Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkat Kemasan Eksklusif, Opak Wonosobo Jadi Naik Kelas

Kompas.com - 12/12/2008, 10:18 WIB

Opak kucai, makanan ringan sejenis kerupuk dan berbahan singkong ini mungkin tak asing di telinga. Nikmat untuk camilan, rasa gurih dan pedasnya sangat cocok untuk teman menonton televisi. Campuran kucai dan bawang memberi aroma dan dominan rasa yang khas. Perajin opak di Wonosobo, Jawa Tengah menikmati berkah ini.

Opak berwarna hijau dengan kemasan nan cantik bermerek Afifah berderet rapi memenuhi toko-toko pusat oleh-oleh di Wonosobo. Kerupuk seberat 3,5 ons itu dijual Rp 5.000 per bungkus. Adalah Lailatin Afifah, perempuan asal Wonosobo yang memasok opak itu.

Sejak dua tahun lalu, bersama dengan lima perajin opak di kampungnya, Afifah memproduksi dan memasarkan sejenis krupuk dari singkong ini. Awalnya, is hanya menjual produk ke pasar-pasar tanpa kemasan. "Waktu itu, harganya Rp 5.000 per kilogram (kg)," ujar perempuan berjilbab ini.

Tapi, seiring dengan keinginannya mengembangkan bisnis opak lebih besar lagi, Afifah mulai mencari celah. lbu tiga anak ini mulai memikirkan kemasan opak. "Orang belanja di pasar tak peduli kemasan, yang penting isi. Tapi, kalau orarrg menengah atas yang dilihat pertama pasti kemasannya," jelasnya.

Afifah mulai mengemas opaknya lebih eksklusif dan mencetak namanya sebagai merek. Setelah masuk toko dengan kemasan lebih eksklusif, harga opak buatannya berani langsung naik dari Rp 5.000 per kg, kini menjadi Rp 5.000 per 3,5 ons.

Setiap bulan, Afifah bisa menjual 1.000 bungkus opak. "Dari omzet sebeser Rp 5 juta yang masuk, setiap bulan, keuntungan bersih saga sebesar Rp 1,4 juts," katanya. Sisanya dia pakai sebagai biaya produksi, termasuk membayar karyawan. Afifah mengaku kalau masa liburan atau lebaran penghasilannya bisa bertambah 3 kali lipat.

Omzet sebesar itu baru dari penjualan di wilayah Wonosobo, belum termasuk Bali. Khusus ke Bali, Afifah menjual opaknya lebih mahal Rp 2.000 sebagai ganti ongkos kirim. "Kalau dari Bali, keuntungan saya bisa mencapai Rp 2,2 juta," ucapnya senang. Afifah rutin mengirim 1.000 bungkus opak ke Bali per bulan.

Sebenarnya, Afifah ingin mengirim opaknya ke daerah lain. Tapi, ia terganjal daya beli. "Untuk daerah Jawa Tengah, harga Rp 5.000 per bungkus sudah kemahalan. Padahal, saya musti menaikkan harga sebagai ongkos transportasi," keluhnya. Afifah sudah mencoba memasakkan opaknya ke toko-toko modern. Tapi, lagi-lagi, ia terganjal modal. "Wah, tidak bisa membayar uang panjer," katanya.

Soal kualitas, Afifah berani menjamin kerupuknya lebih empuk dan bisa langsung digoreng. Selain itu, ia juga punya hak paten dari Dinas Perdagangan dan izin dari Dinas Kesehatan setempat. "Opak saya juga sudah dicap halal!" katanya semangat.

Meski baru dua kota, Afifah berharap opak produksinya terus berkembang. "Karena baru ada di Wonosobo dan Bali, jadi kalau ke kota ini, jangan lupa membeli opak Afifah," pesannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

10 Museum di Solo untuk Libur Sekolah, Ada Museum Radya Pustaka

10 Museum di Solo untuk Libur Sekolah, Ada Museum Radya Pustaka

Jalan Jalan
Tarif Kereta Api Rute Jakarta-Yogyakarta Mei 2024, mulai Rp 260.000

Tarif Kereta Api Rute Jakarta-Yogyakarta Mei 2024, mulai Rp 260.000

Travel Update
Harga Tiket Pesawat Jakarta-Yogyakarta PP Mei 2024, mulai Rp 850.000

Harga Tiket Pesawat Jakarta-Yogyakarta PP Mei 2024, mulai Rp 850.000

Travel Update
Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Travel Update
Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Travel Update
Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Story
10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

Jalan Jalan
Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Travel Update
Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Travel Update
3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

Travel Update
Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Hotel Story
iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

Travel Update
9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

Jalan Jalan
Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Travel Update
6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com