Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Sudah Membumbui Dunia sejak Abad Ke-16

Kompas.com - 06/06/2013, 14:57 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Indonesia sudah membumbui masakan dunia dengan rempah-rempah Nusantara sejak abad ke-16 atau tahun 1500-an.

"Tepatnya saat ekspedisi rempah-rempah yang dilakukan bangsa Eropa saat masuk Nusantara," ungkap gastronomis Indonesia, Prof Murdijati Dardjito, di Jakarta, Selasa (4/6/2013).

Rempah-rempah dari bumi Nusantara ini digunakan bangsa Eropa untuk membumbui masakan mereka. Oleh karena itu, sepatutnya kuliner Nusantara mendapat tempat di kancah internasional.

Selain itu, ia menuturkan,, gastronomi merupakan eksplorasi ilmiah dan transformasi dalam kegiatan kuliner dan cara menikmati makanan. Masyarakat Nusantara sejak lama tak hanya kaya akan beragam kuliner dan tata cara memasak, tetapi juga budaya dan cara makan.  

"Tetapi juga sejarah makan, budaya makan, cara makan, ini yang harus diketahui para koki Indonesia. Bahkan sampai legenda di balik makanan. Koki kita perlu pemahaman gastronomi Indonesia agar kuliner Indonesia menjadi raja dunia," tuturnya.

Murdijati memberi contoh cara makan rijsttafel yang diperkenalkan orang Belanda di kalangan masyarakat Eropa merupakan adopsi memakan makanan Jawa, tetapi dengan tata cara ala Belanda.

"Hal sebaliknya juga dilakukan orang Jawa. Jawa punya bir jawa. Ini mulanya di Keraton Yogyakarta. Kalau ada tamu Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Raja Yogyakarta mengadakan apel besar yang mengundang abdi dalem," ungkap Murdijati.

Jika yang disuguhkan bir benaran, lanjutnya, tentu saja biaya untuk menjamu akan mahal sekali karena harus impor. Orang Jawa kemudian membuat minuman sendiri yang terdiri dari 10 jenis rempah-rempah, termasuk secang.

"Kasih perasanya jeruk nipis dan warnanya jadi persis sama seperti bir Heineken asal Belanda. Dengan blangkon dan duduk bersila, para abdi dalem bersama-sama Gubernur Jenderal Hindia Belanda minum bir jawa. Modal kecil, tetapi penuh unsur lokalitas yang eksotik dan sehat," kata Murdijati.

Selain itu, ia juga memberi contoh tumpeng yang menganut konsep piramida makanan, yaitu panduan makan sehat dengan puncaknya berupa gula dan minyak serta di bagian dasar piramida adalah sayur dan buah.

Ia mengaku pernah memperkenalkan tumpeng ke orang-orang di World Health Organization (WHO), dan mereka terkejut karena tumpeng sesuai dengan konsep piramida makanan di ilmu gizi dan pangan.

"Tetapi, saya lihat sekarang ibu-ibu muda kalau bikin acara ulang tahun malah bangga perginya ke restoran fast food. Sudah lupa sama dengan tumpeng, padahal itu filosofinya tinggi," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dekat Malioboro, Personel Layanan Shower and Locker Bakal Ditambah Saat Long Weekend

Dekat Malioboro, Personel Layanan Shower and Locker Bakal Ditambah Saat Long Weekend

Travel Update
Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Hotel Story
3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

Travel Tips
Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum 

Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum 

Jalan Jalan
Area Baduy Dalam Buka Lagi untuk Wisatawan Setalah Perayaan Kawalu 

Area Baduy Dalam Buka Lagi untuk Wisatawan Setalah Perayaan Kawalu 

Travel Update
5 Wisata di Bandung Barat, Ada Danau hingga Bukit

5 Wisata di Bandung Barat, Ada Danau hingga Bukit

Jalan Jalan
Aktivitas Bandara Sam Ratulangi Kembali Normal Usai Erupsi Gunung Ruang 

Aktivitas Bandara Sam Ratulangi Kembali Normal Usai Erupsi Gunung Ruang 

Travel Update
5 Cara Motret Sunset dengan Menggunakan HP

5 Cara Motret Sunset dengan Menggunakan HP

Travel Tips
Harga Tiket Masuk Balong Geulis Cibugel Sumedang

Harga Tiket Masuk Balong Geulis Cibugel Sumedang

Jalan Jalan
Tips Menuju ke Balong Geulis, Disuguhi Pemandangan Indah

Tips Menuju ke Balong Geulis, Disuguhi Pemandangan Indah

Travel Update
Serunya Wisata Kolam Renang di Balong Geulis Sumedang

Serunya Wisata Kolam Renang di Balong Geulis Sumedang

Jalan Jalan
Nekat Sulut 'Flare' atau Kembang Api di Gunung Andong, Ini Sanksinya

Nekat Sulut "Flare" atau Kembang Api di Gunung Andong, Ini Sanksinya

Travel Update
Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Travel Update
Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Travel Update
Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com