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

Travel Update
9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

Jalan Jalan
Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Travel Update
6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

Travel Tips
Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Travel Update
China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

Travel Update
Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com