Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sampah Berserakan di Derawan

Kompas.com - 08/12/2014, 17:44 WIB
BERAU, KOMPAS — Kepulauan Derawan, yang menjadi tempat wisata andalan Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur, memang menyajikan pesona bawah laut yang indah. Namun, kawasan itu tidak terurus baik. Sampah dibiarkan berserakan serta menumpuk di mana-mana. Bahkan, tidak ada tempat pembuangan akhir.

”Masalah sampah inilah yang belum terpecahkan. Derawan semakin dikenal, dikunjungi, suka tidak suka sampah pun bertambah. Sebagian kecil sampah dimusnahkan warga dengan cara dibakar, tapi sebagian besar sampah, ya, akhirnya tidak bisa dibuang,” kata Mapasikra Mapaselleng, Staf Ahli Bupati Berau, Minggu (7/12/2014).

Pantauan Kompas pekan lalu, tampak sampah berserakan di seluruh penjuru Derawan, terutama di jalan di perkampungan, halaman rumah penduduk, dan pantai. Ketika melongok dari atas jembatan kayu di pantai, sampah-sampah plastik terlihat jelas di dasar laut. Sampah juga tersangkut di terumbu karang. Puntung rokok pun dibuang di sembarang tempat.

Pulau-pulau lain yang termasuk Kepulauan Derawan, seperti Sangalaki, Kakaban, dan Maratua, juga tidak terbebas dari sampah. Kakaban, yang merupakan pulau karang tak berpenghuni, juga penuh sampah plastik. Kakaban memiliki danau habitat ubur-ubur yang tidak menyengat dan kini menjadi tempat favorit wisatawan.

Salah satu pengunjung, Novi Abdi, juga mengeluhkan soal sampah. Karyawan swasta asal Kota Balikpapan, Kaltim, ini sempat berkeliling Derawan dan menyelam di perairan Derawan, Sangalaki, Maratua, dan Kakaban. Dia melihat sampah di pulau-pulau itu.

”Sebagian warga belum menyadari persoalan sampah sangat mengganggu wisatawan. Di sisi lain, pemerintah kurang menyadarkan mereka. Akhirnya, ya, jadi begini, sampahnya di mana-mana. Di darat, pantai, laut, semuanya ada sampah,” ujar Novi.

Butuh TPA

Menurut Budi, warga Derawan yang bekerja sebagai pemandu wisatawan, Derawan sangat membutuhkan tempat pembuangan akhir (TPA). ”Separuh sampah dihasilkan warga, tetapi separuhnya lagi adalah dari wisatawan. Ada warga yang masih membuang sampah sembarangan, tapi ada juga turis yang begitu. Larangan membuang sampah, kan, juga sudah ada, tapi ya, mau bagaimana lagi,” papar Budi.

KOMPAS/EDDY HASBY Pulau Derawan di Kalimantan Timur.
Hal serupa juga dikeluhkan Mardiawati, pemilik penginapan (homestay) di Derawan. Ia mengatakan, tamu sering mengeluhkan sampah. Mereka berharap Derawan bersih.

Mapasikra mengutarakan, ada dua solusi pengelolaan sampah untuk Derawan, yakni dibakar dengan standar khusus seperti dilakukan rumah sakit atau mengangkut sampah memakai kapal ke Tanjung Batu. Kans terbesar adalah yang kedua, walau biayanya tetap tidak murah.

”Sebisa mungkin Derawan jangan sampai berurusan dengan sampah karena itu tempat wisata andalan kami, bahkan juga Kaltim. Jadi, solusi paling bagus, ya, membawa sampah ke luar Derawan dan yang terdekat adalah Tanjung Batu. Ini masih kami pikirkan teknisnya,” katanya.

Sedikitnya 3.000 wisatawan berkunjung ke Derawan tiap bulan. Ini merupakan potensi pendapatan. Karena itu, Pemkab Berau bertekad, tahun depan, masalah sampah sudah teratasi. Apalagi, tahun 2016 Berau menghelat Sail Derawan. (PRA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com