Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisata Budaya Sungai Musi Tak Berkembang

Kompas.com - 04/05/2011, 18:28 WIB

PALEMBANG, KOMPAS.com - Wisata situs budaya di tepi Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, tak berkembang. Sebagian situs tersebut dalam kondisi rusak dan kurang terawat. Padahal, situs-situs tersebut kaya akan nilai sejarah dan budaya sehingga berpotensi besar menjadi wisata minat khusus.

Salah satunya adalah Kampung Kapitan yang merupakan salah satu kampung tua di tepi Sungai Musi. Kampung yang telah ditetapkan sebagai kawasan wisata sejak tahun 2007, Rabu (4/5/2011) siang, sepi tanpa pengunjung. Satu-satunya kios suvenir yang ada tutup.

Tiga rumah berusia ratusan tahun yang masih tersisa terlihat kusam dan mengalami kerusakan di banyak tempat. Warga sekitar menggunakan bangunan bernilai budaya tinggi tersebut untuk menjemur pakaian dan kasur sehingga membuat pemandangan kumuh.

Jumlah rumah kuno di kampung tersebut juga telah berkurang karena terdesak pembangunan bangunan-bangunan baru. Bangunan-bangunan baru yang mempunyai gaya modern tampak banyak dibangun di sekitarnya sehingga mengurangi keaslian kawasan.

"Dahulu ada 15 rumah kuno di sini, tapi banyak yang telah dirubuhkan dan dibangun bangunan-bangunan baru. Sekarang tinggal dua rumah kuno yang dimiliki keluarga," ujar keturunan ke-14 dari Kapitan terakhir di Palembang Tjoa Ham Him, Benny Winardi (23).

Sejak sekitar abad ke-18, Kampung Kapitan dihuni para Kapitan atau warga Tionghoa yang diangkat pemerintah kolonial Belanda untuk mengawasi perdagangan di wilayah tersebut. Akulturasi budaya lokal, Tiongkok, dan kolonial Belanda masih dapat dilihat di tempat tersebut. Hingga saat ini, kampung berusia ratusan tahun tersebut masih dihuni keturunan langsung para kapitan yang masih memegang tradisi dan foto-foto lama kawasan itu.

Menurut Benny, perhatian maupun perlindungan pemerintah untuk melestarikan kawasan itu masih sangat minim. "Selama ini, belum ada bantuan dana pemeliharaan maupun renovasi kawasan. Setidaknya butuh dana Rp 1,5 miliar untuk renovasi satu rumah saja. Keluarga tak mampu menanggung seluruhnya," katanya.

Kawasan wisata Kampung Kapitan juga belum mampu menggerakkan ekonomi di sekitarnya. Tak terlihat adanya usaha berkaitan dengan pariwisata di sekitar kawasan. Pengunjung datang hanya pada hari libur. Paling kami hanya menarik biaya parkir, kata Makruf, warga sekitar.

"Selain Kampung Kapitan, kanal-kanal kuno dari Sungai Musi yang diduga dibangun pada zaman Kerajaan Sriwijaya pun belum termanfaatkan sebagai wisata budaya. Sekarang ini sudah ada paket perjalanan menyusuri Sungai Musi tapi belum mencakup kanal ini. Padahal, sebenarnya bisa sangat menarik jika kanal sepanjang tiga kilometer ini menjadi paket wisata," tutur Kepala Balai Arkeologi Palembang, Nurhadi Rangkuti dalam lokakarya pelestarian Situs Musi yang diselenggarakan Miyara Sumatera Foundation.

Terkait hal itu, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kota Palembang Faisyar mengatakan, Pemerintah Kota Palembang telah berusaha melakukan penataan wilayah situs-situs Sungai Musi. "Tapi memang belum terlalu terlihat hasilnya. Beberapa penataan juga justru menuai kritik," ujarnya.

Menurut Faisyar, Pemerintah Kota Palembang telah menyadari situs-situs Sungai Musi sebagai potensi wisata budaya. Sejumlah rancangan telahh dibuat, namun implementasi masih terhambat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com