Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyaksikan Cenderawasih Merah Menari di Sawinggrai

Kompas.com - 07/06/2013, 16:49 WIB

KOMPAS.com - Apabila Anda berkesempatan mengunjungi Kepulauan Raja Ampat yang disebut-sebut sebagai surga menyelam dengan koleksi terumbu karang terkaya di dunia maka kiranya perlu menyempatkan waktu untuk mengunjungi Desa Sawinggrai. Desa ini terletak di Distrik Meos Mansar, Raja Ampat, Provinsi Papua Barat. Apa yang istimewa dari tempat ini?

Desa Sawinggrai menyuguhkan lokasi untuk menyaksikan atraksi Red Bird of Paradise dari burung cenderawasih merah yang masuk kategori langka. Desa ini juga menjadi salah satu desa yang paling populer setelah Arborek yang juga berada di kawasan distrik yang sama. Desa Sawinggrai saat ini dihuni oleh sekitar 36 kepala keluarga dan sebagian mereka memiliki keahlian membuat kerajinan khas pahatan patung.

Burung pengicau dari famili Paradisaedae ini disebut-sebut sebagai burung dari surga sebab memiliki bulu yang indah perpaduan dari beberapa warna. Burung cenderawasih semakin spesial keberadaannya mengingat endemik khas Papua yang habitat aslinya hanya ditemukan di kawasan paling timur Indonesia ini.

Ada empat spesies cenderawasih yang dapat ditemui di sekitar Desa  Sawinggrai ini, yaitu cenderawasih merah (Paradisaea rubra), cenderawasih belah rotan (Cicinnurus magnificus), cenderawasih kecil (Paradisaea minor), dan cenderawasih besar (Paradisaea apoda). Nah, cenderawasih merah adalah ikon khas Desa Sawinggrai. Di desa yang terpencil ini Anda berkesempatan menyaksikan langsung burung dari surga ini di habitat asli mereka yang masih terjaga.

Kabarnya, atraksi cenderwasih yang menjadi salah satu daya tarik wisata di Desa  Sawinggrai bermula dari keuletan seorang Yesaya Mayor. Selama berbulan-bulan, ia memetakan lokasi mencari makan berikut jenis makanan burung ini, musim kawin dan musim bertelur. Pada musim kawin, burung cenderwasih jantan akan melakukan gerakan serupa tarian untuk memikat betina.

Yesaya Mayor berhasil memetakan tempat burung cantik ini menari dan hal ini menjadikannya pemandu pemantauan burung cenderwasih dan terutama untuk menyaksikan atraksi menari burung yang merupakan maskot Papua ini. Atraksi unik dan eksotis dari burung yang sedang menebar pesona ini dapat dinikmati sebab masyarakat Desa Sawinggrai tidak memburu cenderawasih di hutan-hutan mereka.

Selain menyaksikan burung surga menari, keunikan lain dari desa tepi pantai ini adalah memberi makan ikan di dermaga-dermaga kayu kecil. Ikan-ikan yang banyak jumlahnya itu seolah jinak, mereka tak akan segan-segan mendekati Anda dan menyantap remah roti atau makanan lain yang Anda lempar ke air laut atau bahkan dari telapak tangan Anda.

Perlu diketahui bahwa masyarakat lokal yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan ini menerapkan sasi laut, yaitu larangan untuk menangkap jenis fauna laut tertentu di sebuah kawasan dalam jangka waktu tertentu.

Larangan atau peraturan tersebut disepakati oleh semua anggota masyarakatnya. Karenanya, sensasi memberi makan ikan laut mungkin terjadi, sebab masyarakatnya begitu arif dan bijak dalam memanfaatkan kekayaan alam di sekitar mereka.

Tips

Untuk menyaksikan atraksi burung cenderawasih menari ini, sebaiknya Anda datang pada waktu selain Desember dan Februari. Bulan-bulan tersebut adalah musim bertelur bagi burung cenderawasih betina, karenanya atraksi menari tak akan dapat disaksikan pada bulan-bulan itu.

Tak ada warung makan dan restoran di Desa Sawinggrai karena itu bawalah bekal makan dan minum yang cukup saat mengunjungi kawasan tersebut.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Travel Update
19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

Travel Update
Harga Tiket Camping di Silancur Highland, Alternatif Penginapan Murah

Harga Tiket Camping di Silancur Highland, Alternatif Penginapan Murah

Travel Update
Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Silancur Highland di Magelang

Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Silancur Highland di Magelang

Travel Update
Awas Celaka! Ini Larangan di Waterpark...

Awas Celaka! Ini Larangan di Waterpark...

Travel Tips
BOB Downhill 2024, Perpaduan Adrenalin dan Pesona Borobudur Highland

BOB Downhill 2024, Perpaduan Adrenalin dan Pesona Borobudur Highland

Travel Update
Terraz Waterpark Tanjung Batu: Harga Tiket, Lokasi, dan Jam Buka

Terraz Waterpark Tanjung Batu: Harga Tiket, Lokasi, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com