Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaet Wisman, Istana Siak Perlu Promosi

Kompas.com - 13/08/2010, 17:03 WIB

SIAK, KOMPAS.com - Jumlah kunjungan wisatawan ke Istana Siak, Riau, pada Juli 2010 mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama  2009, yakni dari 4.037 menjadi 3.795 orang. "Pada bulan Juli 2009 terjadi lonjakan kunjungan wisatawan domestik ke Istana Siak, karena saat itu masa liburan sekolah," ungkap Koordinator Pengelola Istana, Dinas Pariwisata Pariwisata Seni Budaya Pemuda dan Olahraga, Kabupaten Siak, Zainuddin, Jumat (13/8/2010).

Pada September 2009 masa liburan Idul Fitri kunjungan wisatawan mencapai 6.237 orang. Hanya saja untuk kunjungan Juli 2010 mengalami sedikit penurunan dibandingkan bulan periode yang sama di tahun 2009, yakni dari 4.037 menjadi 3.795. Selisihnya sebesar 232 wisatawan domestik. Setiap hari angka kunjungan wisata ke Istana Siak yang merupakan objek wisata sejarah unggulan Kabupaten Siak mencapai 20-30 orang per hari.

Angka ini belum termasuk kunjungan yang bersifat rombongan. Seperti rombongan mahasiswa dari berbagai provinsi, pada Maret 2010, rombongan mahasiswa dari provinsi Sumatera Barat berjumlah 70 orang.

Untuk masuk ke Istana Siak, diterapkan sistem karcis, dimana untuk wisatawan domestik dewasa sebesar Rp 3.000 dan Rp 2.000 untuk anak-anak. Untuk turis mancanegara dikenakan tarif Rp 10.000 untuk dewasa dan Rp 5.000 untuk anak-anak.

Pada tahun 2009 kunjungan turis mancanegara mencapai 92 orang berasal dari negara Amerika, Belanda, Australia, India, Malaysia, Jerman, Jepang, Prancis dan New Zealand. Sementara tahun 2010 hingga Juli baru mencapai 17 orang yang berasal dari Malaysia (13), Thailand (3) dan Afrika satu orang.

Wisata sejarah berupa Istana Siak merupakan bukti kebesaran kerajaan Melayu Islam yang ada di daerah Riau. Masa jaya Kerajaan Siak berawak dari abad ke-16 sampai abad ke-20. Silsilah sultan-sultan Kerajaan Siak Sri Indrapura dimulai pada tahun 1725 dengan 12 sultan yang pernah bertahta.

Peninggalan kerajaan berupa komplek Istana Kerajaan Siak yang dibangun oleh Sultan Assyaidis Syarif Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin pada tahun 1889 dengan nama Istana Asserayyah Al Hasyimiah. Istana Asserayyah Al Hasyimiah ini disebut juga "Istana Matahari Timur" ditukangi oleh arsitek dari Jerman yang mengadopsi gaya arsitektur Eropa, India dan Arab dengan perpaduan tradisional.

Keindahan istana terlihat mulai dari memasuki pintu gerbang Istana yang dihiasi sepasang burung elang menyambar dengan mata yang memancar tajam terbuat dari perunggu dan 4 buah pilar Istana di ujung puncaknya.

Burung Elang ini merupakan tanda kebesaran dan keberanian serta kemegahan Kerajaan Siak pada masanya dan Istana Siak memiliki alat musik berupa Komet yang hanya ada 2 di dunia, satu lagi di Kerajaan Inggris. Komet ini diputar secara manual dengan piringan musik yang beratnya mencapai 5 kilogram yang hingga kini masih berfungsi dengan baik dengan mengalunkan lagu-lagu klasik karya Beethoven, Mozart, dan Sebastian Bach.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KONI Dorong Kota Malang Menjadi Destinasi Sport Tourism

KONI Dorong Kota Malang Menjadi Destinasi Sport Tourism

Travel Update
Koryu Space Japan Foundation: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk

Koryu Space Japan Foundation: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk

Travel Tips
Koryu Space Japan Foundation, Working Space Gratis di Jakarta

Koryu Space Japan Foundation, Working Space Gratis di Jakarta

Travel Update
 Legaran Svarnadvipa di Tanah Datar Sumbar, Pertunjukkan Seni untuk Korban Bencana

Legaran Svarnadvipa di Tanah Datar Sumbar, Pertunjukkan Seni untuk Korban Bencana

Travel Update
Pengalaman ke Hutan Kota Babakan Siliwangi Bandung, Menyejukkan Mata

Pengalaman ke Hutan Kota Babakan Siliwangi Bandung, Menyejukkan Mata

Jalan Jalan
Taman Sejarah Bandung: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Taman Sejarah Bandung: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Antik Cikapundung di Bandung Naik DAMRI dan Angkot

Cara ke Pasar Antik Cikapundung di Bandung Naik DAMRI dan Angkot

Travel Tips
Larangan 'Study Tour' Disebut Tak Berdampak pada Pariwisata Dieng

Larangan "Study Tour" Disebut Tak Berdampak pada Pariwisata Dieng

Travel Update
Daftar Tanggal Merah dan Cuti Bersama Juni 2024, Bisa Libur 4 Hari

Daftar Tanggal Merah dan Cuti Bersama Juni 2024, Bisa Libur 4 Hari

Travel Update
Ada Anggapan Bali Dijajah Turis Asing, Menparekraf Tidak Setuju

Ada Anggapan Bali Dijajah Turis Asing, Menparekraf Tidak Setuju

Travel Update
Ada Kecelakaan Bus 'Study Tour' Lagi, Sandiaga: Akan Ada Sanksi Tegas

Ada Kecelakaan Bus "Study Tour" Lagi, Sandiaga: Akan Ada Sanksi Tegas

Travel Update
Jadwal Kereta Wisata Ambarawa Relasi Ambarawa-Tuntang Juni 2024

Jadwal Kereta Wisata Ambarawa Relasi Ambarawa-Tuntang Juni 2024

Travel Update
Itinerary 2 Hari 1 Malam di Badui Dalam, Bertemu Warga dan ke Mata Air

Itinerary 2 Hari 1 Malam di Badui Dalam, Bertemu Warga dan ke Mata Air

Itinerary
3 Aktivitas di Taman Sejarah Bandung, Nongkrong Sambil Belajar Sejarah

3 Aktivitas di Taman Sejarah Bandung, Nongkrong Sambil Belajar Sejarah

Jalan Jalan
Rute Naik Angkot ke Taman Sejarah Bandung dari Gedung Sate

Rute Naik Angkot ke Taman Sejarah Bandung dari Gedung Sate

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com