Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Panjang Durian Merah Banyuwangi, dari Hutan Kalimantan Jadi Obat Masa Majapahit

Kompas.com - 03/04/2016, 10:02 WIB
Muhammad Irzal A

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Durian merah sebagai ikon durian Indonesia ternyata memiliki sejarah panjang dari zaman kerajaan di negeri ini. Reza Tirtawinata dari Yayasan Durian Nusantara mengatakan dulunya durian merah hanya tumbuh di hutan Kalimantan. Lalu, buah tersebut sempat hampir punah ketika Banyuwangi diduduki oleh Inggris.

"Asal usul durian merah yaitu dari durian hutan yang hanya tumbuh di hutan Kalimantan pada zaman kerajaan Blambangan," ujar Reza yang merupakan salah satu peneliti dan penggiat konservasi durian, dalam acara talkshow di Pesta Durian 2016 Mall Artha Gading, Sabtu (2/4/2016).

Reza mengisahkan perjalanan tersebut dimulai ketika zaman kerajaan Blambangan yang berada di kawasan timur Pulau Jawa yang merupakan salah satu kaki tangan kerajaan Majapahit. Kerajaan yang berdiri sekitar abad XIII hingga abad XVIII itu suka melakukan penjelajahan ke pulau-pulau luar Jawa, salah satunya Kalimantan.

Konon, raja Majapahit sering diberi buah tangan durian hutan yang kala itu dipercaya sebagai obat. Saat itu durian hutan atau durian merah memang merupakan obat mujarab untuk kalangan kerajaan.

Rasanya pahit seperti oli, tidak berbau, dan dagingnya tipis. Namun banyak mengandung zat-zat sebagai obat yang berkhasiat.

Kerajaan Blambangan pun turut menanam durian tersebut di kebun kerajaannya. Secara alamiah durian hutan tersebut kawin dengan durian Banyuwangi yang lezat.

Perkawinan tersebut menghasilkan durian dengan guratan merah dan memiliki rasa yang lezat seperti durian Banyuwangi. Ia menambahkan, ketika zaman VOC, durian tersebut sempat hampir punah.

Pada saat itu, VOC menjual Banyuwangi ke pemerintah Inggris untuk dijadikan perkebunan. Total 24 kebun besar dan 11 kebun kecil pun ditanami kopi dan tebu.

Untuk operasional kereta lori di kebun tersebut, pemerintahan Inggris menggunakan kayu durian merah sebagai bahan bakar terbaik kala itu. Perlahan pohon durian merah habis ditebang untuk diambil kayunya.

"Buah yang tidak terpakai tersebut dibuang dan kini tumbuh menjadi durian merah sebagai ikon durian Indonesia," ujar Reza.

Ia telah bekerja sama dengan para petani durian untuk meneliti dan mengkonservasi bibit-bibit unggul durian merah. Eko Mulyanto, salah satu pembibit Durian Banyuwangi mengatakan dirinya melakukan penelitian mulai tahun 1997 dan tahun 2009 mulai mempublikasikan hasil riset durian merah tersebut.

"Hingga kini ada 65 jenis durian merah, dan 11 di antaranya memiliki kualitas ekspor," ujar Eko kepada KompasTravel, sesaat setelah mengisi talkshow dalam acara Pesta Durian 2016, Sabtu (2/4/2016).

Ia menambahkan durian merah sangat berpotensi menjadi ikon durian Indonesia, mengalahkan Musangking dari Malaysia, dan Monthong dari Thailand.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

Hotel Story
Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

Travel Update
Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Travel Update
10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

Travel Tips
5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

Jalan Jalan
5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

Travel Tips
Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Jalan Jalan
Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Jalan Jalan
Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Travel Update
Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Jalan Jalan
Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com