Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Cara Membangkitkan Kuliner Indonesia yang Nyaris Punah

Kompas.com - 13/12/2015, 09:31 WIB
Kontributor Balikpapan, Dani J

Penulis

BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) berharap pemerintah di daerah berupaya keras menaikkan kelas bagi kuliner tradisional lokal, mulai dengan mendata, mengembangkan, dan mematenkan kuliner tradisional itu.

Langkah ini diyakini bisa menolong banyak kuliner lokal yang nyaris terus tersisih dengan cepat saji dan makanan asing.

Keinginan ini terungkap dari Asisten Deputi Pengembangan Segmen Pasar Personal Kemenpar, Raseno Arya, saat menghadiri Festival Makanan Nusantara di BSCC Doom di Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu (12/12/2015).

“Saya akan membuat surat ke kepala daerah-kepala daerah agar kuliner di daerah itu didata. Kuliner tradisional itu banyak sekali dan luar biasa. Kita mesti mengembangkannya,” kata Raseno.

Kuliner tradisional terus tergerus oleh kehadiran kuliner asing lewat waralaba yang terus bermunculan di Tanah Air. Kuliner asing hadir bersamaan dengan promosi negara lain yang juga gencar ke seluruh dunia.

KOMPAS/DWI AS SETIANINGSIH Buntil
“Lihat saja makanan Vietnam, Thailand, Amerika sangat diminati sekarang. Mereka hadir dengan promosi anak muda mereka dengan gaya hidup, film, dan musik mereka. Contohnya Korea dan Jepang. Maka kita harus bangkit,” kata Raseno.

Pertumbuhan mal juga semakin tidak ramah pada kuliner tradisional. Banyak kuliner tradisional mulai ditinggalkan atau bahkan hanya diberi porsi kecil di mal-mal. Makanan tradisional negeri sendiri dan lokal pun mulai tersisih.

“Jadi seharusnya ada aturan di daerah berapa persen makanan tradisional atau lokal di mal. Kalau tidak nanti  tersisih terus,” katanya.

Selain itu, menurut Raseno, daerah perlu mendata seluruh kulinernya, termasuk yang hampir punah, segera dikembangkan, bila perlu dipatenkan. Pengusaha-pengusaha lokal juga mesti terpanggil untuk mengembangkan makanan lokal. Pameran-pameran kuliner tradisional juga terus digalakkan hingga mancanegara.

“Kemudian tahun depan, kita kembali buat seperti ini (festival) khusus masakan tradisional dan yang hampir punah. Tidak boleh makanan luar (mancanegara). Kita mesti bangga makanan kita sendiri,” katanya.  

Destinasi wisata yang menonjolkan kekayaan budaya di daerah itu, termasuk kulinernya, tentu memberi kesan baik bagi wisatawan.

KOMPAS.COM/DEFRIATNO NEKE Parende kepala ikan napoleon, masakan khas Pulau Buton, Sulawesi Tenggara.
Raseno menambahkan wisata kuliner diharapkan menjadi salah satu andalan pariwisata Indonesia. Eksistensi kuliner tradisional daerah yang kuat dan pengembangnnya diyakini menjadi faktor pendukung daerah untuk wisata.

Kuliner diharapkan menjadi pendukung tercapainya target 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia di 2019. Kaltim, khususnya Balikpapan sendiri kedatangan sekitar 2 juta wisatawan hingga Oktober 2015. Angka itu mendekati target yakni 2,25 juta wisatawan di 2015. Balikpapan kini mengejar kunjungan 2,5 juta wisatawan pada 2016 mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Travel Update
Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Travel Update
6 Hotel Dekat Beach City International Stadium Ancol, mulai Rp 250.000

6 Hotel Dekat Beach City International Stadium Ancol, mulai Rp 250.000

Hotel Story
4 Hotel Dekat Pantai di Cilacap, Tarif Rp 250.000-an

4 Hotel Dekat Pantai di Cilacap, Tarif Rp 250.000-an

Hotel Story
5 Wisata Air Terjun di Karanganyar, Ada Ngargoyoso dan Jumog

5 Wisata Air Terjun di Karanganyar, Ada Ngargoyoso dan Jumog

Jalan Jalan
Pengalaman ke Desa Wisata Koto Kaciak, Coba Panen Madu Lebah Galo-Galo

Pengalaman ke Desa Wisata Koto Kaciak, Coba Panen Madu Lebah Galo-Galo

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com