Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Titik Nol (74): Istirahat

Kompas.com - 13/11/2008, 06:11 WIB
[Tayang:  Senin - Jumat]

Setumpuk masalah visa dan bencana bom di New Delhi membuat saya lelah. Saya ingin istirahat, menenangkan pikiran. Rajasthan adalah pilihannya.

          “Kamu yakin mau ke Rajasthan untuk menenangkan diri?” tanya Lam Li “kamu mesti ingat, India sama sekali bukan tempat untuk bersantai. Nanti jadinya malah kamu yang stress.” Lam Li, si petualang cewek dari Malaysia, baru saja datang kemarin dari Varanasi dan tak sengaja menginap di losmen yang sama dengan saya.

Sejak hari pertama datang ia muntah-muntah hebat. Obatnya cuma Coca Cola campur garam dan sebatang rokok. Hari ini wajahnya masih pucat.

Keputusan saya sudah bulat. Saya berangkat ke Jaipur di Rajasthan juga untuk mengejar perayaan hari raya Diwali - festival cahaya, perayaan terbesar bagi umat Hindu di India. Diwali adalah perayaan kemenangan terang melawan kegelapan, pencerahan mengatasi kebodohan, dan kebaikan mengalahkan kejahatan. Apalagi Diwali tahun ini hampir berbarengan dengan Idul Fitri, pasti sangat meriah.

           “Ya sudah, berangkatlah dulu,” kata Lam Li, “besok aku menyusul. Hari ini aku masih sakit. Kalau sudah dapat penginapan murah di sana, bagi tahu ya.”

Saya dan Lam Li rasanya sudah menjadi teman perjalanan yang cocok. Kami tak selalu harus bersama ke mana-mana. Tetapi kami saling bantu dalam memberi informasi. Mencari penginapan murah, yang walaupun adalah pekerjaan rutin ketika menjalani petualangan sebagai backpacker, tidak selalu gampang. Rekomendasi orang tentu sangat membantu.

Lam Li kembali beristirahat di kamarnya ketika saya berangkat menuju terminal bus antar negara bagian (ISBT – Interstate Bus Terminus). Di terminal atau stasiun kereta api di India, kesabaran seorang backpacker benar-benar diuji.

Fenomena paling mencolok di India adalah ratusan calo yang berkeliaran di berbagai sudut kota. Ada calo tempat wisata, yang berpura-pura menjadi guide ramah lalu mengeruk duit turis. Ada sopir rickshaw yang merangkap menjadi calo hotel, berkisah berbagai cerita bohong tentang losmen murah yang kebakaran atau daerah Paharganj yang terjebak kerusuhan, lalu membawa turis ke hotel mahal punya temannya. Ada calo toko permata, yang membujuk rayu turis dengan segala daya untuk membeli berlian ‘murah’, tetapi palsu semua.

Sekarang di terminal saya menghadapi puluhan calo bus yang kegigihannya dalam mencari penumpang boleh jadi lebih dahsyat daripada pejuang perang. Ada yang mendorong, ada yang langsung membantu saya membawa ransel. Saya yang masih newbie di India tentu memilih mengikuti orang yang menawarkan harga paling murah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com