Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkelana ke Negeri-negeri Stan (41)

Kompas.com - 01/05/2008, 06:33 WIB
[Tayang:  Senin - Jumat]

Astaga, Astana

Sepuluh tahun lalu orang ramai mengolok-olok Presiden Nazarbayev yang dengan tiba-tiba memindahkan ibu kota negara dari kosmopolitan Almaty ke kota kecil Akmola. Sekarang Akmola telah menjelma menjadi Astana dan mengukuhkan dirinya sebagai kota modern di tengah padang gembala Asia Tengah.

Akmola, dalam bahasa Kazakh berarti 'batu nisan putih'. Ketika Nazarbayev meluncurkan rencana kontroversialnya yang menghabiskan dana miliaran dolar untuk pindah ibu kota ke Akmola yang bercuaca ekstrim, banyak politikus yang mengolok-olok Akmola akan menjadi batu nisan bagi karir politik Nazarbayev. Nama yang tak terlalu sedap itu akhirnya diganti menjadi Astana, yang artinya gamblang – ibu kota.

Pemindahan ibu kota ini, walaupun disambut antusias oleh penduduk Akmola, tidak terlalu disenangi oleh orang-orang yang sudah terbiasa dengan kenyamanan dan kehangatan Almaty. Kedutaan-kedutaan asing malas-malasan kalau disuruh pindah ke Astana. Adalah Rusia yang mengawali keberanian untuk mengakui Astana, membangun kedutaannya di tengah kota. Amerika Serikat baru menyusul di tahun 2006, hampir 10 tahun setelah Astana berdiri.

Pembangunan kota ini masih belum berhenti. Bangunan-bangunan baru masih terus bermunculan di sana-sini. Di bagian selatan Sungai Ishim, saya melihat proyek-proyek konstruksi yang masih rajin bekerja di tengah kejamnya bulan Desember. Daerah ini katanya nanti akan menjadi pusat pemerintahan.

Astana memang bukan dibangun dalam semalam. Gedung-gedung apartemen yang tampak cantik dari jalan raya, ternyata menyembunyikan wajah kota yang usang dan tak terawat di sisi samping dan belakangnya. Itulah jasad Akmola yang masih tersisa di sudut-sudut Astana.

Jalan-jalan Astana semua berganti nama, kembali ke nama-nama pahlawan Kazakh untuk menggugah jiwa nasionalisme bangsa ini. Saat ini lapangan Beibitshilik menjadi pusat kota, dikelilingi oleh gedung parlemen, kementrian, dan pusat perbelanjaan. Sime Tempore, mal kebanggaan Astana, memang tidak besar, tetapi kemewahan lantai porselen yang mengilap seperti cermin, serta barang-barang mahal yang ditawarkan, mengukuhkan tempat ini sebagai surga belanja kalangan atas.

Saat ini standar hidup di Astana sudah lebih tinggi dari Almaty. Harga barang terus meroket. Banyak orang dari seluruh penjuru Kazakhstan berdatangan ke sini, mencoba peruntungan di ibu kota baru. Dan, wajah Astana masih akan terus berubah setiap hari.

Yang paling mengejutkan adalah ketika kemarin saya membaca berita bahwa Presiden Nazarbayev baru saja meluncurkan proyek prestisius di sini. Astana akan menjadi kota indoor pertama di dunia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com