Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mentawai Garap Wisata Lewat Ajang Selancar

Kompas.com - 16/02/2012, 12:08 WIB

PADANG, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai sudah merancang ajang selancar berskala internasional di perairan daerah tersebut. Ajang tersebut akan diselenggarakan tahun depan.

"Melalui event yang akan dilaksanakan nantinya, tentu akan semakin memperluas pasaran pariwisata bahari Mentawai, yang merupakan salah satu lokasi berselancar terbaik di dunia," ujar Gubernur Irwan Prayitno di Padang, Rabu (15/2/2012).

Ia mengungkapkan ombak laut Kepulauan Mentawai selama ini sudah menjadi sasaran wisatawan asing dari berbagai belahan negara. Sehingga, lanjutnya, persiapan berbagai sarana pendukungan terhadap ajang internasional tersebut harus dimulai dari sekarang, agar tak ada hambatan pada pelaksanaan nantinya.

Menurutnya, soal penginapan tak begitu menjadi kendala, karena akomodasi bisa di kapal pesiar yang memiliki sekitar 20-an kamar. Selain itu, terdapat resor di daerah tersebut.

Ia mengatakan Kepulauan Mentawai cukup serius dalam menggarap potensi wisata yang dimiliki, dibuktikan dengan pengalokasian anggaran senilai Rp11 miliar pada 2012. Menurut dia, pembangunan sektor pariwisata dapat bersentuhan langsung dengan perekonomian masyarakat, sehingga perlu digerakkan agar perkembangan berjalan secara baik.

"Kita mendorong daerah yang serius dalam mengembangkan potensi pariwisata untuk mendongkrak perekonomian masyarakat di wilayah tersebut,"

Kepala Dinas Pariwisata Kepulauan Mentawai Desti Saminora, saat dikonfirmasi secara terpisah menyebutkan Pemkab Mentawai sudah membersiapkan ajang berskala internasional tersebut. Ia mengungkapkan ombak laut yang ada di Mentawai ibaratkan "tambang emas" bagi daerah daratan Sumatera Barat.

Oleh karena itu, pengelolaan terus dimaksimalkan dan dapat berkontribusi terhadap pendapatan daerah. Ombak di Mentawai cukup terkenal bagi para peselancar kelas dunia, karena tingginya hampir enam meter yang cukup mengasyikkan bagi penikmat olahraga air itu.

Kepulauan Mentawai tak hanya memiliki potensi ombak yang penuh tantangan untuk peselancar, tetapi juga punya obyek wisata untuk menyelam. Selain itu, di Mentawai terdapat kawasan hutan Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS) yang masih terjaga dan menyimpan flora dan fauna.

"Belum tergarap secara maksimal selama ini, karena infrastruktur masih terbatas, seperti hotel untuk penginapan dan transportasi yang memadai," ujarnya.

Justru itu, secara bertahap dilakukan pembenahan dimulai dengan membangun perkampungan nelayan yang sadar wisata, sehingga ke depan rumah-rumah masyarakat dapat dijadikan sebagai tempat penginapan.

"Kita butuh dukungan pemerintah provinsi dan pusat serta pelaku pariwisata untuk percepatan pembenahan infrastruktur dan membangun kesadaran masyarakat," kata Desti.  

Selain Mentawai, pada 2012 sejumlah daerah di Sumatera Barat mengalokasi anggaran tergolong besar untuk sektor pariwisata. Salah satunya adalah Sawahlunto senilai 2 miliar Rupiah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KONI Dorong Kota Malang Menjadi Destinasi Sport Tourism

KONI Dorong Kota Malang Menjadi Destinasi Sport Tourism

Travel Update
Koryu Space Japan Foundation: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk

Koryu Space Japan Foundation: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk

Travel Tips
Koryu Space Japan Foundation, Working Space Gratis di Jakarta

Koryu Space Japan Foundation, Working Space Gratis di Jakarta

Travel Update
 Legaran Svarnadvipa di Tanah Datar Sumbar, Pertunjukkan Seni untuk Korban Bencana

Legaran Svarnadvipa di Tanah Datar Sumbar, Pertunjukkan Seni untuk Korban Bencana

Travel Update
Pengalaman ke Hutan Kota Babakan Siliwangi Bandung, Menyejukkan Mata

Pengalaman ke Hutan Kota Babakan Siliwangi Bandung, Menyejukkan Mata

Jalan Jalan
Taman Sejarah Bandung: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Taman Sejarah Bandung: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Antik Cikapundung di Bandung Naik DAMRI dan Angkot

Cara ke Pasar Antik Cikapundung di Bandung Naik DAMRI dan Angkot

Travel Tips
Larangan 'Study Tour' Disebut Tak Berdampak pada Pariwisata Dieng

Larangan "Study Tour" Disebut Tak Berdampak pada Pariwisata Dieng

Travel Update
Daftar Tanggal Merah dan Cuti Bersama Juni 2024, Bisa Libur 4 Hari

Daftar Tanggal Merah dan Cuti Bersama Juni 2024, Bisa Libur 4 Hari

Travel Update
Ada Anggapan Bali Dijajah Turis Asing, Menparekraf Tidak Setuju

Ada Anggapan Bali Dijajah Turis Asing, Menparekraf Tidak Setuju

Travel Update
Ada Kecelakaan Bus 'Study Tour' Lagi, Sandiaga: Akan Ada Sanksi Tegas

Ada Kecelakaan Bus "Study Tour" Lagi, Sandiaga: Akan Ada Sanksi Tegas

Travel Update
Jadwal Kereta Wisata Ambarawa Relasi Ambarawa-Tuntang Juni 2024

Jadwal Kereta Wisata Ambarawa Relasi Ambarawa-Tuntang Juni 2024

Travel Update
Itinerary 2 Hari 1 Malam di Badui Dalam, Bertemu Warga dan ke Mata Air

Itinerary 2 Hari 1 Malam di Badui Dalam, Bertemu Warga dan ke Mata Air

Itinerary
3 Aktivitas di Taman Sejarah Bandung, Nongkrong Sambil Belajar Sejarah

3 Aktivitas di Taman Sejarah Bandung, Nongkrong Sambil Belajar Sejarah

Jalan Jalan
Rute Naik Angkot ke Taman Sejarah Bandung dari Gedung Sate

Rute Naik Angkot ke Taman Sejarah Bandung dari Gedung Sate

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com