Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dipenuhi Wisman, Komodo Stres

Kompas.com - 17/02/2011, 16:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pulau Komodo tidak cocok untuk pariwisata massal atau jumlah kunjungan yang sangat besar dalam waktu bersamaan. Hal ini terbukti dengan kedatangan 24 ribu wisatawan asing dalam waktu yang bersamaan pada Maret 2010. "Komodonya stres. Sampai ada yang mati," kata Kabid Promosi Pariwisata Nusa Tenggara Timur, Ubaldus Gogi kepada Kompas.com di Jakarta, Rabu (16/2/2011).

Saat itu, rombongan turis datang menggunakan kapal pesiar dan turun ke Pulau Komodo secara bersamaan. Menurut Gogi, pengaturan wisatawan sangat diperlukan. Misalnya, wisatawan turun per etape atau dalam rombongan kecil. Jadi tidak serentak turun bersamaan. "Kalau serentak turun malah Komodo jadi stres. Kita jadi khawatir juga," jelasnya.

Namun, pihaknya tetap terus mempromosikan Pulau Komodo, hanya saja perlu pengaturan. "Kalau bisa Labuan Bajo jadi pintu masuk. Sekarang ini, dengan kapal pesiar bisa langsung ke Pulau Komodo," kata Gogi.

Pihaknya berharap wisatawan yang ingin berkunjung ke Pulau Komodo melalui Labuan Bajo. Sehingga jumlah wisatawan yang masuk ke Pulau Komodo bisa terkontrol. "Saat di Labuan Bajo, sambil menunggu giliran masuk ke Pulau Komodo, turis bisa memanfaatkan fasilitas wisata di Labuan Bajo, menginap di hotel atau santai di rumah makan. Baru etape ke Pulau Komodo," ungkapnya.

Walau begitu, pihaknya sangat bersyukur jumlah wisman terus meningkat dari waktu ke waktu. "Ke kami benefitnya terasa untuk ekonomi masyarakat. Tingkat kesejahteraan jadi meningkat," katanya.

Semenjak promosi gencar Vote for Komodo sebagai finalis New7Wonders terjadi peningkatan kunjungan. "Promosi dari Juli 2007 sampai sekarang untuk Vote for Komodo, tingkat kunjungan wisman meningkat 40 persen," jelas Gogi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com