BANYUWANGI, KOMPAS.com - Sejak Minggu pagi (16/10/2016), ribuan masyarakat memenuhi Pelabuhan Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur, untuk mengikuti ritual petik laut yang diadakan setiap setahun sekali tepatnya pada 15 Syuro kalender Jawa atau 15 Muharram penanggalan Islam.
Ritual dimulai sejak satu hari sebelumnya yaitu Sabtu (15/10/2016). Masyarakat nelayan di Muncar menggelar tirakatan dan pengajian di sejumlah tempat ibadah. Pada puncak acara para nelayan mengarak sesaji dari rumah tokoh masyarakat ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI).
Sesaji yang diarak diletakkan di Gitik atau perahu kecil yang memiliki panjang 5 meter. Di dalamnya berisi berbagai macam kue, buah-buahan, dua ekor ayam yang masih hidup serta kepala kambing dan pancing yang terbuat dari emas.
Setelah diarak keliling kampung, gitik dipindahkan ke salah satu kapal dan dibawa ke tengah lautan lepas diiringi dengan puluhan kapal slerek milik nelayan Muncar. Kapal tersebut dihiasi dengan ornamen-ornamen indah serta dilengkapi dengan sound system untuk memutar musik.
Masyarakat pun sudah menunggu di masing-masing kapal untuk mengikuti tradisi larung sesaji. Sekali komando, puluhan kapal tersebut menuju ke Plawangan sebuah lokasi berair tenang di dekat Semenanjung Sembulungan.
Mereka juga menyiramkan air laut yang dilewati sesaji ke badan perahu. "Air laut dipercikkan ke perahu dengan harapan semoga berkah dan dijauhkan dari malapetaka selama kami melaut mencari ikan," jelas Hasan Basri, ketua panitia petik laut kepada KompasTravel, Minggu (16/10/2016).
Sementara untuk kepala kambing dan pancing emas tetap dibiarkan di lautan lepas.
Kemudian arak-arakan perahu tersebut bergerak ke Sembulungan, semenanjung kecil di tengah perairan laut Muncar untuk melarung sesaji untuk kedua kalinya lalu mereka ziarah ke Makam Sayid Yusuf yang ada semenanjung.
Menurut Hasan Basri, Sayid Yusuf adalah orang yang pertama kali membuka lokasi di Tanjung Sembulungan.
Selain di Muncar, sejumlah nelayan juga menggelar ritual sedekah laut pada bulan Muharam yaitu nelayan pantai Grajagan di Kecamatan Purwoharjo, pantai Pancer di Kecamatan Pesanggaran, dan pantai Bulusan di Kecamatan Kalipuro.
"Namun yang terbesar ada di Muncar, karena Pelabuhan Muncar merupakan pelabuhan terbesar yang ada di Banyuwangi," ujar Hasan Basri.
Sementara itu Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widyatmoko saat menghadiri pesta rakyat ini menjelaskan, Pemkab Banyuwangi konsisten mengangkat kearifan budaya lokal yang telah ada di tengah masyarakat. Salah satunya, dengan memasukkan tradisi petik laut dalam agenda wisata tahunan Banyuwangi Festival.
“Ini bentuk intervensi pemda untuk mengenalkan budaya asli Banyuwangi kepada masyarakat global. Dengan mem-branding tradisi ini dalam kemasan festival. Kita berharap tradisi ini akan terus hidup dan menjadi daya tarik yang mampu meningkatkan kunjungan wisatawan serta perekonomian masyarakat sekitar,” ujar Yusuf.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.