BANDA ACEH, KOMPAS.com - Tidak ada yang tak kenal dengan kari kambing. Makanan khas yang satu ini, memang selalu dicari banyak orang. Konon, kari kambing dipercaya bisa menambah daya vitalitas.
Salah satu kari kambing yang rasanya sangat nikmat adalah kari kambing asal Aceh. Jika anda berkunjung ke Aceh, tak lengkap kalau tak mencicipi kuliner yang satu ini.
Demi mengenalkan aneka makanan Aceh ke dunia, Dinas Pariwisata Aceh menggelar Festival Kuah Beulangong alias kuah kari kambing. Di sini warga bisa menikmati kari kambing dan memanjakan selera sepuasnya.
Di Aceh, kari kambing dikenal dengan sebutan Kuah Beulangong.
Mahlil, seorang peracik bumbu dan pemasak kari kambing dari Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar, mengatakan karena masakan ini selalu dimasak dalam jumlah besar dan menggunakan kuali besar alias beulangong, maka kari kambing kemudian disebut sebagai kuah beulangong. Artinya, kuah yang dimasak dalam belanga ukuran besar.
Kuah beulangong menjadi menu makan wajib dalam setiap hajatan di Aceh. Mulai dari kenduri (hajatan) penyambutan kelahiran seorang bayi, hingga kematian seseorang, termasuk pesta perkawinan dan sunatan.
“Jadi nggak bisa kita masak kuah beulangong ini sendiri, atau dalam porsi kecil hanya untuk dua tiga orang saja, akan tidak sama rasanya,” tutur Mahlil saat memasak 1.000 porsi kuah beulangong pada kegiatan Festival Kuah Beulangong di Lapangan Blang Padang Banda Aceh, Rabu (11/5/2016).
Kuah beulangong terdiri dari daging kambing dicampur dengan nangka muda. Namun di daerah lain ada juga yang mencampurkan pisang dan batang pisang. “Nah kalau yang pakai pisang rasanya enak juga, apalagi dicampur batang pisang, unik sekali,” jelas Mahlil.
Aroma kuah beulangong yang khas dengan rempah ini selalu membikin selera makan muncul. Tak heran, ratusan warga Banda Aceh, pada kegiatan festival ini berbondong-bondong datang ke arena festival hanya untuk bisa menikmati kuah beulangong yang nikmat.
“Kata orang yang tensi darahnya tinggi tidak boleh makan daging kambing, tapi nggak apa karena akan diimbangi dengan minuman sari buah timun atau parutan pepaya, jadi aman,” ujar Hendra, seorang pengunjung.
Berbeda dengan Nadiatul Hikmah (45). Menurutnya, mencicipi kuah beulangong seperti memutar kembali memori masa kecil bersama nenek yang sering mengundang keluarga besar menikmati kuah beulangong sekaligus bersilaturahmi.
Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Aceh, Reza Fahlevi, mengatakan selain ingin mengenalkan aneka kuliner tradisional Aceh kepada dunia, Festival Kuah Beulangong ini juga bertujuan untuk meningkatkan kebersamaan antar warga, sekaligus juga mengingatkan aneka kuliner tradisional Aceh kepada generasi muda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.