Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harum Khas Kue Keranjang Berbungkus Daun Pisang

Kompas.com - 14/02/2015, 15:10 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Di Kota Magelang, Jawa Tengah, terdapat kue keranjang yang masih mempertahankan keaslian rasa dan tetap menggunakan cara tradisional dalam pengolahannya. Salah satunya, kue keranjang hasil produksi katering Sari Rasa yang ada di Jalan Brigjen Katamso Nomor 11 Kota Magelang.

Setiap menjelang tahun baru Imlek, katering ini kebanjiran order kue keranjang. Tidak saja dari dalam Kota Magelang tetapi juga luar kota. Maklum, kue keranjang mereka terkenal memiliki rasa yang otentik.

Seperti kue keranjang pada umumnya, kue ini mirip jenang atau dodol berwarna cokelat keemasan dan terasa manis. Namun jika pada umumnya dibungkus plastik, kue buatan katering Sari Rasa masing menggunakan daun pisang. Inilah kunci rasa kue keranjang mereka yang beraroma sangat khas sehingga disukai banyak konsumen.

Juliawati (49), pemilik katering Sari Rasa, menjelaskan ia memang masih mempertahankan cara memasak yang tradisional seperti yang diajarkan oleh orang tuanya dulu. Menurutnya, cara tersebut justru menghasilkan aroma dan rasa yang otentik.

"Ada ada aroma yang khas pada kue keranjang kami karena pada saat mengukus kami tetap sertakan daun pisang pembungkusnya. Resep ini kami peroleh dari resep orang tua yang sudah pengalaman bikin kue keranjang sejak 60 tahun silam," ujar Cik Yulien, panggilan akrab Juliawati.

Selain itu, ia juga menggunakan bahan dasar tepung ketan Jawa yang berkualitas. Bahkan, ia menggiling sendiri tepung ketan itu sehingga terjamin kebersihannya. Dalam sehari, ia bisa menghabiskan bahan dasar tepung ketan sebanyak 500 kilogram.

"Kami pernah mencoba pakai ketan impor, tapi hasilnya malah tidak bagus. Kami juga pilih ketan yang kualitas super langsung dari bakul-bakul atau petani," beber Cik Yulien.

Sedangkan untuk pemanisnya, kata Cik Yulien, ia memakai gula pasir asli tanpa pemanis buatan. Meski tanpa pengawet, namun Cik Julien mengatakan kue keranjang buatannya bisa tahan lama sampai 3 bulan. Bahkan bila disimpan di dalam kulkas, bisa tahan sampai setahun.

Ada dua varian rasa yang dihasilkan, yakni rasa original dan cokelat. Kue keranjang bagi masyarakat Tionghoa merupakan salah satu makanan yang wajid disantap setiap tahun baru Imlek. Kue ini mulai dipergunakan sebagai sesaji pada upacara sembahyang leluhur, tujuh hari menjelang tahun baru Imlek (Ji Si Sang Ang), dan puncaknya pada malam menjelang tahun baru Imlek.

Sebagai sesaji, kue ini biasanya tidak dimakan sampai malam ke-15 setelah tahun baru Imlek (Cap Gomeh). Menurut keyakinan mereka, kue ini ditujukan sebagai hidangan untuk menyenangkan Dewa Tungku (Cau Kun Kong) agar membawa laporan yang menyenangkan kepada Raja Surga (Giok Hong Siang Te).

Selain itu, kue keranjang yang manis merupakan simbol doa agar kehidupan orang-orang yang merayakan Imlek memiliki kehidupan yang manis. Lalu bentuk kue yang bulat juga diyakini agar keluarga terus bersatu, rukun dan bulat tekad dalam menghadapi tahun yang akan datang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE Meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE Meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com