Kedatangan rombongan tersebut difasilitasi langsung oleh Kementerian Pariwisata Republik Indonesia. Selain Liu, ada pula Dajun Luo, playwright film director NTC Pictures Television, dalam rombongan tersebut, serta sejumlah produser dan perwakilan dari Kementerian Kebudayaan Tiongkok.
Hardinata Chung, pemerhati budaya Indonesia-Tiongkok yang bergabung dalam rombongan, menjelaskan bahwa Banyuwangi sangat berbeda dengan Bali walaupun secara geografis berdekatan. "Budaya serta hubungan sosial antar-masyarakatnya masih terasa kental. Ini yang bikin mereka ingin bikin lokasi shooting di sini," kata Hardy saat bertemu dengan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Kamis (27/8/2015).
Selain itu, lanjut Hardy, alasan lain yang membuat mereka ingin membuat film di Banyuwangi adalah kedekatan historis antara Tiongkok dan Banyuwangi. "Konon, Kaisar Ming II diperkirakan pernah berkunjung ke Banyuwangi, bahkan ada yang bilang dimakamkan di sini," kata Hardy.
Beberapa bukti yang mereka lihat selama berkunjung di sini sangat mendukung dugaan mereka. "Model bangunan kelentengnya hingga corak kuno batik Banyuwangi memperkuat dugaan tersebut. Ada corak batiknya yang menyiratkan simbol-simbol kekaisaran," kata Hardy.
Selama ke Banyuwangi, rombongan asal Tiongkok tersebut mengunjungi Kelenteng Hoo Tong Bio, desa adat Kemiren, dan pusat kerajinan batik di daerah Cluring.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, rencana pembuatan film di Banyuwangi membuka kesempatan agar Banyuwangi lebih dikenal di daratan Tiongkok. "Dengan hadirnya film ini, saya yakin dapat menarik wisatawan Tiongkok untuk datang ke Banyuwangi. Terlebih lagi, tadi dikatakan setiap tahunnya terdapat 150 juta wisatawan asal Tiongkok. Ini potensi besar bagi kita," ujar Anas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.