Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengembangan Pariwisata Maratua Harus Berbasis Lingkungan

Kompas.com - 17/01/2015, 13:19 WIB
BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Dinas Pariwisata Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, berharap pengembangan pariwisata di Pulau Maratua harus berbasis kelestarian lingkungan, karena selama ini cenderung mengabaikan pemeliharaan lingkungan dan sumber daya alam.

"Turis yang datang dalam rombongan besar ke Pulau Maratua, masing sering terlihat membuang sampah sembarangan ke laut. Ini bisa merusak kondisi lingkungan setempat," kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Berau, Rochyani di Balikpapan, Kamis (15/1/2015).

Pulau Maratua terletak di wilayah Kecamatan Maratua, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Pulau itu merupakan salah satu pulau terluar Indonesia di ujung Selat Makassar bagian utara dan Laut Sulawesi, yang berbatasan dengan Malaysia dan Filipina.

Selain turis, lanjut Rochyani, kerusakan juga diakibatkan ulah para penyelam yang menyentuh terumbu karang. Bahkan, ada wisatawan yang mencari telur penyu, baik untuk dikonsumsi atau untuk oleh-oleh, padahal hal itu sangat dilarang.

KOMPAS.com/FABIAN JANUARIUS KUWADO Bungkus makanan ringan buatan Malaysia mengotori pantai Pulau Maratua, Kecamatan Derawan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.
"Oleh karena itu, kami berharap melalui program MESSI (Maratua Ecotourism for Sustainable Small Island), bisa mengarahkan kegiatan wisata di Maratua ke arah lebih baik. Lingkungan tetap terpelihara dan turis banyak datang untuk berwisata," papar Rochyani.

MESSI adalah program yang dikerjakan bersama oleh Yayasan Keanekaragaman Hayati dan Chevron Indonesia mulai Januari 2015. Dalam program tersebut dibuat kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan layanan kepada turis agar sesuai standar nasional maupun internasional.

Direktur Eksekutif Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (Kehati) MS Sembiring mengatakan beberapa kegiatan yang dilakukan, antara lain pelatihan untuk pemandu wisata dan pedoman perbaikan homestay hingga sesuai standar internasional.

Selain itu, ada sosialisasi kepada masyarakat, terutama penduduk Pulau Maratua, mengenai pentingnya menjaga kelestarian alam dan lingkungan tempat hidup mereka. "Yang lebih penting, semua kegiatan ini melibatkan masyarakat sebagai aktor utama," katanya.

Menurut Sembiring, Pulau Maratua yang masuk dalam gugusan Kepulauan Derawan, Kabupaten Berau, dikenal memiliki tingkat keanekaragaman hayati sangat tinggi. Di lokasi itu terdapat lebih dari 1.000 spesies biota laut dan 832 spesies ikan karang yang hidup di Perairan Maratua dan pulau-pulau di sekitarnya, serta menjadi habitat penyu hijau (Chelonia mydas) dan ikan pari manta (Manta birostris).

KOMPAS/ICHWAN SUSANTO Penyu hijau tampak bermain di ekosistem terumbu karang di Pulau Maratua, bagian dari Taman Pesisir Kepulauan Derawan, di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, Sabtu (13/12/2014). Wisata alam bahari di kawasan tersebut mendongkrak minat para investor. Jika tak ada upaya pemberdayaan di kawasan pesisir itu, masyarakat setempat akan kian terpinggirkan.
Vice President Operations and Maintenance Chevron Indonesia, Wahyu Budiarto menambahkan bersama Yayasan Kehati, pihaknya juga telah melaksanakan program "Green Corridor Initiatives" yang dimulai pada 2011.

Program itu berupa pembuatan koridor antara hutan konservasi Gunung Salak dan Taman Nasional Gunung Halimun dengan penanaman 250.000 bibit pohon. "Hal itu bertujuan menyatukan habitat Owa Jawa (Hylobates Moloch) yang ada di kedua gunung itu. Populasi satwa itu tinggal lebih kurang 2.000 ekor dan hanya terdapat di Jawa bagian barat," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Tips Traveling dengan Hewan Peliharaan yang Aman

5 Tips Traveling dengan Hewan Peliharaan yang Aman

Travel Tips
Traveloka dan Baby Shark Beri Diskon Liburan Sekolah hingga 50 Persen

Traveloka dan Baby Shark Beri Diskon Liburan Sekolah hingga 50 Persen

Travel Update
4 Kesalahan yang Harus Dihindari Saat Melawati Keamanan Bandara

4 Kesalahan yang Harus Dihindari Saat Melawati Keamanan Bandara

Travel Tips
KAI Sediakan 739.000 Kursi Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus

KAI Sediakan 739.000 Kursi Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
Kadispar Bali: Pungutan Wisatawan Asing Sudah Hampir Rp 79 Miliar

Kadispar Bali: Pungutan Wisatawan Asing Sudah Hampir Rp 79 Miliar

Travel Update
Tips Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri, Jangan Kesiangan

Tips Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri, Jangan Kesiangan

Travel Tips
Tips Atas Bengkak Selama Perjalanan Udara, Minum hingga Peregangan

Tips Atas Bengkak Selama Perjalanan Udara, Minum hingga Peregangan

Travel Tips
Harga Tiket Wisata Pantai di Bantul Terkini, Parangtritis hingga Pandansimo

Harga Tiket Wisata Pantai di Bantul Terkini, Parangtritis hingga Pandansimo

Travel Update
Ada Pungli di Curug Ciburial Bogor, Sandiaga: Perlu Ditindak Tegas

Ada Pungli di Curug Ciburial Bogor, Sandiaga: Perlu Ditindak Tegas

Travel Update
Menparekraf Bantah Akan Ada Pungutan Dana Pariwisata kepada Wisatawan

Menparekraf Bantah Akan Ada Pungutan Dana Pariwisata kepada Wisatawan

Travel Update
Sandiaga Dukung Sanksi Tegas untuk Penyulut 'Flare' di Gunung Andong

Sandiaga Dukung Sanksi Tegas untuk Penyulut "Flare" di Gunung Andong

Travel Update
Waktu Terbaik untuk Beli Tiket Pesawat agar Murah, Jangan Mepet

Waktu Terbaik untuk Beli Tiket Pesawat agar Murah, Jangan Mepet

Travel Tips
Taman Burung-Anggrek di Papua: Lokasi dan Harga Tiket Masuk

Taman Burung-Anggrek di Papua: Lokasi dan Harga Tiket Masuk

Travel Update
5 Air Terjun di Probolinggo, Ada Air Terjun Tertinggi di Jawa

5 Air Terjun di Probolinggo, Ada Air Terjun Tertinggi di Jawa

Jalan Jalan
4 Festival di Hong Kong untuk Dikunjungi pada Mei 2024

4 Festival di Hong Kong untuk Dikunjungi pada Mei 2024

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com