Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Sejarah Indonesia lewat Perangko

Kompas.com - 17/07/2011, 06:57 WIB

KOMPAS.com - Raja William III menghias sebuah perangko yang disimpan Museum Perangko di Bandung, Jawa Barat. Inilah perangko pertama yang diterbitkan pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 1 April 1864. Berarti, usia perangko ini hampir 150 tahun.

Perangko tersebut berwarna merah keunguan dengan nominal 10 cent. Koleksi Museum Perangko ini ternyata asli. Beda dengan The Penny Black yang dipajang di museum itu yang ternyata hanya reproduksi.  Walau begitu, pengunjung jadi dapat mengenal The Penny Black yang merupakan perangko pertama di dunia.

"Kalau yang di lemari kaca itu seragam tukang pos dari zaman Belanda, zaman awal Jepang, dan akhir masa Jepang," tutur petugas yang berjaga di Museum Perangko, sambil menunjuk ke arah lemari kaca.  Lemari kaca itu menampilkan seragam tukang pos yang tampak sudah tua namun masih terawat dengan baik.

Jika Anda melangkah semakin dalam, terlihat lemari-lemari geser. Tariklah salah satu lemari vertikal itu dan Anda akan melihat aneka perangko dari seluruh dunia. Total terdapat lebih dari 10.000 perangko dari lebih dari 30 negara. Sebut saja mulai dari negara-negara Eropa, Asia, Afrika, Amerika, Oceania, sampai Amerika Latin.

Perangko-perangko jadul Indonesia pun bisa Anda lihat di museum tersebut. Bagaikan melihat perjalanan sejarah Indonesia melalui kacamata perangko. Perangko pada masa pemerintahan Hindia Belanda masa awal-awal kemerdekaan, zaman sekarang. Dominannya tentu saja perangko di masa kejayaannya yaitu masa orde baru.

Pada masa inilah perangko muncul dalam berbagai seri dan tema. Misalnya menjelang PON, maka Pos Indonesia mengeluarkan seri perangko baru. Para kolektor perangko pun sibuk memburu seri-seri perangko tersebut. Beragam gambar, rupa, dan warna begitu menarik hati para filatelis.

Kini kejayaan perangko meredup seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi. Beberapa petugas perangko di kantor pos yang berada tepat di sebelah museum pun membenarkan hal tersebut. Saat ini semakin jarang orang yang mengirim surat menggunakan perangko. Mungkin suatu saat perangko menjadi barang langka. Selangka perangko pertama yang beredar di bumi nusantara, perangko Raja William III.

Di Pulau Jawa sendiri ada banyak kantor pos bersejarah. Sebut saja mulai dari kantor pos besar di Bandung, Semarang, dan Surabaya. Berwisata kantor pos bisa menjadi salah satu alternatif saat Anda dan keluarga mudik melalui jalur pantura maupun jalur selatan. Kenali anak Anda dengan perangko. Caranya, mampir saja ke setiap kantor pos yang ada di kota yang Anda lalui.

Lalu ajak anak Anda berkirim surat dengan perangko. Tujukan surat ke diri sendiri yaitu ke alamat rumah sendiri. Bisa juga ke kenalan si kecil yang berada di kota asal namun tidak mudik. Nantinya, saat Anda kembali dari mudik, si kecil pun bisa melihat sendiri surat yang ia kirimkan. Jelaskan padanya mengenai sistem perangko, mulai dari harga sampai cap asal kantor pos.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    6 Tips Aman untuk Anak Saat Bermain di Pantai

    6 Tips Aman untuk Anak Saat Bermain di Pantai

    Travel Tips
    Ketentuan Bhikku Saat Thudong, Boleh Makan Sebelum Pukul 12 Siang

    Ketentuan Bhikku Saat Thudong, Boleh Makan Sebelum Pukul 12 Siang

    Hotel Story
    Memaknai Tradisi Thudong, Lebih dari Sekadar Jalan Kaki

    Memaknai Tradisi Thudong, Lebih dari Sekadar Jalan Kaki

    Hotel Story
    Pameran Deep and Extreme Indonesia 2024 Digelar mulai 30 Mei

    Pameran Deep and Extreme Indonesia 2024 Digelar mulai 30 Mei

    Travel Update
    10 Museum di Solo untuk Libur Sekolah, Ada Museum Radya Pustaka

    10 Museum di Solo untuk Libur Sekolah, Ada Museum Radya Pustaka

    Jalan Jalan
    Tarif Kereta Api Rute Jakarta-Yogyakarta Mei 2024, mulai Rp 260.000

    Tarif Kereta Api Rute Jakarta-Yogyakarta Mei 2024, mulai Rp 260.000

    Travel Update
    Harga Tiket Pesawat Jakarta-Yogyakarta PP Mei 2024, mulai Rp 850.000

    Harga Tiket Pesawat Jakarta-Yogyakarta PP Mei 2024, mulai Rp 850.000

    Travel Update
    Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

    Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

    Travel Update
    Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

    Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

    Travel Update
    Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

    Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

    Hotel Story
    10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

    10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

    Jalan Jalan
    Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

    Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

    Travel Update
    Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

    Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

    Travel Update
    3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

    3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

    Travel Update
    Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

    Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

    Hotel Story
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com