Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inya Lake, Tempat "Nongkrong" Muda-mudi Yangon

Kompas.com - 11/10/2016, 13:33 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

YANGON, KOMPAS.com - Hari itu Kota Yangon seperti diselimuti kabut tipis. Jika Yangon adalah foto, ibaratnya ada yang mengaplikasikan filter vintage di depan mata. Kesan gloomy begitu terasa, tak ada secercah pun sinar matahari, asap limbah bus-bus tua mengepul tak henti-henti.

Waktu itu sekitar pukul 17.00 waktu Yangon, Myanmar. Saya melangkahkan kaki dari lobby Hotel Mulia, yang baru dibuka pada September 2016, ke Inya Lake yang berada persis di seberangnya. 

Mirip dengan Ho Chi Minh City di Vietnam, menyeberang jalan di Yangon mutlak sebuah rintangan. Namun bedanya, tak ada motor di Yangon dan seluruh Myanmar. Hal itu dibenarkan Nang Hla May, pemandu wisata yang mengantar KompasTravel bersama rombongan Tourism Authority of Thailand (TAT).

"Sejak dulu tidak ada motor di Myanmar. Berbahaya untuk keselamatan," tuturnya kepada KompasTravel

KOMPAS.COM/SRI ANINDIATI NURSASTRI Inya Lake, Yangon, Myanmar.

Alasannya semudah itu saja. Padahal, saat kita menyeberang jalan, nyawa tetap jadi taruhan. Mobil dan bus tak henti-hentinya mengebut. Bus yang jadi transportasi umum di Yangon berasal dari Jepang, namun umurnya mungkin sudah belasan hingga puluhan tahun. Ketika "batuk", bus itu mengeluarkan asap hitam legam yang mengapung selama beberapa detik di udara.

Menggunakan intuisi yang tersisa, saya menyeberang jalan pelan-pelan. Mobil dan bus tetap mengklakson meski saya berada di jalur penyeberangan.

Begitu tiba di pinggir Inya Lake, sebuah gerobak rujak mangga langsung mangkal di depan mata. Setelah memerhatikan lekat-lekat, rupanya si penjual menyuguhkan manisan mangga yang dipotong tipis-tipis kemudian diberi cabai bubuk. Persis mangga potong yang banyak ditemukan di pinggir jalan kota-kota di Indonesia.

KOMPAS.COM/SRI ANINDIATI NURSASTRI Rujak manisan mangga khas Myanmar di pinggir Inya Lake, Yangon.

Rumput hijau menghampar dari sini. Naik beberapa tangga, saya pun tiba di bibir danau. Bising dan hiruk-pikuk lalu-lintas tak lagi terdengar.

Beberapa muda-mudi asyik berfoto ria di pinggir danau. Mereka mengenakan longyi, sarung khas Myanmar, dalam beragam motif dan warna. Longyi digunakan oleh semua kalangan di Myanmar, tak terbatas gender atau status sosial.

KOMPAS.COM/SRI ANINDIATI NURSASTRI "Longyi", begitu nama sarung khas Myanmar. Sarung ini digunakan baik oleh laki-laki maupun perempuan.

Inya Lake adalah danau terbesar di Yangon. Danau ini dikelilingi taman seluas 14 hektar yang disebut Inya Lake Park. Sebelah utara Inya Lake adalah Parami Road, sebelah barat adalah Pyay Road, sebelah barat daya adalah Inya Road, sebelah selatan adalah University Avenue, dan sebelah timur adalah Kaba Aye Pagoda Road. 

Deretan jalan yang mengelilingi Inya Lake merupakan kawasan paling elit di Kota Yangon. Hanya ada beberapa bangunan yang langsung menghadap danau, antara lain tempat tinggal Aung San Suu Kyi dan Kedutaan Besar AS. 

Tak banyak yang tahu, Inya Lake adalah danau buatan yang dulu digunakan sebagai waduk. Bangsa Inggris membangun danau ini pada 1882-1883 sebagai sumber air tawar di Yangon.

KOMPAS.COM/SRI ANINDIATI NURSASTRI Inya Lake adalah danau buatan yang dulu digunakan sebagai waduk. Bangsa Inggris membangun danau ini pada 1882-1883 sebagai sumber air tawar di Yangon.

Selain nongkrong, rupanya Inya Lake juga terkenal sebagai tempat memadu kasih. Saat menyusuri pinggiran Inya Lake di Kaba Aye Pagoda Road, tampak beberapa muda-mudi sedang berduaan di pinggir danau. Mereka menikmati sore dan menunggu matahari terbenam.

Setengah jam kemudian, saya kembali mengumpulkan nyali untuk menyeberang ke Hotel Mulia. Namun kali ini, dengan sebungkus rujak mangga seharga 500 Kyat (Rp 5.000) di tangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

Hotel Story
Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

Travel Update
Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Travel Update
10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

Travel Tips
5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

Jalan Jalan
5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

Travel Tips
Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Jalan Jalan
Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Jalan Jalan
Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Travel Update
Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Jalan Jalan
Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com