Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Titik Nol (144): Kehidupan di Tenda

Kompas.com - 20/02/2009, 07:42 WIB
[Tayang:  Senin - Jumat]

 

Sudah tiga puluh jam lebih hujan turun tanpa henti. Kalau Jakarta, pasti sudah banjir bandang. Di Kashmir, tanah melorot dari barisan gunung-gunung tinggi. Gemuruh longsor sambung menyambung tiada henti, menciutkan nyali.

Pagi yang baru sudah diusung ke Pegunungan Kashmir. Langit masih gelap, dibungkus mendung. Dari barisan tenda yang sepi itu, satu demi satu tirai tersibak. Suara sandal yang diseret-seret memecah keheningan pagi. Laki-laki membawa pot berisi air panas, mengambil wudhu dan menggosok gigi.

Anis Sahab duduk di dalam tenda, memegang cermin kecil, mencukur jenggotnya dan menyisakan kumis lebatnya. Aslam Sahab sudah keluar, selimut dan tikarnya sudah rapi.

Di pagi yang dingin, berbungkus jaket tebal, para sukarelawan sudah rapi jali. Sedangkan saya, ah, menyentuh air pun tak berani. Hanya menggosok gigi saja, itu pun sehari sekali. Karena kemalasan yang tiada duanya ini, lima hari kemudian, wajah saya jadi hancur diselimuti jerawat gemuk.

Kawan-kawan Pakistan ini tidak memakai sikat gigi dan odol untuk menggosok gigi. Cukup dengan potongan batang kayu yang disebut miswaak atau maswak. Panjangnya sekitar 15 cm, diameternya kecil. Disodokkan ke dalam mulut, digosok-gosok. Kelihatannya nyaman sekali, karena potongan kayu itu bisa nyangkut di mulut mereka sepanjang hari. Kalau iseng, digosok-gosok lagi. Pantas saja gigi mereka putih bersih.

“Ini sunnah Rasul,” kata Gul Muhammad si tukang masak, “sangat dianjurkan untuk Muslim,” masih asyik menggosok giginya dengan potongan kayu itu.

Sementara saya asyik menyantap sarapan hidangan Gul Muhammad. Paratha, roti yang digoreng di atas wajan datar, dicocolkan ke atas telur mata sapi setengah matang yang minyaknya membanjir. Nikmat sekali, apalagi dalam dinginnya pagi.

Aslam Sahab punya cara unik makan paratha. Disobek-sobek kecil-kecil, kemudian disendok. “Ini kebiasaan dari Yugoslavia. Saya tidak suka makan dengan tangan langsung.”

Gul Muhammad langsung menyanggah. “Makan dengan tangan itu sunnah Rasul!” Gul Muhammad langsung bercerita tentang seorang ilmuwan Inggris yang tangannya diolesi ludah anjing. Si ilmuwan membersihkan dengan segala cara, pakai sabun, dicuci dan digosok keras-keras, lalu dilihat di bawah mikroskop. Ternyata masih banyak kumannya. Dicuci lagi, berkali-kali, kuman dan bakteri tetap saja tak hilang. Lalu seorang mullah, tangannya juga dilumuri ludah anjing. Sang mullah hanya membaca doa, lalu meludahi tangannya, dan dikeringkan. Ajaib, tak satu pun kuman tampak di bawah mikroskop. “Kamu tidak akan sakit kalau makan dengan Muslim,” Gul Muhammad meyakinkan, “karena semuanya itu kehendak Allah. Kalau Allah mau kamu sakit, kamu akan sakit. Kalau Allah berkehendak kamu sehat, kamu tetap sehat.”

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com