Ia pun secara langsung meminta kepada Komunitas Malioboro untuk turut menjaga kebersihan dan keamanan di Malioboro. ”Kalau ada sampah di dekatnya, ya langsung dipungut, dibersihkan. Tidak usah menunggu petugas karena ini (Malioboro) milik bersama,” ujar Haryadi, Minggu (12/7/2015).
Ia juga mengatakan, semua pelaku pariwisata wajib memelihara Malioboro. Jangan sampai citra Malioboro menjadi kumuh.
Rudyarto, Ketua Komunitas Malioboro, mengaku tak berkeberatan dengan imbauan Wali Kota Yogyakarta tersebut. Pihaknya mengaku telah menyediakan tempat sampah mandiri sehingga tak perlu menunggu petugas kebersihan untuk membersihkan sampah yang ada. "Kami juga meminta semua pedagang di Malioboro ramah terhadap pengunjung agar pengunjung bisa nyaman berada di Malioboro," papar Rudyarto.
Tempat sampah mandiri, lanjut Rudyarto, jumlahnya akan ditambah dari biasanya. Hal ini mengingat akan ada banyak pengunjung yang datang ke Malioboro saat libur Lebaran. "Biasanya sudah ada tempat sampah, tapi jumlahnya masih terbatas. Kami pun berinisiatif menambah secara swadaya sejumlah 20 tempat sampah," ujarnya.
Rudyarto menambahkan, persoalan sampah di Malioboro memang cukup dilematis. Sebab, sampah bukan hanya berasal dari pedagang, melainkan juga banyak dari para pengunjung sehingga penerapan sanksi cukup sulit dilakukan.
Ia pun mendukung langkah Pemkot Yogyakarta untuk membuat Malioboro lebih bersih dan nyaman bagi pengunjung. Pihaknya juga telah mengusulkan untuk penambahan tempat penampungan sampah di tempat khusus parkir (TKP).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.