Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uniknya Kampung Adat di Sumba Barat

Kompas.com - 13/08/2014, 19:05 WIB
BAGAIMANA rasanya memiliki rumah sendiri tetapi tidak boleh masuk di dalamnya? Itulah yang berlaku dalam adat di Pulau Sumba. Seorang perempuan yang berstatus menantu, tidak boleh menginjakan kakinya di sebagian rumahnya.

Pembawa acara program "Explore Indonesia" yang tayang di Kompas TV, Kamga, menjumpai larangan adat semacam itu di rumah adat di Kampung Waitabar dan Kampung Tarung. Kedua kampung ini berada di Kota Waikabubak, ibu kota Kabupaten Sumba Barat.

Anjas Prawioko/KompasTV Daging asap digantung di atas perapian di dalam rumah adat warga Sumba.
Berkunjung ke kampung yang masih tradisional ini, Kamga ditemani Lewo, salah satu pemilik rumah. Rumah berbentuk panggung dengan atap berbentuk menara menjulang. Di dinding bagian depan rumah dipajang jejeran tulang kepala dan tanduk kerbau.

Di bagian dalam rumah terdapat pembatas bambu yang memisahkan ruangan menjadi 2 bagian di sisi kanan dan kiri. Seorang perempuan menyajikan minuman kepada tamu yang datang, tetapi ia hanya memberikan dari seberang bambu.

“Kalau yang boleh masuk melalui pintu sebelah sini khusus cowok saja, kalau perempuan nggak bisa lewat sini. Maksudnya untuk perempuan menantu, kalau anak langsung boleh. Jadi istri saya walaupun tinggal di sini, seumur hidupnya tidak boleh masuk ruangan ini. Ibu saya juga tidak boleh,” jelas Lewo.

Jika larangan dilanggar, mereka mempercayai bisa timbul hal-hal yang tidak baik. Di bagian langit-langit rumah, banyak terdapat sarang laba-laba dibiarkan tanpa dibersihkan. Pemilik rumah memang sengaja membiarkan karena mereka meyakini laba-laba menjadi petanda rezeki, sehingga tidak boleh diusir.

Untuk mengetahui seberapa tua sebuah rumah, bisa dilihat dari tangkai daun kelapa yang digantung di dekat tiang rumah. Setiap tahun akan dipasang satu tankai daun kelapa untuk menandai umur rumah.

Dapur berada di bagian tengah rumah. Asap yang mengepul dari perapian bisa bermanfaat untuk mengawetkan kayu dan bagian-again rumah sehingga lebih kuat dan tahan lama.

Di atas tungku biasanya digantung daging asap yang dibiarkan berhari-hari hingga mengering. Daging asap bisa dikonsumsi dalam jangka waktu lama bahkan hingga satu tahun.

Lewo kemudian mengajak Kamga keluar rumah menuju halaman tengah perkampungan. Ia menunjukan sebuah gundukan dengan sebuah tiang kayu ditancapkan di tengahnya. Di dalamnya berisi 7 kepala manusia.

Anjas Prawioko/KompasTV Tanduk Kerbau dipajang di dinding depan rumah adat di Kampung Waitabar.
“Ini namanya adung. Tempat kepala manusia musuh. Dulu sekali kan antar kampung sering perang, jadi musuh yang dibunuh kepalanya dikubur di sini,” jelas Lewo.

Seringnya terjadi perang antar kampung pada masa lampau, membuat perkampungan adat di Sumba sebagian besar berada di atas bukit. Hal ini didesain untuk menangkal serangan musuh.

Dengan berada di atas bukit, musuh akan sulit melakukan penyerangan. Sementara di bagian atas, warga kampung tinggal menggulingkan batu-batu besar untuk menghalau lawan.

Saksikan selengkapnya perjalanan Kamga di Sumba Barat dalam program "Explore Indonesia" yang akan tayang pada Rabu ini (13/8/2014) pukul 20.00 WIB di Kompas TV. (Anjas Prawioko)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

Travel Update
Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Travel Update
10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

Travel Tips
5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

Jalan Jalan
5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

Travel Tips
Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Jalan Jalan
Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Jalan Jalan
Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Travel Update
Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Jalan Jalan
Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Travel Update
Arab Saudi Targetkan Lebih dari 2 Juta Kunjungan Turis Indonesia pada 2024

Arab Saudi Targetkan Lebih dari 2 Juta Kunjungan Turis Indonesia pada 2024

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com