Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Promosi ke Eropa Harus Tetap Dilakukan

Kompas.com - 25/11/2014, 13:21 WIB
DENPASAR, KOMPAS.com - Pemerintah harus tetap melakukan kegiatan promosi pariwisata ke negara-negara di kawasan Eropa, mengingat masyarakat asal sejumlah negara itu sangat potensial dan diketahui loyal membelanjakan dollarnya.

"Permintaan promosi ke Eropa karena masyarakat negeri itu potensial melakukan perjalanan wisata ke luar negeri, dan Bali yang kaya akan seni budaya sangat cocok bagi mereka," kata Pengamat Pariwisata, Dewa Rai Budiasa di Denpasar Selasa (25/11/2014).

Sejumlah turis dari negara kawasan Eropa rata-rata mengalami peningkatan tujuh persen ke Bali dan kondisi itu tetap perlu diimbangan dengan promosi yang lebih gencar sehingga keingintahuan calon turis di sana merealisasikan datang ke Pulau Dewata.

"Kalau Bali kurang mampu berpromosi ke Eropa, pemerintah pusat perlu lebih intensif melakukan usaha kearah itu untuk bisa menarik lebih banyak masyarakat internasional termasuk turis Eropa datang berlibur ke negeri ini," ujar Dewa Rai.

Apalagi perusahaan penerbangan Garuda Indonesia dan penerbangan internasional negara lainnya semakin gencar melakukan penerbangan mengambil lintasan dari Eropa ke Indonesia dan sebaliknya, maka wajar kalau turis Eropa semakin banyak ke Indonesia.

EKA JUNI ARTAWAN Wisatawan Jerman tengah melakukan aktivitas trekking dengan menyusuri pematang yang ditumbuhi kacang-kacangan dan tanaman sayur lainnya di Dusun Tabola, Sidemen, Karangasem, Bali.
Ada sejumlah Negara Eropa yang termasuk sepuluh besar pemasok turis asing ke Bali seperti Perancis yang ada di peringkat tujuh besar, dengan jumlah kunjungan 113.966 orang selama Januari-Oktober 2014 naik dari sebelumnya hanya 106.063 orang.

Turis berkebangsaan Inggris ada di urutan kedelapan dengan 107.736 orang sepuluh bulan I-2014 bertambah 7,08 persen dari periode yang sama 2013 hanya 100.617 orang. Pelancong Jerman bertambah 10 persen dari 82.199 orang menjadi 90.534 orang Januari-Oktober 2014.

Bertambah banyak wisatawan asal negara di kawasan itu maka secara keseluruhan turis Eropa ke Bali tercatat sebanyak 634.752 orang selama Januari-Oktober 2014, yang peranannya mencapai 20.33 persen dari seluruh turis asing ke Bali periode ini 3,1 juta orang.

Dewa Rai Budiasa menilai, perilaku wisatawan asing yang datang ke Bali mulai berubah, terutama dalam memilih lokasi penginapan yakni sekitar tahun 1980-an mereka yang berlibur ke sini umumnya menyenangi penginapan di pantai baik itu di Kuta, Sanur maupun Nusa Dua, Kabupaten Badung.

Saat ini, mereka sudah beralih ke bangunan vila yang muncul menjamur di daerah persawahan di daerah ini sehingga tidak mengherankan kalau penginapan elite muncul di daerah pertanian, kawasan tebing sungai di kawasan wisata Ubud dan Payangan Kabupaten Gianyar.

KOMPAS/BENNY D KOESTANTO Wisatawan melihat dari jarak cukup dekat lumba-lumba yang muncul di permukaan di Pantai Lovina, Singaraja, Bali.
Menurut Budiasa, wisatawan luar negeri yang datang berlibur ke Pulau Dewata, umumnya menginginkan ketenangan batin, mengingat di negerinya sudah sibuk dari berbagai aktivitas yang sangat melelahkan.

Turis asing yang mencari ketenangan di Bali bisa disaksikan, mereka sekarang lebih senang menginap di hotel atau vila yang ada di pinggir sungai (jurang) atau di lereng tebing yang kebanyakan ada di pedesaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com